Pesan Kematian Mayyang

8.2K 798 4
                                    

Seorang wanita tua berumur lebih dari setengah abad duduk di hadapan Alfa dan Vin. Dari pembawaannya yang lemah-lembut dan elegan, menunjukkan bahwa beliau bukan wanita sembarangan. Vin bahkan tak berani mengangkat kepalanya sedari tadi. Ia hanya menunduk dan bersembunyi di balik tubuh Alfa.

"Kamu pasti lelah, sini, kemarikan tanganmu, Nak," wanita itu berusaha meraih tangan Vin.

Vin memberikan tangannya takut-takut.

"Tenang, tak apa. Ibu tahu apa yang kamu alami. Setelah ini, baik Mayyang maupun orang itu, tak akan ada lagi yang mengganggumu, Nak," kata wanita itu lembut sambil mengelus tangan Vin.

"Orang itu? Mayyang? Apa maksud Ibu?" Alfa tak paham sama sekali dengan pembicaraan wanita itu.

"Kamu sedang menangani sebuah kasus besar yang berbahaya, Nak. Sudah, hentikan saja penyelidikan dan tutup kasusnya," wanita itu berbicara sambil menatap tajam ke arah Alfa.

"Jadi maksud Ibu, apa yang terjadi pada Vin disebabkan kami menangani kasus ini? Bagaimana bisa sesosok mayat menyebabkan semua kekacauan ini terjadi?" Alfa tak habis pikir.

"Ada hal-hal metafisika di luar nalar yang tak akan bisa dijelaskan. Mayyang adalah korban yang ditumbalkan. Lalu si pelaku tak ingin kejahatannya terungkap," jelas wanita itu.

Rahang Alfa mengeras, sungguh akal pikirannya tak bisa menerima penjelasan wanita itu. Belasan tahun berkecimpung menangani kasus pembunuhan dan kematian misterius selama ini, tak ada yang tak bisa diselesaikan dengan logikanya yang tajam. Alfa adalah seorang jenius dengan insting detektif yang tajam.

"Ibu tahu apa yang ada di benakmu, Nak. Jangan sampai ego dan logikamu itu membuatmu kehilangan kedua sahabatmu," wanita itu seolah bisa membaca apa yang ada di pikiran Alfa.

"Jadi Gloria juga sakit karena ...? Tapi bagaimana mungkin?" Alfa masih terus menuntut penjelasan.

"Sudah, hentikan kasus ini. Pulanglah dan kuburkan mayat Mayyang dengan layak. Ibu akan membuat pengajian disini untuk mendoakan arwahnya agar tenang."

Wanita itu menutup percakapan dengan Alfa. Merapalkan beberapa doa lalu meniupkan nafasnya pada sebotol air dan memberikannya pada Vin.

"Minumlah hingga habis, lalu banyak dekatkan diri pada Tuhan. Kebajikan akan kembali kepada pemiliknya, keburukan akan berbalik kepada pembuatnya," kata wanita itu. Lalu sambil tersenyum ia memberikan botol air minum itu pada Vin.

"Ayo, kita pergi." Vin menggandeng Alfa untuk segera meninggalkan tempat itu.

"Satu hal, saya ingin menanyakan satu hal!" Alfa bangkit berdiri, hendak pergi, namun terhenti karena gelombang penasaran dalam dirinya yang belum terpuaskan.

Wanita itu tersenyum penuh arti, sambil memandang Alfa. "Apartemen Gedung 4, lantai 7, kamar nomer 93," bisiknya masih sambil tersenyum.

Alfa dan Vin kemudian bergegas pergi.

MayyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang