File 1909

7.1K 690 3
                                    

Bau apak dan pengap menjalar ketika Alfa membuka pintu. Entah sudah berapa lama laboratorium forensik pribadi milik Gloria tak terjamah manusia.

"Sshhh, sejak kapan mereka jadi seganas ini?" bisik Vin lirih.

"Ada apa Vin?" tanya Alfa.

"Tak apa, Al! Cepat ambil file di komputer Gloria. Aku akan mencari dimana mayatnya tersimpan," suara Vin masih nyaris tak terdengar.

Alfa mengangguk, segera berjalan setengah berlari ke ruang kerja Gloria. Sepanjang lorong kuduk Alfa meremang. Udara di sekitarnya pengap dan membuat nafasnya sesak.

"Hei, mengapa ada noda darah seperti bekas terseret di sepanjang lorong?" batin Alfa ngeri. Intuisinya mengatakan ada yang tak beres dengan laboratorium sahabatnya ini selama ditinggalkan pemiliknya.

"Bip!"

Alfa membuka pesan aplikasi obrolan di gawainya, "Al, segera ambil filenya dan ayo kita pergi."

"Segera Vin." Singkat Alfa membalas pesan Vin.

Alfa bergegas menuju ruangan data Gloria. Menyalakan komputer satu-satunya di ruangan itu dan bersiap menyalakan koneksi di gawainya untuk menerima file.

"Krrrrr ... krr ... grrr ...!" sepasang mata dengan nafas memburu mengamati dari celah sebuah sudut gelap.

"Al, cepatlah! Mereka datang!" Notifikasi chat dari Vin membuat proses pengiriman file tertunda.

"Shit! Bersabarlah Vin, kau membuat suasananya semakin mencekam!" gumam Alfa kesal.

Alfa bergegas membuka beberapa file di desktop komputer Gloria. Mencari file dengan kode rahasia perpaduan tanggal lahir mereka 19-09. Gloria meletakkannya sangat tersembunyi memang. Sebuah kode file yang hanya diketahui oleh Gloria dan Alfa saja.

"Krr ... krr ... grrrr ... krrr ...!" Makhluk itu masih mengintai dengan nafas memburu yang semakin liar.

"30% ... 34% ... 45% ...." Proses transfer datanya berjalan sangat lambat.

"Graw! Grrrw! Krrr!" Suara eramannya mulai terdengar di telinga Alfa.

"Come on! Cepatlah!" Alfa mulai merasa tak tenang. Instingnya mengatakan ada bahaya yang sedang mengintainya.

"63% ... 68% ... 72% ...."

"Grrrraaaawwww!" Sekelebat bayangan hitam melompat tepat di sisi Alfa. Membuat Alfa sontak menghindar dan berputar. Alfa tak bisa melihat makhluk apa itu. Hanya tubuh dan instingnya yang merasakan adanya mahkluk lain tak kasat mata di sekitarnya.

Keringat dingin membasahi tubuh Alfa. Lukanya yang hanya sempat diobati seadanya di klinik semalam, mulai nyeri hinga menusuk-nusuk ke tulangnya. Gelombang kengerian entah dari mana mulai menjalarinya. Membuat tubuhnya menggigil ketakutan.

"83% ... 87% ... 90% ...."

"Al!" Vin memeluk tubuh Alfa yang meringkuk ketakutan. Mengusap matanya sambil merapalkan doa. "Kau bisa melihatnya?" tanyanya kemudian.

Alfa mengangkat kepalanya. Mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Netranya kemudian terfokus pada sosok yang sedang menyeringai penuh kengerian di sudut ruangan. Entah makhluk apa itu? Yang Alfa tahu, ia dan Vin harus segera pergi dari ruangan ini!

MayyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang