THE LAST NIGHT

1.3K 71 6
                                    

"Sus tolong kosong kan jadwal saya hari ini kalo bisa ya saya akan tukeran sama dokter bima" Ucap rakry seraya melepaskan jas putih nya.

"Emang ada apa dok? " Tanya suster itu sambil menata data pasien dimejanya.

"Saya ada acara hari ini, istri saya wisuda" Ucap rakry tersenyum lembut mengingat naina.

"Ooh gitu to dok, selamat ya dok buat istri nya" Celetuk suster itu sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih sus, kalo begitu saya pamit dulu" Ucap rakry dijawab dengan anggukan oleh suster tersebut.

Rakry pun melangkah kan kakinya keluar rumah sakit ini melewati koridor, disepanjang jalan rakry tersenyum tak sabar akan menghadiri acara wisuda naina. Membayangkan wajah cantiknya saja membuat rakry terkekeh pelan.

"Dokter rakry!! " Teriak suster itu sambil mengejar rakry.

Merasa namanya dipanggil rakry pun menolehkan kepalanya.

"Dok ini ada yang ketinggalan" Ucap suster itu sambil menyerahkan kotak berwarna biru tua.

Rakry memandang sejenak kotak itu, ia ingat itu adalah hadiah yang diberikan karin untuknya, rakry lupa belum membuka kotak itu sampai sekarang.

"Hallo?? Dokter?? " Ujar suster itu sambil mengibaskan tangannya didepan wajah rakry guna menyadarkan rakry dari lamunannya.

"Eh sorry sus, terima kasih ya" Ucap rakry tersadar lalu menerima kotak itu.suster itu pun tersenyum lantas berpamitan untuk kembali.

Rakry terus memandang kotak itu, sempat ada pikiran untuk membuangnya.

"Mungkin gue bisa berdamai dengan karin"batin rakry.



.
.
.


Waktu menunjukkan angka 18:00, kini naina berada di halte depan kampusnya. Naina membawa sepasang high heels nya tak heran jika sekarang telapak kaki naina sedang telanjang. Rambut yang semula tertata anggun kini terurai bebas. Kebaya yang cantik ia tutupi dengan jas pemberian hanif.

Flashback

"Kamu yakin udah dijemput rakry? "
Tanya hanif sambil berjalan beriringan dengan naina untuk kembali ke kampus, setelah menghabiskan waktu bercanda berdua ditaman.

"Iya tadi rakry nelfon aku" Ucap naina tersenyum sambil menunjukan  Handpond lalu menggoyangkannya.

"Oohh" Ujar rakry singkat

Kenapa kamu harus bohong sih nai. Batin hanif sambil menatap naina dari samping.

Setelah mereka berdua sampai.hanif melepaskan jas nya membuat naina melotot seketika.

"Nih kamu pake ini" Ucap rakry lalu memasangkan jasnya ke bahu naina.

"Lah kok? "

"You know nai, tears will speak when the mouth is no longer able to explain the hurt"

*kau tahu nai, air mata akan berbicara ketika mulut tak lagi mampu menjelaskan rasa sakit hati*

Setelah mengatakan itu hanif pergi melangkah meninggalkan naina sendiri, bukan nya kejam hanif hanya ingin naina sadar.

Mendengar ucapan hanif, hati naina sedikit tercubit. Naina memandang punggung rakry yang semakin menjauh.kenapa perasaannya tiba-tiba ada yang aneh.naina menelan ludahnya dengan berat.

Semoga semuanya baik baik saja. Batin naina.


.
.
.

Tampak lampu merah didepan membuat rakry menghentikan mobilnya.sambil menunggu lampu merah rakry membuka hp nya.

09:00

Rakry pun mematikan hpnya Kembali setelah melihat jam.angka masih menunjukan angka sembilan,masih awal bukan untuk menghadiri wisuda naina.

Tiba-tiba terlihat keanehan dari sebrang jalan,mobil yang ikut berhenti disebabkan lampu merah mulai maju dengan tidak normal.

Rakry memincingkan matanya.

Tinnnn tiiinnnn tiiiiinnn

Nampak truk besar dari sebrang melintas cepat menabraki mobil didepannya seketika membuat rakry melongo.

Dengan cepat rakry melepas sabuk pengamannya, akan tetapi sangat sulit untuk dilepaskan.

Terlihat truk itu mulai menambah kecepatan.dengan berusaha sekeras tenaga tanpa sadar membuat tangan rakry memerah.sakit tapi tak dirasakannya. Yang terpenting adalah rakry dapat keluar dari mobil.

BRUUAKKKK BRAKKK

Truk itu mulai menghantam mobil dari arah barat. Wajah rakry mulai berkeringat. Truk itu semakin mendekat dan mendekat.






BRUAAAKKKK TIIIIIINNNNN












































gelap.


















.
.
.

Naina keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Diambinya hp yang ia cas semenjak pulang dari kampusnya.

Dilihatnya 20 panggilan dari arkaarka. 17 panggilan dari iriana. 50 panggilan dari mahendra.
Heran tentu saja.naina pun bingung ingin menelfon siapa terlebih dahulu. Ia memutuskan untuk menelfon arka.

"Halo? "

Hening, naina mendengar kan semua penjelasan dari arka.yang ia tangkap hanyalah.

"Rakry kecelakaan jam 10  siang tadi, sekarang dia dirumah sakit"

Mendengar itu tanpa sadar air mata mulai menetes dengan sendirinya, jantung nya serasa ditimpuk jutaan palu,nafasnya mulai sesak.

naina terjatuh tak kuat menahan bebannya.ia berpegangan dengan dengan kasur disebelahnya.

Tatapannya kosong, pikirannya melayang entah kemana. Suara panggilan arka ditelfon ia abaikan.

Naina mendongak melihat jam. Jam menunjukkan angka 21:00. Sesak dihati naina semakin bertambah, air mata nya meneteskan deras.dalam pikiran naina hanya bisa terdiam.

____________

The end

SEÑORITA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang