Accident

7.3K 698 13
                                    

Mata Alfa mengerjap, lalu nanar memandang langit malam nan gelap. Kepalanya terasa amat berat, pening dan berkunang-kunang. Rasa sakit menusuk-nusuk di sekujur tubuhnya. Beberapa anggota tubuhnya yang terluka berdenyut dan mulai mengeluarkan darah.

"Vin ... tolong aku," rintihnya lirih nyaris tak berenergi. Perlahan ia berusah melepaskan sabuk pengaman, masih teringat meraih ponselnya yang menempel di dekat dashboard, lalu merangkak keluar dari mobil dengan sisa-sisa tenaga. Lambat laun kesadarannya semakin berkurang.

Mobilnya yang terbalik dan menabrak pohon di sisi kiri jalan, dibiarkan begitu saja tak jauh dari tempatnya terlentang menahan sakit. Entah bagaimana Alfa bisa selamat dari kecelakaan tunggal yang baru saja dialaminya.

Sudah berapa saat lamanya Alfa terkapar hingga hampir kehilangan kesadaran sampai akhirnya Vin datang.

"Alfa!" Vin tergesa-gesa berlari ke arah Alfa. "Mobil derek dan polisi akan datang sebentar lagi. Aku sudah meminta mereka untuk membereskan kecelakaan tunggal yang baru saja Kau alami," lanjut Vin.

"Arrgghhh, Vin. Maaf aku mengganggu tidurmu," kata Alfa sambil mengerang, menahan sakit.

"Kau tak apa? Ayo kita ke rumah sakit, tubuhmu terluka," Vin memperhatikan beberapa bagian tubuh Alfa yang berdarah.

"Aku tak apa! Vin, makhluk apa sesungguhnya yang sedang kita hadapi?" Alfa menatap lurus ke arah Vin, menuntut sebuah penjelasan.

"Apa yang terjadi?" tanya Vin.

Alfa nampak terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan kalimatnya. Netranya memandang sekeliling yang gelap dengan penuh kengerian. Lalu tangannya menggenggam erat tangan Vin. "Vin, perhatikan dengan seksama," Alfa memandang lurus ke dalam pupil mata Vin sambil tetap menggenggam tangannya.

Alfa memberikan Vin pandangan apa yang dialaminya beberapa saat lalu. Mulai dari ketika Alfa menerima telepon dari Gloria. Hingga kecelakaan itu terjadi.

***

Alfa meletakkan earphonenya setelah mendapat telepon dari Gloria. Ada gelombang penasaran, ketika Gloria memutuskan pembicaraan sambil menangis. Tapi pikirannya terlalu lelah untuk menerka-nerka dan berspekulasi.

Alfa mematung, gurat kengerian nampak jelas di raut wajahnya. Pupilnya membesar, nafasnya tercekat saat tangan itu bergerak mencengkram lehernya semakin lama semakin kencang. Membuat Alfa kesulitan bernafas sehingga tak dapat mengendalikan kemudi mobilnya.

"Heungh ... argh! Argghhh! Ugh!"

"Ckittt! Bruak! Bruak! Srtttt ... Bum!" Alfa mengerem mendadak, tak kuasa mengendalikan kemudi. Mobilnya menabrak pembatas di kanan jalan, lalu terbalik dan terseret beberapa meter hingga menabrak pohon di bahu jalan sebelah kiri.

MayyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang