Chapter 09

255 17 0
                                    

Sepertiga malam adalah salah satu waktu mustajab untuk berdoa, hanya ada dua jawaban atas doamu yaitu Allah mengabulkan doamu atau menunggu waktu yang tepat atas apa yang kamu inginkan, diawali dengan sholat tahajjud yang dilakukan Rinda guna menenangkan hatinya serta berdoa atas apa yang menjadi keinginannya selama ini.

Malam yang hening Rinda terbangun dan mengerjap-ngerjapkan matanya untuk mengambil wudhu kemudian menunaikan sholat tahajjud. Perlahan Rinda menyiapkan mukena dan dengan khusyuk melakukan rukun sholat selepas itu dia berzikir dan membaca doa di penghujung tahajjud salah satu doa yang dia ucapkan yaitu jika memang dia yang terbaik maka dekatkanlah, dan kalau bukan dia maka jauhkanlah kemudian pertemukan aku dengan yang terbaik.

Sehabis itu Rinda bertadarus kemudian melanjutkan tidur karena waktu subuh masih lama.

Rinda POV

Hari ini Aku melakukan aktivitasku seperti biasa datang ke kampus dan mengikuti perkuliahan. Dan di saat seperti inilah Aku merindukan sosoknya.

‘Aku akan selalu menyapamu meskipun sebatas say hello.’ Batinku sambil melewati tangga.

‘Kau yang selalu lewat di depanku.’ Batinku lagi sambil menyusuri lorong kampus.

‘Yang kurindukan adalah kau berjalan di depanku sambil tersenyum.’ Batinku lagi.

Proses perkuliahan telah usai waktunya bergegas pulang. Sore hari semakin gelap di tambah dengan suasana mendung pertanda hujan akan turun. Sesampainya di pelataran kampus aku bersama Khayla dan Lista langsung disambut dengan rintikan hujan.

“Tahun lalu dia sempat ngomong kalau Desember itu akan turun hujan, dan tahun ini hujan turun di Desember tapi tanpa dia.” Lirihku.

“Rin minta yang terbaik saja, doakan di sepertiga malam tidak ada yang mengalahkan kekuatan doa.” Nasihat Khayla.

“Btw hal yang membuat lo jatuh cinta sama Kak Alid itu apa?” Tanya Lista penasaran.

“Gue ngak tau.” Jawabku.

“Oke gini konteks pertanyaannya disederhanain apa yang lo suka dari Kak Alid?” Ulang Lista.

“Entah, mungkin dia baik.” Jawabku tidak yakin.

“Itu bukan jawaban yang kuinginkan.” Ujar Lista menyerah.

“Ayok ah keburu hujannya deras.” Ajaknya dan kami mengikuti langkahnya.

Kita berencana untuk hangout berhubung tugas ngak lagi numpuk-numpuknya tapi bukan berarti itu tidak ada cuman kita bisa mencuri waktu untuk menghibur diri sejenak.

***

Author POV
Di malam hari setelah melakukan segala aktivitas Rinda mengecek ponselnya dan menonton snapgram.

Di saat itulah terdapat snapgram dari Alid berupa foto berlatar bulan dilengkapi dengan tulisan “Selamat Malam”. Seketika itu Rinda menggulir naik layar ponselnya untuk membalas snapgram tersebut, entah keberanian darimana dia mendapatkannya yang jelas sebelum menekan tombol send dia merapal doa dan segera menonaktifkan aplikasinya untuk sementara guna menetralkan perasaannya.

Rinda Amalthea : Malam Kak.

Beberapa menit kemudian,

Khalidi Abimana : Malam juga
Rinda Amalthea : Bagaimana kabarnya disana kak?

Khalidi Abimana : Alhamdulillah baik, masih beberapa bulan lagi disini.

Perasaan gue ngak nanya berapa lama lagi disana.’ Batin Rinda. kemudian mengetik balasan lagi.

Rinda Amalthea : Semangat disana ya kak. Betah ngak?

Khalidi Abimana : Oke, harus betah demi masa depan.

Percakapan mereka berakhir karena mereka sama-sama tidak tau cari topik pembahasan dan cuman bisa basa-basi. Meskipun singkat begitu lagi dan lagi jantung Rinda berdetak dua kali lebih cepat. Pengantar tidur yang indah untuk Rinda.

***

Di siang hari yang cerah mereka menikmati makan siang yang dia bawa dari rumah sambil saling mencicipi lauk yang mereka bawa.

“Menurut kalian perasaan kak Alid ke Aku itu gimana?”

“Kita ngak tau perasaan dia bagaimana, toh orangnya cuek begitu, belum tau feedbacknya bagaimana.” Ujar Khayla.

“Emangnya sampai sekarang perasaan lo masih sama gitu? Ya secara kan dia udah pergi begitu saja, sudah tidak ada kesempatan lagi untuk bertemu.” Tanya Lista.

“Gue ngak tau, ngalir begitu aja entah bagaimana hatiku berkata untuk bertahan dulu.” Jawab Rinda.

“Kalau gue jadi lo pasti udah tinggalin tuh cowok, masih banyak kok yang lebih baik dari dia.” Lista memberikan saran.

“Rin, lo yang jalanin, lo yang paling tau hatimu, lo yang paling tau apa yang lo inginkan, jadi let it flow aja. Mana tau dia cuek begitu malah justru punya niat yang baik.” Ujar Khayla.

Di antara mereka bertiga Khayla-lah yang mendekati dewasa kalau yang dua orang itu masih labil.

"Dan kodrat perempuan itu di kejar bukan mengejar." Pantang Lista.

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang