Ada beberapa perubahan di sini.
.....
Setidaknya bel sudah berbunyi untuk yang kedua kalinya hari ini. Pertama; bel masuk dan bel makan siang. Untuk dering ke tiga murid di Tteoru° harus menunggu beberapa jam kedepan untuk menjemput panggilan surga. Menyusun rencana penghilang penat untuk pergi ke bukit atau menangkap ikan di sungai-itu yang murid Tteoru rencanakan untuk memyambut akhir pekan.
Menu makanan kali ini adalah satu potong daging, sup udang, nasi dan semangka (sebagai makanan penutup). Sebenarnya ada satu menu jika kita lihat lagidi etalase di sana ada ikan goreng. Jungkook sempat mengeluh karena hari ini ia tidak menemukan sayur hijau kesukaannya sedangkan Yuan mengeluh karena ia tidak bisa memakan makanan yang berasal dari laut. Terakhir Yuan mencoba memakan sup udang berakhir dengan bintik-bintik merah di seluruh tubuh. Sangat gatal. Aroma tubuhnya saat itu bahkan di penuhi dengan harum dari eucalyptus yang masuk kedalam lubang hidung.
Jimin menyimpan nampan di hadapan Jeon bersaudara yang kini sibuk meratapi nasib. Baru kali ini si bocah berpipi gembil itu melihat Jeon bersaudara ini tidak semangat saat melihat makanan yang menurutnya ini enak. Apa karena ada lalat yang berenang dalam kuah sup atau karena dagingnya mengeluarkan belatung, pikirnya. Jimin menggelengkan kepala sebelum mengambil satu suap nasi dengn sumpit. "Kalian tidak makan?"
"Aku tidak bisa makan udang." Keluah Yuan. Sumpit it bergerak gerak membuat pola spiral saat Yuan mengaduk kuah udang. Mendadak ia jadi sebal hanya karena sup udang.
Jungkook yang baru saja menelan paksa daging itu kini menatap Yuan. Merogoh saku yang berisi gimbab yang masih tersegel rapi dalam kemasan. Untung saja tadi sebelum masuk kelas ia meminta Hoseok untuk membeli Gimbab di warung makan dekat sekolah. "Ini makan punya Kookie saja." Si Jeon bungsu itu menyerahkan Gimbab kepada sang kakak yang saat ini berseru senang.
"Terima kasih."
Jungkook kembali ingin menggiring satu suap nasi ke dalam mulut. Namun urung saat netranya berhasil menangkap obsidian seorang anak berkaus biru dengan topi baret berwarna senda itu kebingungan mencari tempat duduk sembari membawa nampan dengan menu yang sama. Kalau tidak salah terakhir Jungkook ingat marga bocah yang seumuran dengannya itu Kim. Entah siapa namanya. Kim Titi, Kim Tata atau Kim Tae Hi-pokoknya namanya seputar itu.
Melihat pandangan Si Jeon kecil akhirnya Jimin sedikit memutar badan menemukan eksistensi yang berdiri kebingungan di pojok ruangan tak lama pandangannya menyensor seluruh area kantin yang sudah di penuhi oleh beberapa manusia. Pantas saja sudah bising, pikirnya. "Jangan ajak dia duduk di sini Kook anak itu sombong bukan main."
"Tapi kan kasihan. Kata kak Seokkie makan sambil berdiri itu tidak boleh, nanti makanan yang di cerna bukan masuk ke perut malah ke pantat." Yuan yang saat itu baru mengambil satu gigit gimbab mendadak berhenti menatap sang adik dengan tatapan bodoh. Jimin berlaku sama mereka stagnan dalam waktu singkat sebelum si Jeon lanjut berkata sambil lalu. "Aku akan mengajaknya duduk di sini."
Baru saja ingin menggerakan mulut Jungkook sudah pergi menghampiri si Kim. Jimin menghela napas pendek, "Bukankah semua yang kita makan berakhir di pantat, Yuan?"
"Abaikan saja Jungkook belum sempat mencuci otak tadi pagi." Yuan berseru melanjutkan mengigit gimbab dari si bungsu.
Jimin sedikit berdecak melihat biji merah tersimpan di dalam nasi berbentuk mangkuk tersebut. Sepertinya petugas kantin saat ini memang sedang menghemat ke uangan sebab kemarin saat ia ke ruang guru untuk mengatar beberapa tugas dari siswa di kelasnya ia menguping pembicaraan kepala sekolah dan Pak Wan. "Sial, mereka memasukan kacang merah di dalam nasi."
"Kenapa tidak suka?"
"Suka."
Sejurus kemudian Jungkook sudah berhasil menyeret si Kim yang tengah menunduk malu saat duduk berhadapan dengan Yuan yang bersitatap tak senang padanya. Memangnya siapa yang tidak benci kalau ia sudah membuat wajah sendiri malu karena melempar sepatu Jungkook dan memanggilnya dengan sebutan miskin? Rasa benci pasti tersarang di sana. Taehyung baru sadar saat kemarin Bibi dan ibunya memberi petuah panjang lebar saat mereka tiba di rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hoseok's Homework [END)
FanfictionJung Hoseok memainkan beberapa peran dalam hidupnya untuk mengurus adik kembar sebagai warisan mutlak dari orangtuanya. [ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪʙᴏꜱᴇɴ-ʙᴏꜱᴇɴɪɴ] June, 9/2019. Cover by dorablehook.