Chapter 08

276 19 5
                                    

Author POV

Rinda mengerjap-ngerjapkan matanya akibat bangun tidur dan segera meraih ponselnya untuk mengecek notifikasi yang masuk dan mengirim pesan chat.

#grup Partner Hidup

#Rinda Amalthea : Ke rumah dong guys, gue pengin curhat.

#Azana Calista : OTW

#Khayla Sifabella : Tungguin kita dirumah lo.

Setelah membaca pesan dari temannya Rinda meletakkan ponselnya dan bergerak ke kamar mandi untuk mencuci muka sekalian wudhu untuk melaksanakan sholat Dzuhur, di penghujung sholatnya dia akan dan selalu berdoa atas keinginannya selama ini serta menyebutkan salah satu nama yang selalu mencuri perhatiannya.

Dari raut wajahnya Rinda tak bisa berbohong kalau dia sedang bersedih di tambah lagi matanya yang sembab meskipun sudah cuci muka.

Setelah itu Rinda menuju ruang makan untuk makan siang karena hari ini akhir pekan jadi dia memilih di rumah ditambah lagi dengan kejadian tadi pagi yang mampu mengobrak-abrik moodnya.

“Makan siang dulu Nak.” Ajak Mamahnya sambil memerhatikan wajah Rinda yang tak bersemangat. Rinda pun hanya menganggukkan kepala.

Belum sempat Mamahnya menanyakan keadaan Rinda di luar sudah terdengar suara klakson mobil tentunya mbil tersebut adalah mobil Lista.

“Aku buka pintu dulu ya Mah.” Ujar Rinda.

“Iya” Jawab Mamahnya.
Mereka bertiga telah memasuki rumah dan disambut oleh Mamah Nana.

“Assalamualaikum Tante.” Salam Khayla dan Lista sambil mencium punggung tangan Mamah Nana.

“Waalaikumsalam, makan siang dulu ya kebetulan Rinda juga mau makan siang.” Tawar Mamah dan di balas anggukan dari mereka.”Oh iya, Rinda kok mukanya begitu?aneh deh.” Tanya Mamah dengan nada penasaran.

“Palingan neraca lajurnya ngak balance Tante.” Ucap Lista sambil terkikik. Mamah Nana sampai geleng-geleng kepala mendengar jawabannya.

“Tan, ini kita bawain kue bugis buat tante.” Ujar khayla sambil menyodorkan bingkisan kue tersebut.

“Oalah malah di bawain segala lain kali ngak usah repot-repot, terima kasih Nak.”Ucap Mamah Nana sumringah sambil mengambil bingkisan tersebut.

Mereka berjalan ke ruang makan. Setelah selesai makam mereka menyempatkan membersihkan tempat makan mereka kemudian lanjut ke kamar Rinda.

***

Saat ini mereka sudah berada di kamar Rinda.

“Rin, lo kenapa?” Tanya Khayla.
Rinda mulai menceritakan kejadian tadi pagi secara detail, Khayla dan Lista menyimak penjelasan Rinda.

“Rin yang sabar yah, semua peristiwa ada hikmahnya, kita yakin lo bisa melaluinya.”Ucap Khayla.

“Tapi ini dia pergi sebelum sempat aku ngomong.” Ujar Rinda sambil tersedu-sedu.

“Lagian kak Alid udah tahu belum klo lo itu suka sama dia?” lanjut Lista.

“Entah dia kan orangnya cuek, kita ngak tau dia udah punya pacar atau sudah menggubris perasaannya Rinda.” Jawab Khayla sambil mengelus-elus punggung Rinda.

“Tapi kok kalian bisa ketemu ditempat seperti itu sih, di tempat yang ramainya luar biasa.” Heran Lista.

“Hatiku sakit.” Hanya kata itu  yang dapat terucap dari Rinda.

“Terus ke depannya lo mau gimana?melupakan semua itu?kita sakit ngeliat lo berjuang sendirian.” Ucap Lista.

“Rinda berdoa aja terus, karena tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan doa. Persiapkan dirimu untuk kemungkinan terburuk.” Saran Khayla.

“big hug.” Ujar Lista dan mereka saling berpelukan.

Dalam kehidupan setiap orang akan mengalami fase mencintai sedalam-dalamnya. Tapi yang paling sulit dari fase itu adalah ketika pilihannya jatuh pada mencintai dalam diam.

Mencintai dari satu pihak Apa yang menunggu diakhir? Itu rahasia yang Maha Kuasa, Berdoalah tak ada yang bisa mengalahkan kekuatan doa. Berusahalah sampai hatimu tak sanggup lagi memperjuangkannya.

Dan percayalah tak ada yang lebih indah dari skenario yang dituliskan yang Maha Cinta untukmu.

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang