11:09 KST
Yoongi masih setia menempelkan badannya pada punggung polos Hyoora, tangan kirinya yang melingkari perut datar Hyoora, dan yang kanannya ia gunakan sebagai bantalan untuk Hyoora tidur.
Tak jauh berbeda dari Yoongi, Hyoora juga masih setia bergelut dengan alam mimpinya. Sampai tak sadar ia menggengam tangan Yoongi yang berada dekat di kepalanya. Yoongi yang merasakan sentuhan-sentuhan kecil pada tanganmya itu sedikit terusik, belum lagi cahaya matahari yang menembus masuk melalui tirai putih tipis jendela balkonnya.
Yoongi mengangkat sedikit kepalanya melihat apakah Hyoora sudah bangun atau belum. Ternyata belum. Yoongi tersenyum saat melihat Hyoora tengah memegang tangannya meski Yoongi tau bahwa Hyoora tidak sengaja memegang tangannya. Tapi Yoongi sudah senang dengan hal itu.
"Aku mengantuk" Yoongi semakin merapatkan dirinya pada badan Hyoora bahkan sekarang yoongi menaruh kepalanya pada ceruk leher Hyoora
Giliran Hyoora yang merasa tak nyaman, ia membuka mata lalu melihat ke sekelilingnya. Menyadari bahwa dia masih berada di mansion terkutuk milik Min Yoongi. Melihat badannya yang polos, Hyoora menangis. Merasa gagal untuk menjaga dirinya. Ini semua karena Yoongi. Sekarang Hyoora benar-benar sudah membenci Min Yoongi.
Hyoora melihat ke arah tangannya yang mengenggam tangan Yoongi langsung saja ia lepas dengan kasar. Hyoora hendak berdiri tapi di bawah sana terasa begitu sakit. Yoongi benar-benar kasar sekali kemarin. Hyoora harus segera keluar dari mansion ini. Ia tak mau berlama-lama dengan seseorang yang begitu mesum dan aneh.
"Argghh! Sakit sekali!" geram Hyoora saat dirinya sudah berhasil duduk di tepi ranjang
"Kau sudah bangun rupanya?" Yoongi memeluk Hyoora dari belakang, membuat Hyoora yang sudah sangat kesal menghempas tangan yoongi kasar. Lalu bangkit berdiri setelah menarik selimut untuk menutupi badan polosnya.
"Aku membencimu Min Yoongi. Sangat-sangat membencimu" Hyoora berjalan ke sebuah pintu yang ia yakini adalah kamar mandi. Masuk dan mengunci pintunya agar Yoongi tidak bisa ikut masuk nanti. Yoongi memakai boxernya dan berjalan lesu ke arah kamar mandi.
"Maafkan aku Hyoora. Tolong buka pintunya."
Tidak ada jawaban dari dalam sana, hanya terdengar isakan tangis sebagai jawaban atas ucapan Yoongi.
"Han Hyoora! Buka pintunya!" Yoongi mulai menggedor-gedor pintu karena isakan tangis Hyoora semakin kencang
"Pergi! Aku ingin sendiri" hanya itu jawaban yang Yoongi dapatkan dari Hyoora
Yoongi tak benar-benar pergi, ia mengambil kaos putih dari dalam lemarinya lalu duduk di ranjang. Menunggu cemas Hyoora yang tak kunjung keluar dari kamarnya.
Ceklek
Suara pintu terbuka membuat Yoongi langsung menoleh, di sana Hyoora berdiri dengan baju yang ia pakai semalam menatap Yoongi bengis.
"Aku minta maaf" Yoongi berdiri dan berjalan mendekat ke arah Hyoora
"Permintaan maafmu diterima dan anggap ini pertemuan terakhir kita" Hyoora meringis kesakitan saat ingin berjalan keluar dari kamar
Yoongi panik dan langsung mendekat ke arah Hyoora. Hendak menggendongnya tapi langsung ditepis oleh Hyoora.
"Jangan menyentuhku!!"
"Kau tidak bisa jalan dan kujamin itu seratus persen. Jadi tidak bisakah aku menggendongmu dan menaruhmu di ranjang lalu menunggumu untuk membaik" Yoongi geram dengan perkataan Hyoora yang cukup menyindirnya
"Aku tidak ingin melihatmu" ucap Hyoora sembari menatap keluar, lebih tepatnya ke arah balkon. Melihat bagaimana indahnya pemandangan kota seoul dari sini
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsessed Pedia ✔
Fanfikce"Tidak ada alasan aku menyukaimu. Aku menyukaimu karena aku menyukaimu" "Sekali aku melihatnya, aku tidak akan pernah melupakannya" "Seseorang mencintai diriku melebihi dirinya sendiri dan sekarang aku tau bahwa aku juga mulai mencintai dirinya mele...