Chapter 02

696 30 0
                                    

Hari yang cerah untuk memulai aktivitas tak terkecuali dengan Rinda. Dia disibukkan dengan urusan kuliah serta printilan-printilan hidup lainnya. Akibat kecerobohannya tadi malam lupa menaruh tugas untuk hari ini, terpaksa waktunya tersita untuk mencari lembaran tugas tersebut. Pada akhirnya Rinda telat sampai kampus. Dengan langkah seribu Rinda menaiki tangga untuk menuju ruangan kuliahnya hari ini.

“Ngak usah buru-buru nanti kesandung, bahaya! lagi di tangga soalnya!” peringat seorang lelaki.

“Eh, iya terima kasih sudah diingatkan, Aku duluan.” Jawab Rinda. Untung saja dosennya belum datang jadi Rinda masih punya waktu buat mengatur nafas akibat buru-buru dan pertemuannya di tangga tadi.

“Kok tangan kamu dingin?lagi sakit?” ujar Khayla yang lagi khawatir.
“Hah?ng-ngak apa-apa kok.” Jawab Rinda sambil tersenyum.

Rinda POV

Aku masih ingat jelas waktu dia menyapaku tadi di tangga. Dia adalah Khalidi Abimana salah satu senior dikampus sekaligus panitia Pengenalan Kampus waktu aku jadi maba dulu. Dia itu sempat menjadi perbincangan karena wibawanya yang tegas dan karismatik tapi cuek.

Banyak mahasiswi yang mengidolakannya termasuk Aku. Dan hari ini, Oh God! Dia menyapaku seketika aku baper melihat tingkahnya, tak menunggu lama Aku mengambil benda pipih itu kemudian berselancar di akun sosial media miliknya. Apalagi kalau bukan stalking, aku sungguh penasaran dengan sikap cueknya serta apa saja kegiatannya selama ini. Tak terasa sudah larut malam dan aku pun mengakhiri kegiatanku kemudian tidur karena besok kuliah pagi.

***

Author POV

Rinda berjalan di halaman kampus di saat yang bersamaan terdapat motor matic gede yang melaju di sampingnya kemudian memarkirkan motornya di parkiran kampus. Seketika itu Rinda memperhatikan siapa gerangan sang empunya motor tersebut. Jeng jeng jeng!!!

"Kak Alid!" Pekiknya, jantungnya sudah berdebar tak karuan dan tangannya sudah dingin seperti dari kulkas."Argh, kenapa tadi ngak disamperin yaa" ujarnya sambil menyaksikan Alid masuk ke kampus.

"Assalamualaikum guys." Salam Rinda sesampainya diruangan kelas dan duduk disamping Lista dan Khayla.

"Waalaikumsalam." Jawab seisi ruangan.

"Lo masih ingat Kak Alid ngak?" Tanya Rinda kepada kedua sahabatnya itu.

"Tau, si ketua panitia kita dulu jaman maba." Jawab Lista.

"That's right, gue tadi ngeliat dia datang Oh God!" Ujar Rinda.

"Terus faedahnya ke kita lo cerita kek gitu apa coba?jangan-jangan...." tebak Khayla.

"Guys, Sir Anshar udah di depan pintu dan tepat mata gue ngeliat dia,kembali ke posisi 1 2 3!"
Peringat Lista dan semua berhamburan ambil posisi duduk masing-masing.

"Assalamualaikum dan selamat pagi adik-adik, hari ini kita membahas mengenai siklus akuntansi perusahaan dagang." Sapa Sir Anshar membuka sesi perkuliahan sekaligus memberitahu materi untuk hari ini.

"Yaelah Sir, ngak ada basa-basinya langsung masuk materi aja." Sahut salah seorang dari mereka dengan suara sumbang.

"Kapan yah gue punya kakak sekeren dan sekarismatik sir Anshar?" Racau Lista.

"Ya ngak bakalan lah Lis, lo kan terlahir sebagai anak sulung a.k.a 'anak pertama’ ” balas Rinda dengan penekanan di kata anak pertama.

"Kecuali dia ngehalalin lo jadi istrinya." Jawab Khayla ngasal.

Setelah materi selesai dijelaskan, Sir Anshar memerintahkan untuk menulis materi yang tadi.

“Baiklah Adik-adik sekalian silahkan catat materi yang telah saya jelaskan.” perintah Sir Anshar.

“Sir minggir dikit dong, gantengnya menghalangi papan tulis.” Gombal Lista dan seisi ruangan berteriak cie-cie dan sang yang digoda malah menyengir senyam-senyum.

***

"Rin hari ini kita kemana yah?gue bosen dirumah." Ujar Lista.

"Rinda lo ajak jalan, dia kan mahasiswi kupu-kupu kuliah-pulang-kuliah-pulang." Sinis Khayla.

"Emang kenapa Lis?mau gue temenin?kalau mau hayok, nolongin teman ngak ada salahnya kan?" Ujar Lista sambil mengedipkan mata.

"Mau lah Rinda, da best deh teman yang satu ini."
Sehabis kuliah mereka bertiga menuju ke salah satu pusat perbelanjaan di kota tersebut. Niat awal mereka hanya membeli buku referensi dan novel malah beralih ke pakaian, namanya juga perempuan kalau udah liat fashion itu udah racun baginya.

Sambil mengelilingi Mall tersebut, Rinda sekilas melihat bayangan lelaki yang selama ini mencuri perhatiannya dan mampu menarik ulur perasaannya. Orang tersebut semakin lama semakin mendekat ke arahnya.

“Hay Kak” sapa Rinda

“Hay.”

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang