Hari ini hyoora sudah kembali diijinkan pulang oleh dokter, bukan tanpa sebab tapi itu karena hyoora akan benar-benar stress jika berlama-lama di rumah sakit, cukup dua hari dan hyoora sudah tidak tahan lagi. Dia tidak bisa bekerja atau melakukan apa pun yang dia suka. Oh apalagi karena pemuda min ini selalu saja mengganggunya dengan pertanyaan aneh.
"Siapa orang yang kau suka itu?" tanya yoongi sambil mengganggu hyoora yang tengah mengemas pakaian
"Sudah berapa lama kau menyukai dia?"
"Apa dia ada di korea?"
"Apa dia orang sungguhan?"
"Berapa umurnya?"
"Apa dia lebih tampan dariku? Ah tidak mungkin aku pasti lebih tampan darinya"
"Aku menyukainya sejak aku kecil. Aku tidak tau dia dimana. Dia orang sungguhan. Aku tidak tau umurnya. Dia jelas lebih tampan darimu" jawab hyoora karena sudah sangat jengah dengan yoongi yang selalu bertanya pertanyaan-pertanyaan itu setiap hari
Yoongi tumbang dan jatuh di atas sofa. Menatap hyoora marah. Tidak menyerah, Yoongi berdiri mengambil kedua tangan hyoora lalu mendorongnya ke tembok.
"Ingat ini, tanggal 6 Mei 2019. Jam sembilan malam tepat, waktu aku jatuh cinta pada pandangan pertama terhadapmu" hyoora seketika membeku, bagaimana mungkin yoongi mengetahui kata-kata itu. Tidak mungkin yoongi mengetahuinya, hyoora lanjut membereskan barangnya. Lalu dikagetkan olah sepasang tangan kekar yang membalikkan tubuhnya dan menarik pinggang hyoora.
"Tapi hari ini bukan tanggal 6 Mei, Yoon. Sekarang juga sudah bulan Juli."
"Dulu, kata-kata itu diucapkan pada tanggal itu" yoongi semakin merapatkan jaraknya dengan hyoora
"Ingat mata ini, mata yang akan selalu memandangmu dengan penuh kasih sayang. Dengan penuh ketulusan. Dengan penuh rasa cinta serta dengan penuh rasa syukur"
Hyoora membeku, yoongi benar-benar bersikeras membuatnya terpana. Hyoora yakin bukan yoongi orangnya. Tidak ada semua pandangan itu, hyoora tidak menemukan semua pandangan itu dalam diri yoongi.
"Apa semua ini masih belum cukup? Kalau begitu bagaimana dengan ini?"
Yoongi dengan gerakan cepat menangkup pipi hyoora lalu mencium bibirnya
"Oops!!" teriak seorang laki-laki yang paling yoongi benci di seluruh dunia bahkan seluruh galaksi
"Sepertinya kau akan melakukan hal mesum. Kalau begitu aku keluar, tapi pasti sekarang rasanya sudah hambar" ejek laki-laki itu
Untung saja laki-laki itu dengan cekatan menutup pintu sebelum terkena lemparan sepatu yoongi, yoongi berniat mengejar tapi dengan segera hyoora menarik yoongi dan kembali menciumnya. Garis bawahi ini, hyoora yang menciumnya. Yoongi tersenyum dan mendorong hyoora ke sofa.
"Ini di rumah sakit min sajangnim" hyoora memperingati yoongi karena tangan nakalnya itu mulai menelusup masuk ke balik dress biru langit yang digunakan hyoora
"Aish, aku sudah tidak tahan" hyoora tersenyum lalu mengelus pipi yoongi
"Maaf, tapi aku tidak bisa melakukannya---" hyoora menarik dasi yoongi
"Aku sedang datang bulan"
Luntur sudah semangat yoongi, tidak ada lagi malam panas selama seminggu. Tapi ada yang aneh sepertinya.
"Datang bulanmu masih minggu depan, jangan membohongiku. Aku tau tanggal pastinya dan tidak perlu kusebut"
Uaaa, rasanya hyoora ingin loncat saja dari sini. Tidak tahan lagi atas ke absurdan yoongi yang sudah mendarah daging.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsessed Pedia ✔
Fanfiction"Tidak ada alasan aku menyukaimu. Aku menyukaimu karena aku menyukaimu" "Sekali aku melihatnya, aku tidak akan pernah melupakannya" "Seseorang mencintai diriku melebihi dirinya sendiri dan sekarang aku tau bahwa aku juga mulai mencintai dirinya mele...