Tandai kalau ada typo.
....
Jeon Jungkook masih belum bisa menenangkan raut muka heran saat mendapati saudara kembarnya berlari dengan derai air mata. Tadinya ingin menyalahkan Taehyung karena Yuan datang bersama si Kim Titi dengan sepeda kecilnya—masih terpasang dua roda pembantu, bendera Inggris yang tertancap di bagian kemudi, kepalanya terlapis helm kuning. Alih-alih tahu sebab-akibat Yuan menangis, bocah itu malah mengedik tidak tahu.
Awalnya Jungkook ingin tenang mengemut permen loli pemberian Mijoo sembari menunggu Jimin yang tengah mengambil manisan di rumahnya, jaraknya lumanyan agak dekat. Tapi nyatanya salah, loli itu pun sudah tergeletak di tanah karena tubrukan Yuan pada tubuhnya. Pelukan yang pilu.
Sekarang mereka tengah berada gazebo milik keluarga Park. Terletak di tengah-tengah danau yang asri, kerap kali mendengar suara katak dan ngengat. Hewan musim panas berseru riang beserta isakan Yuan yang masih tersisa.
"Aku bertemu Yuan di belokan tadi, aku tidak tahu siapa yang menyakitinya." Taehyung menjelaskan dengan tenang. Ia mulai membuka tas kecilnya lalu mengeluarkan pensil serta buku gambar.
Jungkook kembali tatap Yuan dengan sendu, tangan kecilnya menyelipkan helaian rambut Yuan di balik telinga. "Jangan nangis, Kookie juga ingin nangis lihat Yuan begini. Ada yang menyakitimu? Bilang sama Kookie, biar nanti Kookie lempar pakai sendok."
"Hyungie...hyungie bentak Yuan. Yuan kabur, ikut Kookie. Hyungie jahat, apel Fuji Yuan di buang."
"Apel Fuji? Kita kan belum beli, darimana kau dapat itu?" Kenyataan itu memang benar, rencanya kan sore ini mereka beli apel Fuji.
"Dari paman."
Kerutan di kening Jungkook menjadi, dadanya meledak penasaran sekaligus menyelinap perasaan was-was. "Paman siapa?"
"Paman tidak tahu namanya. Yuan tidak bertanya."
"Yuan, seharusnya Yuan ingat kalau hyung melarang kita untuk berbicara dengan orang asing. Pantas saja hyung marah, dasar nakal!"
"Kenapa membela, hyungie?"
"Karena hyung benar!"
Yuan berdecak, "Dasar laki-laki! semua sama saja. Tidak mengerti perasaan perempuan."
"Memang perempuan punya rasa apa?"
"Rasa ingin mencekikmu!"
"Jahatnya!"
Bersamaan dengan itu Jimin datang dengan toples manisan Nanas berada di pekukan. Pipi gembilnya mengunyah sesuatu yang entah apa, perutnya semakin hari semakin buncit, pipinya sampai membuat hidung Jimin semakin masuk ke dalam, kelihatan pesek. Jimin jadi seperti babi selama musim panas ini.
Taehyung menegakkan tubuhnya, wajahnya mengangguk merasa hasil karnya berhasil di buat visual menarik dalam selembar kertas gambar. Tangan kecilnya menuapu jejak penghapus warna yang tercecer, tak peduli perdebatan kakak-adik yang belum mereda sejak beberapa menit lalu.
Sebenarnya Taehyung pun penasaran kenapa yuan menangis di pertigaan tadi. Untung saja Taehyung bawa sepeda jadi sekalian saja bonceng Yuan yang berat badannya melebihi dirinya yang kurus. Setelah mengenal lama desa ini, Taehyung sudah terbiasa dengan segala kesederhanan, afeksi dan kebahagian yang berlimpah. Taehyung memutuskan untuk tidak kembali ke Gwangju dan bertemu ayahnya, karena bertenu ayah sama saja dengan bertemu rasa sakit. Ia memutuskan untuk ke London—karena pikirnya London dan Korea hanya perlu waktu 5 menit saja.
London menjadi kota yang Taehyung idamkan setelah melihat potret dalam Tv kecil milik Namjoon. Kata Namjoon di sana sangat mengagumkan jadi Taehyung mau ke London saat besar nanti. Memajang karya seninya di museum terkenal seperti kata Namjoon.
"Kookie! Ku patahkan gigi kelincimu kalau ambil apel fuji milik Yuan!" Yuan berteriak, memeluk apel tersebut erat.
Apel fuji lagi. Taehyung hanya mendengus sembari menggelengkan kepala sebanyak dua kali. Topik apel Fuji sepertunya agak sensitif bagi yuan dan Jungkook.
"Kook, aku hanya bawa untuk Yuan. Tidak ada untukmu!" Jimin memberi penjelas di sela kunyahannya.
"Tidak adil, kenapa hanya Yuan saja yang di beri sementara aku dan Titi tidak?" Jungkook menunjuk dirinya dan Taehyung yang agak kesal dengan pelecehan akan nama indahnya.
"Karena Yuan itu perempuan, laki-laki harus mengalah sama perempuan!"
"Dasar pilih kasih." Kata Jungkook dan Taehyung simultan.
...
Hoseok menatap gazebo tersebut dengan napas lega. Ia menemukan empat buah buntalan mini mirip ikan panggang yang siap jual di gazebo tersebut.
Tangannya menggengam satu plastik hitam berisi lima buah apel fuji. Ia tidak mengejar Yuan karena ia tahu kalau pemikiran yuan masih balita, mirip biji Lotus putih yang baru saja ingin menumbuhkan bibit baru di permukaan air—polos dan suci.
Kakinya bergerak menginjak jalan setapak yang terbuat dari kayu. Setiap langkah menciptakan bunyi yang khas, tetapi hal itu tidak membuat empat makhkuk kecil itu terbangun. Ikan-ikan kecil terlihat pads daun bungan terstai, capung yang mengintip malu-malu di sela peristirahatannya pada kelopak teratai.
Taehyung tidur membelakangi Jimin dan sebaliknya, sementara Yuan dan Jungkook terlihat saling memeluk satu sama lain. Hoseok berjongkok, menyimpan plastik itu di sisi lain, mengusap rambut kedua adiknya dengan senyum miris.
Bulan lalu mereka meranyakan ulang tahun yang ke 6. Dan Jungkook bertanya seputar kue dan lilin di tengah nyanyian "selamat ulang tahun". Kenapa tidak ada Rainbowcake atau Blackforest di peranyaan ulang tahunya selain sup rumput laut. Hoseok hanya bisa bilang kalau sup rumput laut lebih bermakna dari kedua kue tersebut. Hatinya cukup tersentil dengan fakta bahwa keungannya saat ini, bahkan ia tidak bisa memberikan hadiah dan beli sepotong kue untuk ulang tahun mereka. Hoseok menyesal karena ia tidak bekerja lebih keras.
"Yuan, Kookie." Hoseok berkata lembut. Alih-alih Yuan atau Jungkook yang bangun Jimin malah bangkit sembari mengucek mata.
"Yoongi hyung!"
"Bukan, Yoongi-mu sedang berkencan."
Memdengar itu Jimin hanya bisa mencebik bibir. Ia cemberut, pasalnya Yoongi itu tidak ada romantis-romantisnya sama sekali. Pernah romantis sesekali seperti saat topi sapi Jimin terbang ke laut saat itu. Agak jengkel, tapi Jimin tetap sayang. Hah, dia bahkan sudah tahu kelakukan kakaknya yang pemalas itu setelah pulang sekolah Jimin yakin 500% kalau kakak joroknya akan pergi ke Puskesmas untuk bertenu wanita berbibir merah jambu. Cantik sih, tidak kelihatan tua, tapi yang menjadi masalahanya adalah wanita itu tidak cocok untuk Yoongi yang sering ngupil, lalu upilnya di tempel di bawah kursi. Menjijikan.
"Hyungg.." guman jungkook dengan suara parau.
Hoseok mengulas senyum skeptis, "Kookie ayo bangun,"
"Jangan sentuh Kookie, Kookie jijik sama hyung!"
Untuk saat ini yang Hoseok dan jimin lakukan hanya melongo.
Drama yang menjijikan.
....
Maaf telat update.
Ily, i 💜 u.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoseok's Homework [END)
FanfictionJung Hoseok memainkan beberapa peran dalam hidupnya untuk mengurus adik kembar sebagai warisan mutlak dari orangtuanya. [ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪʙᴏꜱᴇɴ-ʙᴏꜱᴇɴɪɴ] June, 9/2019. Cover by dorablehook.