"Aku pegal Ra-yaa" Yoongi mulai menggerutu karena Hyoora terus saja keluar masuk toko. Hyoora bilang belum ada dompet yang cocok. Atau dompet yang langsung membuat Hyoora jatuh cinta pada pandangan pertamanya.
"Sebentar Yoongi, duduk saja dulu di sini. Aku harap di toko ini ada yang bagus" Hyoora meninggalkan Yoongi dengan segelas Apel Soda di tangannya.
"Astaga!" Yoongi kaget saat melihat Hyoora berjalan cepat keluar toko yang baru beberapa detik lalu mereka kunjungi, memasuki toko yang lainnya lagi. Dengan ogah Yoongi berjalan keluar dengan sangat pelan dan duduk kembali di sebuah bangku yang berada tepat di depan toko yang Hyoora BARU masuki. Mungkin toko ke-11, jika hitungan Yoongi tepat.
Yoongi melotot tidak percaya dengan apa yang dia lihat di depannya ini. Hyoora tersenyum sambil memilih pakaian untuk seorang laki-laki yang ada di hadapannya. Laki-laki itu bahkan mengusap rambut Hyoora lembut. Yoongi membuang Apple Soda nya ke tempat sampah dan menghampiri Hyoora.
"Sudah menemukan dompet yang pas, sayang?" Yoongi melingkarkan lengan kirinya pada pinggang Hyoora dan mengecup kening Hyoora sambil menutup mata.
"E-eh, belum oppa. Sebentar lagi, aku harus membantu---"
"Kau juga harus membantuku bukan? Ayo kita pergi jika tidak ada dompet yang bagus. Aku lapar sekarang, chagi."
"Hei adik ipar! Kau tidak menyapa kakak mu ini? Mau kucoreng kau dari daftar adik ipar?" Yoongi langsung membuka matanya dan melihat Daniel berdiri dengan tatapan tidak suka padanya.
"Oppa, kau mengenalnya?" Daniel bungkam mendengar pertanyaan Hyoora
"H-hyung mian, aku kira kau pria mesum yang dengan kurang ajar mendekati istri kecilku." Daniel semakin kesal, dari dulu adik iparnya ini selalu saja membuat dia kesal. Apalagi itu semua karena Hyoora, Yoongi benar-benar dungu saat dengan adik perempuannya itu.
"Kau menganggapku mesum? BAJINGAN macam apa kau! Sudah meniduri Hyoora diam-diam, menculiknya dariku, tidak memberiku kabar, dan sekarang menganggapku mesum!" Daniel meninju muka Yoongi sekali hingga Yoongi sedikit terdorong, untung dengan sigap Yoongi bisa menahan dirinya agar tidak jatuh itu juga dengan bantuan Hyoora.
"Maaf hyung, tapi jangan keras-keras begitu. Nanti orang menulis artikel yang tidak-tidak tentang diriku."
"Biarkan saja. Biar perusahaan game mu bangkrut, sehingga game semakin sedikit, anak-anak jadi rajin belajar."
"Aku tidak akan bisa memberi makan Hyoora dan Yura kalau begitu."
"YURA! Yura--- kau ingin aku membunuhmu di sini juga Yoongi. Kau katakan nama itu sekali lagi, kugorok lehermu. Keponakanku tidak boleh ikut campur dalam masalahmu yang belum selesai ini." Daniel mencengkram kerah kemeja putih Yoongi
"Oppa, sudah jangan bertengkar. Orang-orang akan melihat nanti." Hyoora berusaha melerai kedua pria dewasa itu, akhirnya Daniel mengalah. Mengambil jaket tebal yang tadi dipilihkan Hyoora untuknya.
"Jaga Hyoora dengan baik bodoh. Jangan sampai Mark mengambil Hyoora. Fisik maupun hatinya! Aku pergi. Hyoora jaga kesehatan sekarang sudah mulai dingin" Daniel berbisik, menepuk pundak Yoongi, lalu berjalan ke kasir meninggalkan Yoongi dan Hyoora sendiri
"Lukamu dalam juga" Hyoora mengangkat kepala Yoongi dan mengelus sedikit sudut bibir Yoongi yang berdarah
"Kalau kau cium akan langsung sembuh kok" Yoongi memonyongkan bibirnya, Hyoora hanya menghembuskan karbondioksida dan melengos pergi.
"Yak! Sayang tunggu!" Yoongi berlari kecil mengekori Hyoora yang masih melihat dompet
"Yas! Ini dompet yang bagus, aku langsung jatuh cinta. Bagaimana kau suka?" Hyoora menunjukkan sebuah dompet lipat berwarna hitam dengan merek Louis Vuitton.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsessed Pedia ✔
Fanfiction"Tidak ada alasan aku menyukaimu. Aku menyukaimu karena aku menyukaimu" "Sekali aku melihatnya, aku tidak akan pernah melupakannya" "Seseorang mencintai diriku melebihi dirinya sendiri dan sekarang aku tau bahwa aku juga mulai mencintai dirinya mele...