Alfa bergegas berlari ke ruang tunggu. Namun sesampainya di ruangan tunggu, ia tak menemui sosok perempuan bertopi yang tertangkap kamera CCTV. Hanya beberapa pria yang beberapa mukanya seolah tak asing bagi Alfa.
"Kau yakin mereka benar-benar keluarga korban, Sir?" tanya Alfa pada sahabatnya itu, setengah berbisik.
Kompol Alex memberi kode pada Alfa untuk mengobrol di lorong saja. Alfa mengikuti saja kehendak sahabatnya itu.
"Mereka memberikan bukti-bukti yang tak mungkin bisa tertolak," jawab Kompol Alex. "Mereka bahkan sudah menyiapkan semuanya dengan sempurna untuk dapat membawa pulang jenazahnya saat ini juga," jelasnya.
"Aku curiga, mereka bukan keluarga korban," gumam Alfa. "Bisakah kita lakukan tes DNA?" tanya Alfa.
"Kau gila!"
"Tahan mereka sebisamu, Sir. Aku akan mencari bukti bahwa mereka bukan keluarga korban!" Alfa dan Kompol Alex tiba di lobby depan kantor polisi.
Alfa menepuk pundak sahabatnya yang terpaut jauh usia itu. Ia nampak terburu-buru, lalu bergegas menuju parkiran mobilnya.
"Kau mau kemana, Al? Hei, Alfa!" teriak Kompol Alex.
Alfa tak menggubris panggilan Kompol Alex. Ia terus melangkah meninggalkan gedung kantor polisi.
"Detektif Alfa!" seseorang memanggilnya di area parkiran mobil.
"Oh, hai Joe! Apa kabar? Kau sehat?" Alfa berbalik dan menjabat tangan seorang penyidik polisi yang menyapanya.
"Bisa kita bicara sebentar di dalam mobil saya?" tanya polisi bernama Joe itu dengan senyum smirk yang penuh arti. "Tolong aku 4793!" desisnya hampir tak terdengar.
"Oh, tentu." Alfa langsung paham dan mengikuti penyidik Joe.
****
"Saya curiga mereka yang datang bukan keluarga dari Mayyang. Gadis ini besar di panti asuhan. Saya menyelidiki riwayat gadis ini sehari setelah mayatnya ditemukan di gedung itu. Saya sempat kesulitan karena bahkan di apartemen tempat tinggalnya pun, tidak banyak orang yang tahu. Mayyang adalah gadis introvert yang misterius," ujar penyidik Joe sedetik setelah ia mengunci pintu mobilnya.
"Kau sudah sampaikan itu pada atasanmu?" tanya Alfa.
"Sudah, tapi pihak keluarga korban mampu menunjukkan bukti akta kelahiran dan beberapa ijazah jenjang pendidikan Mayyang sehingga kedudukan mereka menjadi kuat," jelas penyidik Joe.
"Lalu, apa yang membuatmu yakin mereka bukan keluarga korban?" tanya Alfa tak sabar.
"Ini, coba kau lihat rekaman video dalam flaskdisk ini," bisiknya sambil secara cepat mengangsurkan sebuah flashdisk berukuran kecil kepada Alfa.
"Hei, kau dapat dari mana, Joe?" tanya Alfa terkejut.
"Apartemen Mayyang," jawab penyidik Joe setengah berbisik.
"Baik, terima kasih. Eh, mengapa tidak kita ...."
"Aku mengalami apa yang kau dan kedua sahabatmu alami. Semenjak menangani kasus ini, banyak kejanggalan terjadi dalam hidupku," potong penyidik Joe. Ia seolah tahu, Alfa ingin melihat isi flashdisk itu segera. Seketika itu pula air mukanya langsung berubah. Gambaran kengerian demi kengerian yang tak bisa dijelaskan seolah tergambar jelas di wajah penyidik Joe.
Alfapun bergidik ngeri mengingat apa saja yang telah dialaminya.
"Kau tahu? Semacam energi negatif sangat tinggi, yang bahkan mampu membuatmu seolah berhalusinasi dan menghadapi kengerian demi kengerian yang tak biasa," bisik penyidik Joe. Netranya menyapukan pandangan dari balik kaca depan mobilnya dengan panik.
"Okei, Joe! Aku mengerti, terima kasih atas informasimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayyang
Bí ẩn / Giật gânSebuah kasus pembunuhan penuh misteri, intrik dan diwarnai nuansa ilmu hitam yang kental. Detektif Alfa bersama Vin, rekannya yang indigo, berusaha menguak sebuah misteri penemuan mayat yang terburai dan terkoyak beberapa bagian di sebuah gedung tua...