No kaleng-kaleng loh. Thank you 5K readers nya 🤗
Satu tahun kemudian
"APPA JAHAT!!" teriak gadis kecil berumur lima tahun dengan setelan piama pink bergambar unicorn, rambut acak-acakan, muka memerah karena menangis, dan guling mini di tangannya. Dia berlari keluar dari kamarnya sendiri. Menuruni tangga dengan cepat untuk mencari eomma nya di dapur.
"Eomma!!" Gadis kecil itu memegang ujung meja, menatap Hyoora sedih. Tentu saja Hyoora terkejut, langsung saja mematikan kompor dan memeluk gadis kecilnya.
"Ada apa sayang? Mengapa pagi-bagi begini bulan sabitnya melengkung ke bawah." Hyoora merapihkan rambut Yura, membawanya untuk duduk di kursi kecil khusus untuknya.
"Appa bilang akan menyiramku dengan air jika tidak bangun. Appa bilang tidak mau bermain dengan Yura lagi karena Yura selalu bermain boneka, appa hanya mau bermain dengan Sejun saja. Sejun lebih mudah diurus dari Yura katanya. Hiks eomma, Yura sedih." Hyoora ingin menancapkan sebilah pisau pada dada suaminya itu, tapi sayang itu hanya imajinasi nya saja. Dia masih mencintai suaminya, belum mau ditinggal sendiri masalahnya.
"APPA MASIH BISA MENDENGAR, YURA!" teriak Yoongi dari dalam kamar Yura, lelaki itu belum keluar juga dari dalam sana sejak keributan pagi ini yang terjadi antara putrinya dan dirinya sendiri.
"Eomma, appa marah."
Hyoora memberikan sepiring roti dengan selai stroberi pada Yura dan sebotol susu kedelai. Mengambil guling kecil kesukaan Yura pemberian Yoongi saat umurnya dua tahun katanya.
"Bawa ini dulu ke kamarmu. Eomma akan berbicara dengan appa mu." Yura mengangguk, dia dengan hati-hati membawa sarapannya menaiki tangga.
Brakk
Oke, itu pasti ulah Yoongi lagi. Yura hampir saja jatuh dan kembali menangis, tapi Hyoora tersenyum seakan mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.
Setelah mengantar Yura ke kamarnya, Hyoora langsung saja menghampiri Yoongi. "Aku ingin berbicara dengan Yura appa."
Hyoora menarik selimut yang digunakan Yoongi untuk sembunyi. Sembari memeluk Sejun yang usianya masih kurang dari lima bulan, Yoongi membalikkan badannya, menyengir lebar tidak berdosa pada Hyoora.
"Apa yang kau lakukan pada putri cantikku?" Kedua tangan Hyoora sudah mendarat di pinggang, tidak ada panggilan oppa berarti itu tanda kematian untuk Yoongi.
"Dia yang sulit dibangunkan. Aku juga tidak mau bermain boneka dengan Yura. Dan aku tidak salah kalau Sejun lebih mudah diurus." Yoongi bersandar pada dashboard ranjang, membenarkan posisi tidur Sejun agar bayi kecil itu tidak terbangun.
"Yura itu anakmu juga. Dia hanya seorang gadis kecil polos berusia lima tahun. Kau tidak bisa menduakannya seperti ini. Membuatnya menangis di pagi hari sama saja dengan merusak moodnya. Aku juga jelas tahu kalau Sejun lebih mudah diurus, bahkan umurnya baru menginjak empat bulan. Aku maklum kau tidak suka bermain boneka dengannya, tapi bisa kan tidak menolaknya sekasar itu."
Bibir Yoongi mengerucut, kena semprot di pagi hari memang tidak mengenakkan. Apalagi ini hari Minggu, biasanya pagi hari mereka dipenuhi canda dan tawa tapi kali ini berbeda. Yoongi juga sadar, Yura pasti kecewa dan sedih karena Yoongi mengomelinya tadi.
"Aku juga akan menyirammu kalau kau tidak bangun nanti. Bagaimana? Kau mau?"
Yoongi menggeleng, biasanya dibangunkan dengan kecupan-kecupan manis dan pelukan-pelukan manja, masa nanti langsung bilas begitu saja. Apa kabar adik Yoongi nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsessed Pedia ✔
Fanfic"Tidak ada alasan aku menyukaimu. Aku menyukaimu karena aku menyukaimu" "Sekali aku melihatnya, aku tidak akan pernah melupakannya" "Seseorang mencintai diriku melebihi dirinya sendiri dan sekarang aku tau bahwa aku juga mulai mencintai dirinya mele...