9.

2.2K 180 5
                                    

"Ini sudah tiga jam kau tertidur hyoora, kau tidak mau bangun?" Yoongi mengelus lembut puncak kepala hyoora, menunggu sang putri tidur itu terbangun kembali. Yoongi tidak makan selama tiga jam ini dengan alasan ingin melihat hyoora sadar dulu.

"Yoongi, sudah aku juga akan menjaganya"

"Sentuh dia, kamu juga mati hoseok" hoseok bergidik ngeri dan memperhatikan hyoora sembari tiduran di sofa yang memang disediakan di ruangan itu

"Jawab pertanyaan ini dengan jujur yoon, pertanyaan ini akan benar-benar menentukan masa depanmu" ujar hoseok sambil melihat ke arah hyoora

"Apa kau tau kalau mark bertemu dengan hyoora tadi adalah sebuah kesalahan besar?" Yoongi yang awalnya tengah mengecupi tangan hyoora terhenti, menatap hoseok sebentar yang ternyata juga tengah menatapnya

"Jadi apa yang akan kau lakukan dengannya?" tanya hoseok menunjuk hyoora dengan dagunya

"Aku akan menjaganya dan tidak akan membiarkan kejadian yang sama terulang lagi"

"Kau tau kan bahwa mark menyukai dia"

"Aku juga" jawab yoongi

"Aku yang menemukan dia lebih dulu, jadi bukankah aku yang seharunya memilikinya?" Yoongi benar-benar tidak terima jika mark melakukan hal gila lagi

"Aku pasti akan membantumu. Tidak akan kubiarkan mark mendapat celah sedikit pun. Kau juga harus jaga hyoora, jangan sampai kau kehilangan orang yang kau cintai untuk kedua kalinya" meskipun mulut hoseok terkadang mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat yoongi naik darah tapi tetap saja ada beberapa kata bijak yang bisa yoongi petik. Satu kata yang paling yoongi benci adalah kehilangan.

"Terimakasih hoseok, kau memang sahabat serta saudara terbaikku. Jeongmal kamsamida"

Hoseok tersenyum miris karena hoseok tau masa lali yoongi yang begitu menyedihkan. Yoongi harus bisa bahkan wajib bisa membuat hyoora bahagia. Hoseok harus pastikan mereka berdua bisa bersatu

"Eungh.." lenguh hyoora membuat hoseok dan yoongi saling bangun menatap hyoora

Hyoora mengerjapkan matanya perlahan, berusaha menyesuaikan diri dengan banyaknya sinar yang masuk melalui netra matanya.

"Yoon" lirih hyoora yang terdengar begitu jelas di telinga yoongi dan hoseok, mereka berdua hanya saling tatap dengan ekspresi bingung. Meskipun sebenarnya di dalam diri yoongi ada kebahagiaan yang membuncah.

"Sayang, kau sudah sadar?" yoongi segera memencet tombol dokter dengan gerakan terburu-buru

Dokter serta suster datang dan memeriksa semuanya

"Pasien sudah membaik, pastikan dia tidak terlalu stress dan jangan sampai dia meminum susu sapi lagi. Kami permisi. Oh ya tuan min, sepertinya perutmu dan wajahmu juga harus dirawat" dokter hueningkai memberikan obat intuk yoongi dan yoongi membungkukkan badannya tanda terimakasih

"Syukurlah kau sudah sadar" saat yoongi hendak menggenggam kembali tangan hyoora, hyoora langsung menarik tangannya. Yoongi mengepalkan tangannya dan tersenyum remeh terhadap hyoora

"Hoseok oppa apa yang kau lakukan di sini?" alih-alih penasaran dengan yoongi, hyoora lebih memilih untuk berbicara dengan hoseok

"Kunyuk itu memintaku untuk belanja bulanan, tapi saat aku sampai rumahnya kau sakit"

"Eoh begitu, bukankah oppa sebaiknya pulang? Ini sudah larut besok oppa harus kerja bukan"

"Kau dengar itu yoongi, aku akan pulang kalau begitu" hoseok menepuk pelan pundak yoongi lalu berjalan keluar

The Obsessed Pedia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang