21.

1.6K 127 3
                                    

Flashback

"Menikahlah denganku Hyoora, kita akan pergi sejauh mungkin dari sini. Mereka tidak akan mengganggumu lagi, terutama Mark. Aku akan selalu menjagamu dan menjaga anak kita kelak. Hm, menikah denganku ya?" Yoongi memelas menatap Hyoora yang berada dalam pangkuannya

"Percaya padaku Hyoora" Yoongi mengeluarkan kotak beludru berwarna hitam dan membukanya di hadapan Hyoora

"Kita akan menikah secepatnya, baru bangtan yang tahu. Pernikahan ini harus kita laksanakan secepatnya Hyoora, aku tidak mau kehilanganmu lagi. Kau mutlak milikku." Hyoora menangis, ia masih bimbang, ia bahagia saat dirinya kini tengah dilamar oleh sang kekasih, tapi ia juga sedih karena Mark yang notabenenya adalah tunangannya harus terkhianati. Mau bagaimana lagi? Hyoora mencintai Yoongi bukannya Mark.

"Kau mau kan?" Yoongi memeluk pinggang Hyoora erat, tangannya masih setia memgang kotak cincin itu, matanya terus menatap wajah Hyoora yang basah karena air mata

"Iya, aku mau. Tapi tolong rahasiakan ini dari publik." Kening Yoongi mengerut. "Kenapa?"

"Mark itu tunanganku Yoongi, tidak mungkin jika dia mengetahui pernikahan ini."

"Baiklah, aku akan menuruti semua kemauanmu. Asalkan kita menjadi sepasang suami istri. Aku mencintaimu Hyoora-yaa"

"Aku juga mencintaimu Yunki"

"Senang sekali yah memanggil namaku seperti itu" Yoongi tersenyum seraya memasangkan cincin di jari Hyoora, tentu saja setelah melepas cincin dari Mark dan melemparnya asal entah kemana

"Nama itu lucu untukmu" Hyoora menyusuri rahang Yoongi yang terlihat tegas dan mulai ditumbuhi rambut tipis

"Ingin mencukurnya untukku?"

"Bolehkah? Aku takut akan menyakitimu"

"Tentu saja boleh, tidak apa-apa jika kau melakukan kesalahan. Aku percaya kau tidak mungkin dengan sengaja melakukan itu." Yoongi memejam merasakan sensasi geli saat Hyoora dengan gerakan lembut menyentuh rahangnya

"Kelak nanti kita akan memiliki rumah yang indah, rumah seperti apa yang kau mau Hyoora?"

"Apartemenmu yang sekarang juga sudah cukup untukku. Kita tidak perlu rumah Yoongi" Hyoora menghentikan usapannya dan bermain dengan pipi Yoongi, menekannya lembut

"Katakan saja sayang, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu"

"Hm, apa pun. Asalkan memiliki pemandangan yang indah dan ada ruangan untuk bermain gamenya"

"Kau masih sama seperti dulu" Yoongi memeluk Hyoora erat, membenamkan wajahnya di perpotongan leher Hyoora

"Aku akan memberikan rumah itu jika memang kau ingin yang seperti itu, apapun untukmu."

"Kau tidak mau pulang, ini sudah hampir tengah malam. Restorannya akan tutup." Hyoora membelai lembut rambut Yoongi

"Masih ingin berlama-lama denganmu, sudah tiga hari ini kau sulit sekali untuk bertemu"

"Mark melarangku keluar rumah, dia mengetahui hubungan kita dulu saat aku masih kuliah. Kau ingat saat kita berdua menumpang tidur di rumahnya? Dan kau malah melakukan hal itu padaku? Dia tahu oppa" Hyoora khawatir akan masalah yang satu ini, dirinya benar-benar tertekan karena Mark selalu saja bersikap sangat protektif terhadap dirinya. Bukan hanya Mark saja, tapi Yoongi juga kalau sudah protektif bisa melebihi Mark.

"Kalau begitu kau yang seharusnya ku tahan sekarang bukan?" Yoongi tersenyum menciumi pipi Hyoora gemas

"Kau yakin? Bagaimana jika Mark tahu?"

The Obsessed Pedia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang