Chapter 17

361 15 0
                                    

Beberapa bulan ini mereka disibukkan dengan bimbingan beserta revisi yang tidak habis-habisnya, menunggu dosen pembimbing, serta dosen pembimbing yang tiba-tiba batalin janji.

“Lebih baik batal ketemu doi daripada batal ketemu dosen pembimbing.” Gerutu Khayla.

“Sabar dong Khay, gue aja yang revisi beberapa kali baik-baik saja tuh.” Rinda memberikan support.

“Hati lo udah tahan banting, tuh kemarin ditinggal nikah buktinya sekarang masih hidup.” Ucap Khayla.

“Eh udah dong jangan dibahas lagi.” Ucap Rinda.

Tak lama kemudian Lista datang dan membawa selembar kertas.

“Guys, minggu depan gue udah ujian.”Girang Lista.

“Alhamdulillah, persiapkan dirimu jangan sampai babak belur.” Khayla memberikan saran.

“Alhamdulillah, jaga kesehatan jangan sampai drop terus pelajari baik-baik materinya.” Kali ini Rinda yang memberikan saran.

“Oleh karena itu gue mau beliin lo berdua minuman.” Ucap Lista.

“Terima kasih Lista, kita tunggu di lobby kampus ya, soalnya udah sore.” Senang Khayla.

“Oke sip.” Lista melangkah pergi.

Hari sudah sore, senja mulai menampakkan dirinya, para pekerja telah meninggalkan tempat yang menjadi peraduan nasibnya jalanan sudah ramai oleh kendaraan. Sambil menunggu Lista, Rinda dan Khayla saling bercengkrama membahas apapun yang terbersit dibenaknya.

Pintu kampus terbuka, menampakkan sosok pria yang hendak pulang.

“Loh kok belum pulang?ngapain?” Tanya Alid.

“Abis bimbingan kak, ini lagi nunggu Lista.” Jawab Rinda.

“Rajin banget sih bimbingan hampir tiap hari, emang ngak ada alasan lain?” Alid kembali mengintrogasi.

“Ngak ada kak, kurang kerjaan banget sih.” Rinda kembali menjawab.’gue nungguin kamu kak’ batin Rinda.

“Kalau begitu kakak duluan ya,Assalamualaikum.” Pamit Alid.

“Waalaikumsalam.” Jawab Rinda dan Khayla.

Tak lama kemudian Lista datang dan dia juga melihat Alid, dia membawa tiga minuman yang berbeda-beda greentea untuk Rinda, Thai tea untuk Khayla, dan es cincau untuk dirinya sendiri.

“Lo ngak apa-apa gitu tiap hari ketemu sama satu makhluk itu?” Tanya Khayla.

“Gue ngak apa-apa, anggap saja dia itu bukan siapa-siapa, lama kelamaan juga gue bakal terbiasa.” Jawab Rinda.

“Pokoknya lo harus cari target baru biar bisa move on.” Khayla memberikan saran.

“Ih Khay, gimana sih luka di hati juga belum kering malah disuruh cari yang baru.” Gerutu Rinda.

“Target maksud gue itu cari kesibukan, menyibukkan diri begitu.” Jelas Khayla.

“Kita tuh nyuruh lo move on, ita ngak minta lo cari yang baru.” Lista memperjelas maksudnya.

“Lo itu mampu menyembunyikan perasaan lo, kita memberikan acungan jempol buat lo karena mampu menyembunyikan luka dengan senyuman.” Puji Khayla.

“Pura-pura bahagia itu adalah hal konyol Rin, berpengaruh pada mental lo.” Ucap Lista.

“Let it flow Rin, lupakan satu persatu kenangan yang bisa membuatmu sakit.” Tambah Khayla.

Jangan anggap remeh orang yang dianggap sudah move on dengan melihat dia membawa gandengan baru, kalian tidak tahu hal yang dia rasakan saat itu, mungkin saja itu adalah sebagai pelipur lara baginya agar tak jatuh dan tidak bersedihan berlebihan.

Hanya orang terdekat yang tau betapa susah payahnya dia merawat luka yang menganga belum lagi mendengar ocehan dan cibiran yang dilontarkan orang lain, itu bagaikan luka yang ditetesi air jeruk,perih sangat perih.

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang