Chapter 13

279 13 0
                                    

Alid sudah disibukkan dengan printilan-printilan ujian akhirnya. Perasaannya sudah bercampur aduk antara senang dan deg-degan. Tapi tak lupa ada seseorang yang dia harapkan kedatangannya segera mungkin dia mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor tersebut.

Khalidi Abimana calling...

Notifikasi ponsel Rinda yang menunjukkan bahwa ada yang menghubunginya.

Rinda Amalthea Halo Assalamualaikum Kak.

‘Khalidi Abimana Waalaikumsalam, Rinda kamu hari ini datang ke kampus? Lebih tepatnya kamu datang ke ujian akhir saya?

‘Rinda Amalthea Aduh maaf ya kak saya lagi di luar kota.

‘Khalidi Abimana Oh iya ngak apa-apa. Assalamualaikum.

‘Rinda Amalthea Waalaikumsalam

Alid mengakhiri percakapannya di telpon dengan kecewa, sebenarnya dia mengharapkan agar Rinda datang setidaknya memberikan semangat tapi Rinda juga memiliki kesibukan yang lain.

Alid juga tidak tahu mengapa hatinya mencari keberadaan Rinda, mungkinkah hatinya sudah tertaut pada Rinda, hanya waktu yang bisa menjawab.

***

Suasana gedung pertemuan kampus sangat ramai oleh para orang tua berlalu lalang menyaksikan anaknya sebentar lagi akan di wisuda. Dan tepat hari ini pula Alid di wisuda, beberapa saat yang lalu acara pemindahan tali toga telah selesai waktunya sesi foto-foto dan ucapan wisuda yang membanjiri para wisudawan-wisudawati.

Rinda datang membawa sebuket bunga untuk Alid. Dia ditemani oleh Khayla dan Lista si dua sejoli partner hidupnya. Rinda menghampiri Alid yang saat itu orang tua Alid berada disampingnya.

“Selamat Kak atas gelarnya semoga ilmunya bermanfaat.” Rinda memberikan selamat sambil bersalaman dan menyodorkan buket bunga tersebut diiringi oleh Lista dan Khayla yang juga memberikan selamat kepada Alid.

“Thank you Rinda. Segera nyusul wisudanya hehehe” Ucap Alid sambil tersenyum.

“doain kak supaya semuanya cepat selesai. Ini juga permintaan maaf saya karena waktu itu tidak hadiri di ujian akhir kakak.” Sesal Rinda.

“Kan saya dulu bilangnya ngak apa-apa, terima kasih ya udah datang.” Ucap Alid.

“Ngak apa-apa itu berarti ada apa-apanya kak.” Cibik Rinda.

“Terserah Rinda aja kalau gitu.” Alid mengalah. “Bu, ini perkenalkan Rinda, Lista, dan Khayla. Kalau Rinda itu perempuan yang waktu itu Alid antar pulang pas lagi hujan.” Alid memperkenalkan mereka dihadapan orang tuanya.

“Rinda tante.” Rinda memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya bersalaman oleh orang tua Alid. Begitupun dengan mereka berdua.

Lama berbincang dengan orang tua Alid dan Alid sendiri mereka berpamitan pulang.

“Saya pamit dulu tante.” Pamit Rinda.

“Iya nak, terima kasih atas kedatangannya. Hati-hati dijalan.” Ujar Papanya Alid.

***

Drrttt.drrrttt...
Suara notifikasi ponsel Rinda berbunyi disaat Rinda sedang mengerjakan tugas di meja belajarnya.

#Khalidi Abimana : Udah makan belum?yuk makan malam.

#Rinda Amalthea : Boleh juga,memangnya mau makan dimana?

#Khalidi Abimana : Warung depan kompleks rumah kamu kayaknya enak deh.

#Khalidi Abimana : Nanti Saya jemput 10 menit lagi. Siap-siap gih!

#Rinda Amalthea : Oke kak.👌

Rinda mulai beranjak dari meja belajar untuk siap-siap keluar makan malam dan tak lama kemudian suara klakson dari luar sudah terdengar.

Setelah meminta izin ke orang tuanya, Rinda menghampiri Alid dan naik ke motor yang ditunggangi oleh Alid.
Tak jauh dari kompleks perumahan Alid memarkirkan motornya di warung sate. Mereka memilih kursi yang berhadapan dengan tempat pembakaran sate warungnya cukup ramai dan satenya enak.

“ Mau sate ayam, sate kambing atau SATErusnya sama saya? Tanya Alid sambil bercanda kemudian memanggil pramusaji.

“ Ih kak pilihan terakhir ngak ada di menu, itu adanya di hati.” Seloroh Rinda. “pilih sate ayam aja kak terus minumnya air putih.” Sambungnya.

“Kamunya aja yang serius banget.” Ucap Alid.

“Mbak sate 2 porsi dan air putih 2.” Ucap Alid kepada pramusaji.

“Baiklah, ditunggu yah mas pesanannya.” Balas pramusaji tersebut.

Mereka mengobrol beberapa hal sambil menunggu pesanannya datang. Ketika pesanan datang mereka langsung menyantap makanannya.

“Kamu selain sibuk kuliah, sibuk apalagi?” tanya Alid.

“Palingan sibuk kodein doi biar peka.” Canda Rinda.

“Saya tuh nanya serius loh sama kamu, emang udah punya gandengan?” Alid kembali bertanya.

“Belum sih Kak, doi yang saya maksud itu cowok yang saya taksir.” Rinda membenarkan ucapannya. ‘dan laki-laki itu adalah kamu Alid’ batin Rinda.

“Kalau kakak sendiri udah punya gandengan?” tanya Rinda.

“Belum, lagian usia saya bukan lagi waktunya untuk main-main, klo udah klop pasti diseriusin.” Jawab Alid.

“Kalau ada yang seriusin, saya juga siap.” Tutup Rinda.

Makan malam mereka kala itu dipenuhi canda gurau dan sedikit menyinggung masalah hati, entah pertemuan saat itu adalah awal dari segalanya atau sebuah akhir dari perpisahan.

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang