Perlahan Rinda mulai melakukan kebiasaannya seperti dahulu karena objek yang menjadi perhatiannya sudah datang kembali. Hari ini Rinda duduk dikursi lorong kampus guna menunggu Alid barangkali dia lewat. Suara sepatu telah terdengar dan sepertinya langkah kaki itu adalah…
“ Hai kak, lagi urus apa hari ini?” sapa Rinda.
“Eh ini lagi urus pengajuan ujian.” Jawab Alid.
“Jadwalnya udah ada?” Tanya Rinda.
“Udah, nanti minggu depan, jangan lupa datang yaa kasih semangat.” Ucap Alid sambil mengedipkan mata.
“In syaa Allah kalau jadwalnya kosong.” Balas Rinda sambil tersenyum.
Tak berselang lama Khayla dan Lista menghampiri Rinda.
“Lo nungguin Kak Alid lagi?” tanya Lista.
“Iya, tuh baru aja lewat.” Jawab Rinda.
“ Rin, sebaiknya lo ngak usah sering nungguin dia, sekali-kali dia lagi yang nyariin lo jangan mau mengejar terus, beri waktu dia buat nyariinlo, biar dia tau arti rindu” Nasehat Khayla.
“ yaelah Khay, orang jatuh cinta lo nasehati ngak guna juga, orang jatuh cinta itu keras kepala.” Ucap Lista.
“ Sebenarnya gue juga mau berhenti untuk melakukan itu semua tapi hati gue selalu ngomong lakukan sekali lagi,coba lagi, terus dan terus.” Lesu Rinda.
” Gue juga capek selalu memberikan kode, ngasih perhatian sana-sini tapi ngak pernah di gubris. Kepekaan dia itu nihil.” Sambungnya.
“Nanti dia kepedean lagi, dia kira lo selalu nungguin dia kapanpun dan dimanapun.”Simpul Khayla.
“Dia terlalu menarik ulur perasaan, bikin ambil waktu aja.” Ucap Lista.
“Kenapa ngak jujur aja ama Kak Alid mengenai perasaan lo?”tanya Lista.
“Gue takut, takut kalau suatu saat nanti chemistry yang telah kita bangun hilang begitu saja, gue takut kalau suasananya menjadi canggung.” Cicit Rinda.
“Itu bukan ide yang buruk, tapi lo itu perempuan, jalanin aja dulu liat reaksi dari dia bagaimana.” Ujar Khayla.
“Eh kita udah mau pulang nih, lo mau pulang juga?” Tanya Lista kepada Rinda.
“Engh, Gue belum mau pulang pengin ke perpustakaan dulu.” Tolak Rinda.
“Kalau gitu kita duluan.” Ucap Khayla.
“ Nanti pulangnya hati-hati.” Sambungnya kemudian melangkah pergi bersama Lista.***
Tak terasa hari semakin gelap Rinda mulai mengemasi barangnya untuk pulang ke rumah, sesampainya di lobby kampus ternyata diluar sana sudah turun hujan dan melihat Alid sedang berdiri dipinggiran lobby.
“Lagi hujan kak.” Mulai Rinda.
“Iya hujan padahal udah malam.” Ucap Alid sambil memandangi wajah Rinda. “Kok belum pulang?” sambungnya.
“Oh ini, tadi abis dari perpustakaan.” Jawab Rinda.
“Kamu pulang pake apa?bawa kendaraan?” tanya Alid.
“Hari ini ini saya ngak bawa kendaraan, mungkin pesan ojol aja.” Rinda berterus terang.
“Biar saya yang antar pulang, tapi kita menunggu sampe hujannya reda soalnya saya bawa motor. Ngak apa-apakan diantar pulang pake motor?” Ujar Rinda.
“Hah?” kaget Rinda. “Saya takut merepotkan kakak.” Sambungnya.
“Rumah kita searah kok, lagian saya bawa helm dan mantel kok jadi ngak usah khawatir.” Ucap Alid meyakinkan.
‘Darimana dia tau kalau rumah kita searah’ batin Rinda.
“Saya pernah ngak sengaja lewat depan rumah kamu terus kamu lagi di halaman rumah merawat tanaman.” Jawab Alid seakan tahu apa yang menjadi pertanyaan Rinda.
Mampus! Makhluk ciptaan Tuhan satu ini seperti cenayangan yang tau segala hal tapi tidak terlalu peka dengan yang namanya perasaan. Rinda mulai mengingat-ingat kejadian ketika saat itu Alid melewati rumahnya pasti penampilan Rinda kala itu jauh dari kata rapi.
Hujan mulai reda meskipun masih rintik-rintik. Alid mengeluarkan sweater kemudian memayungi kepala mereka berdua menuju tempat parkir seketika itu Rinda kaget dan respon jantung yang mulai berdetak cepat.
“Ayo kita ke parkiran, hujannya udah reda nanti kemalaman sampe rumahnya, nih payungan dibawah sweater nanti kamu basah terus masuk angin.” Ucap Alid sambil menuntun Rinda ke parkiran dengan sweater yang menjadi payung di tangannya.
“Iya kak ayo.” Ucap Rinda.
Perjalanan malam itu hening, tidak ada yang memulai percakapan. Sesampainya di rumah, Rinda turun dari motor dan pamit kepada Alid.
“Terima kasih kak atas tumpangannya, masuk aja dulu kerumah.” Ucap Rinda.
“Iya lain kali aja soalnya udah malam saya langsung pulang saja.” Alid berpamitan pada Rinda yang dibalas anggukan oleh Rinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)
RomanceKisah ini menceritakan tentang perasaan yang kian menyiksa, tentang rindu yang mengganggu, segala macam kode yang tak pernah di gubris, kepekaan yang seolah tak ada, serta cinta yang belum sempat terungkap tetapi takdir berpihak lain. Apakah rasa it...