Keturunan Murni

5.2K 510 4
                                    

Vin menggenggam tangan Ibu Wijaya penuh ketakutan. Sungguh kali ini ia begitu takut makhluk itu akan datang, merasukinya dan menguasai seluruh jiwanya.

"Bersyukurlah kau baik-baik saja meski telah jatuh dari gedung apartemen setinggi itu," ujar Ibu Wijaya. Ia membalut luka Vin dan mengoles memarnya dengan salep anti memar.

"Bagaimana bisa, Bu?" tanya Vin. "Apakah karena dia?" lanjut Vin lagi.

"Ibu tidak mengerti apakah yang merasukimu benar roh sucinya atau makhluk jahat yang menyerupai dan ingin menyesatkan manusia. Kau tetap harus waspada, Nak," jelas ibu Wijaya. "Yang harus kita pecaya adalah bahwa iblis akan selalu ingin menyesatkan manusia dan membuatnya semakin jauh dari Tuhan," lanjutnya.

"Tapi dia menolongku, Bu. Andai dia tidak merasukiku, aku tak akan bisa lolos dengan mudah dari para bodyguard di apartemen itu," gumam Vin.

"Ya, Kau benar sekali. Akupun tak akan bisa menyelamatkanmu seandainya betul kalian tertangkap. Mungkin kalian akan berakhir menjadi korban berikutnya, atau terbunuh sia-sia dengan misteri kematian yang tak akan pernah dapat terpecahkan," tambah Ibu Wijaya.

"Lalu, siapakah Seth itu ibu?" tanya Vin penasaran.

"Entahlah, dia hanya memperkenalkan dirinya sebagai Seth. Tanpa memberiku penjelasan lebih lanjut. Kini makhluk itu pergi dan kita tak akan bisa melacaknya," jawab Ibu Wijaya.

Vin meraih gawainya di nakas. Memeriksa apakah benda itu masih bisa berfungsi dengan benar setelah ikut jatuh bersama tubuhnya dari ketinggian yang tak biasa.

"Ting!"

Begitu bunyinya ketika Vin berhasil membuka kombinasi password pada layar gawainya tersebut. Ia kemudian mulai sibuk mengetik.

"Ada dua hasil pencarianku soal Seth," jelas Vin. "Yang pertama merujuk pada dewa kekacauan dan keburukan dalam sejarah mesir kuno. Lalu kemudian ... tentang seorang keturunan murni dari Nabi Adam," lanjut Vin. Matanya tak lepas dari mesin pencari dalam aplikasi di gawainya.

"Ya, Seth yang ibu tahu memang ada dalam sejarah mulai dari kaum ibrani, nasrani hingga muslim. Mereka mendesripsiknnya sebagai keturunan murni dari Nabi Adam. Anak ketiga laki-laki yang lahir setelah Nabi Adam kehilangan Habil. Ia jugalah yang selanjutnya menjadi leluhur dari garis keturunan para nabi dan orang-orang suci," jelas Ibu Wijaya.

"Dalam sejarah mesir kuno Seth digambarkan sebagai dewa badai bertubuh anjing yang gemar memotong-motong tubuh korbannya. Ibu ... mungkinkah, tubuh Mayyang adalah persembahan untuknya?" tanya Vin, matanya memandang tajam Ibu Wijaya.

Ibu Wijaya tersenyum, "Aku tak tahu soal itu, Nak. Aku belum pernah berurusan dengan mereka. Hanya saja setahuku, setiap penguasa, pengusaha dan orang-orang hebat di negeri ini pasti punya ritual-ritual mistis yang mereka percayai. Terlepas dari apapun keyakinannya, mereka pasti punya penasehat spiritual yang membuatnya tetap bertahan dalam persaingan dan menjadi sangat kuat hingga tak terkalahkan," jelas Ibu Wijaya.

Vin memandang Ibu Wijaya nanar. Pikirannya berputar-putar dan dipenuhi berbagai spekulasi tentang Seth.

"Sebentar ... sepertinya aku pernah mendengar sebuah kisah dalam sejarah Jawa. Kisah ini menceritakan bahwa Nabi Syits adalah cikal bakal leluhur manusia. Ketika Nabi Adam berdoa agar keturunan dari Syits ini menjadi orang-orang hebat. Iblis tak tinggal diam, ia berusaha mencampurkan keturunanya dengan keturunan Syits sehingga darah yang bercampur dengan iblispun akan memiliki kekuatan sehebat darah murni ketirunan manusianya. Itulah mengapa hitam dan putih akan selalu ada sebagai dua sisi bersebrangan," jelas Ibu Wijaya.

"Aku adalah yang terkuat diantara yang paling kuat ... hihihi ...."

Sebuah bisikan sangat halus, terdengar di telinga Vin.

MayyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang