Drrrttt, drrrttt.
Bunyi ponsel Rinda yang menampilkan notifikasi chat.
#Azana Calista : Rin, temenin gue ke bandara dong.
#Rinda Amalthea : Iya Listakuu, oh iya kapan?
#Azana Calista : Besok, jam 5 subuh. Pokoknya abis sholat subuh.
‘What? Sepagi itu?gila bener nih anak’ batin Rinda.
#Rinda Amalthea : Oke! Emangnya mau ngapain ke bandara?
#Azana Calista : Pergi parkir pesawat.
‘ngeselin amat nih anak’ batin Rinda, sesaat kemudian muncul lagi chat dari Lista.
#Azana Calista : Antar doi, soalnya dia mau ke Sorong cari nafkah,hufftt!
#Rinda Amalthea : Oke, gue bakal temeni tapi jemput gue yah.
#Azana Calista : Okesip Mrs. Abimana.
Satu fakta lagi yang terkuak bahwa teman-teman Rinda selalu memanggilnya dengan nama belakang orang yang dia kagumi selama ini, meskipun risih dengan panggilan itu tetapi ada perasaan senang yang dia rasakan. Dan diam-diam dia merapalkan doa dan mengaminkannya agar suatu saat nanti menjadi status yang nyata.
Mengakhiri obrolan singkat Lista dan Rinda di chat. Rinda langsung bersiap-siap untuk tidur dan menyetel alarmnya lebih awal dikarenakan dia akan menemani Lista ke bandara.
***
Suasana di subuh hari telah menyapa, Rinda sudah bergegas dan mengenakan sweater karena cuaca dingin. Rinda keluar di kamar dan berniat minta izin ke Mamahnya.
“ Mah Rinda izin dulu ke bandara ya bareng Lista kok.” Izin Rinda kepada Mamahnya yang sedang ada di dapur diiringi dengan suara klakson mobil dari Lista.”Lista udah datang tuh Mah.” Lanjutnya.
“Oh iya hati-hati, ini masih subuh loh.” Peringat Mamahnya.
“Iya Mah, Rinda pamit. Assalamualaikum.” Pamitnya sambil mencium punggung tangan Mamahnya.
“Waalaikumsalam.”
***
Rinda POV
Sesampainya di bandara Lista langsung menemui doinya dan melakukan ritual perpisahan ala sinetron. Aku hanya menyaksikan mereka dan sesekali menikmati orang yang berlalu lalang melakukan aktivitasnya meskipun masih pagi buta tapi bandara tidak pernah sepi.
Tak lama kemudian pesawat yang akan ditumpangi oleh Doi Lista akan berangkat kemudian mereka berpisah.
"Lis, bentar aja yaa pulangnya masih gelap." Ujarku.
"Baiklah Rin, kita duduk aja dulu." Perintah Lista sambil menelisik tempat duduk yang kosong, "kesana yuk."lanjutnya.
Tak berselang lama Aku dan Lista menikmati lalu lalang orang di bandara, tatapanku terkunci mataku menatap lamat-lamat pada objek didepanku sambil mengerjapkan mataku untuk memastikan bahwa objek tersebut adalah orang yang ku maksud.
“Rinda” Pekik Lista kaget
“Lista” Girangku bersamaan dengan Lista.
“Gih,samperin.” Ujar Lista sambil menyeret tanganku menemui orang tersebut.
“Halo Kak Alid, ngapain disini?” Tanyaku. Orang yang ku maksud adalah Kak Alid yang tak ku sangka hari ini bakal ketemu dengannya di tempat umum yang ramai, entah ini sebuah kebetulan atau suatu takdir.
“Oh ini, saya mau berangkat ke luar kota.” Jawabnya diiringi dengan senyuman.“Ngapain disana?berapa lama?” cerocos Lista yang ikutan kepo.
“Penelitian buat tugas akhir nanti, palingan beberapa bulan disana.” Jawab Alid dengan entengnya. “Kalian ngapain disini?masih pagi juga.” Lanjutnya.
“ Anterin doinya Lista.” Jawabku.
“yang pake seragam itu?emangnya lagi tugas dimana?” introgasi Alid dan Aku hanya mengangguk.Saat itu juga detakan jantungku tidak bisa terkontrol dan tak percaya kalau dia bakal keluar kota dan itu artinya selama itu Aku pasti tidak bakalan bertemu di kampus dan tidak ada lagi modus yang mampu membuat jantungku berdetak dua kali dan tangan menjadi dingin seperti es, sedihnya diriku dan giliranku melewati ritual perpisahan yang hampir sama dengan Lista beberapa saat yang lalu.
“ Kalau gitu hati-hati ya Kak, semoga urusannya lancar dan kembali dengan sehat wal’afiat.” Itulah kalimat perpisahanku untuk Alid, meskipun saat itu hatiku serasa tertusuk sembilu tetapi Aku harus kuat didepannya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“Iya, kamu juga kuliahnya yang rajin biar cepat wisuda.” Ucapnya. "saya duluan,pesawatnya udah mau berangkat.” Lanjutnya sambil melangkah pergi di ikuti dengan anggukan kami.
Di perjalanan pulang Aku memilih diam dan hanya menikmati suasana pagi lewat kaca jendela dan akhirnya pertahananku tumbang Aku sudah terisak-isak air mataku sudah mengalir di pipi.
Hiksss.hiksss
“Aduh Rin, udah dong, dia juga pergi hanya sementara itung-itung lo LDR.” Lista menenangkanku sambil mengelus punggungku dan serius menyetir. ” Perasaan gue yang ditinggal LDR deh, kenapa lo yang sedih berkepanjangan sih,heran deh ah” lanjutnya.
“Lo aja yang ngak tau perasaan gue, LDR tanpa statuskan maksud lo.”ucapku sambil terisak.
“Lagian ngapain juga sih kalian ketemu di bandara. Ini di bandara loh kecil kemungkinan untuk kita ketemu dengan orang yang dikenal tanpa ada janjian. Jangan-jangan kalian jodoh.” Persepsi Lista.
“Entahlah, anterin gue pulang.” Ucapku sambil memukul lengan Lista seolah-olah hatiku tidak terima kenyataan.
“Ya iyalah gue anterin pulang, gue yang jemput harusnya gue juga yang antar pulang, kurang bertanggung jawab apalagi gue sebagai partner hidup lo." Ujar Lista da aku membalas dengan pukulan-pukulan kecil di lengannya karena tangisku yang semakin menjadi-jadi di kala mengingat kejadian tadi.
"Ya udahlah dia juga perginya cuman sementara, ngak usah nangis." Peringat Lista dan Aku mulai menyeka air mataku dan menikmati suasana pagi hari melalui kaca jendela.
Sesampainya di depan rumah Aku turun dari mobil Lista.
"Jangan lupa makan yaa, kalau ada apa-apa hubungi gue atau Khayla."ujar Lista di balas anggukan dariku sambil melajukan mobilnya.
"Hati-hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)
RomanceKisah ini menceritakan tentang perasaan yang kian menyiksa, tentang rindu yang mengganggu, segala macam kode yang tak pernah di gubris, kepekaan yang seolah tak ada, serta cinta yang belum sempat terungkap tetapi takdir berpihak lain. Apakah rasa it...