Tandai typo.
Kookie yang masukin sumpit ke hidung, Yuan. Biar bangir katanya.
———
Geochang-gun, sepuluh hari sebelum musim gugur.
Tepat pukul tujuh uap-uap bermunculan dari atap-atap rumah warga desa, pertanda kehidupan akan di mulai kendati kabut masih menyelimuti desa tersebut. Aroma rempah-rempah dan bumbu masak sesekali mampir ke dalam indera pencium. Beberapa penduduk di sana melakukan rutinitas kecil; pria paruh baya yang melakukan jalan santai guna meregangkan persedian. Para istri menyibukan diri di dapur bersama denting nyaring. Sepuh yang sudah bersiap pergi kekebun dengan mantel tebal, keranjang rotan memeluk punggung mereka dan perkakas.
Cucanya dingin bukan main kendati ini musim panas. Membuat sebagian orang menarik selimut kendati ayam sudah berkokok beberapa kali. Kebanyakan dari mereka anak-anak kecil, remaja ingusan yang baru saja menghabiskan malam dengan mengulas kembali beberapa materi pembelajaran atau remaja yang malas sekali bangun pagi sampai ibunya kesal, membawa segelas air sampai remaja tersebut tak perlu repot untuk cuci muka.
Jung Hoseok menguap lebar-lebar kala ia menuruni tangga, tangannya direntangkan; melakukan sedikit peregangan di leher dan berhasil mengelruakan bunyi tulang. Menatap jam dinding kemudian menyalakan keran guna membasuh wajah dan tangan sebelum memotong beberapa sayur dan membangunkan si kembar dari mimpi mereka.
Tetapi sebelum itu hal yang ia lakukan pertama kali adalah memasang celemek bermotif bunga, menyiapkan wajan, talenan dan beberapa bahan makanan yang akan ia masak pagi ini. Dengan cekatan tangannya memotong beberapa bahan mentah, mengocok telur sebelum dituang dalam teplon. Kali ini menu yang akan ia masak sederhana saja cukup sup, kimchi, rumput laut kering dan tumis.
Di bagian rumah lain, tepatnya kamar Jungkookie yang berantakan karena semalam Ia tidak mendengar Hoseok untuk membereskan mainannya. Ada sebab-akibat dan itu semua karena dia lelah seharian bermain pun membantu Yuan kalau dia butuh sesuatu. Ia menguap, mengucek mata dengan bibir tertarik senang karena hidungnya menangkap aroma sedap— membuat perutnya keroncongan. Bergegas turun dari atas ranjang sampai tak sadar kakinya baru saja menginjak mobil kecil sehingga bocah itu terpeleset dengan pinggul yang nyeri, ingin menangis. Tapi malu nanti dikatai tidak jantan—Jungkookie itu selain ganteng dia juga gentelboy —ia hanya mengusap pantat sesekali meringis sakit.
Katika membuka pintu eksistensi Jeon Yuan terlihat di sisi tangga berusaha turun meski sedikit kesusahan karena kakinya yang di pasang gips tungkai pendek. Malam tadi kakaknya yang memangku ke kamar dan pagi ini kebelet pipis. Sialnya Hoseok sudah tidak ada ketika ia membuka pintu kamarnya.
"Yuan,"
Si sulung menoleh kemudian menggerakan tangan. "Bantu aku cepat!"
Jungkook si usil itu malah melipat kedua tangan, menarik bibir seperti peran antagonis di teve yang sering dia tonton. "Enak saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoseok's Homework [END)
FanfictionJung Hoseok memainkan beberapa peran dalam hidupnya untuk mengurus adik kembar sebagai warisan mutlak dari orangtuanya. [ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪʙᴏꜱᴇɴ-ʙᴏꜱᴇɴɪɴ] June, 9/2019. Cover by dorablehook.