Chapter 14

262 15 2
                                    

Keluarga dan kerabat dekat mulai berdatangan ke kediaman Alid, mereka mulai sibuk menyiapkan kebutuhan untuk hari ini.

Tak terkecuali Alid yang sudah tidak tenang dengan hatinya yang diliputi rasa cemas dan was-was. Sejumlah seserahan telah disiapkan jauh-jauh hari dan dikemas dengan apik.

Sedangkan dikediaman sang calon telah berdiri tenda bernuansa merah dan gold, ruangan sudah dihias sedemikian rupa demi acara yang penting nan sakral, sang calon mempelai wanita telah dihias secantik mungkin dan mengenakan gaun berwarna rose gold. Alid sudah mengenakan jas berwarna hitam dilengkapi dengan peci, kemudian bersiap-siap menuju rumah calon mempelai wanita.

Iring-iringan mobil pengantar pengantin membelah jalanan di kota ini. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit mereka telah sampai di rumah mempelai, rasa deg-degan Alid mulai bertambah seiring melangkahkan kaki menuju ruangan akad nikah semakin kencang pula debaran jantung yang dirasakan oleh Alid.

Seluruh pihak yang bersangkutan telah mengambil posisinya masing-masing. Tepat jam 10 pagi akan dilaksanakan akad nikah.

“Saya terima nikah dan kawinnya Dania Putri Rasyid Binti Ahmad Rasyid dengan maskawin tersebut tunai.” Ucap Alid dengan lantang satu kali tarikan nafas.

“Sah”

Seruan para tamu yang hadir kemudian dilanjutkan dengan doa dan nasihat pernikahan.
Setelah akad nikah dilaksanakan mereka menyalami para tamu di pelaminan.

***

#grup partner hidup
#Rinda Amalthea : Guys temenin gue hari ini ke nikahannya Kak Alid yah,

#Khayla Sifabella : Kalau hari ini hujan berarti semesta ngak ngerestuin lo datang ke nikahannya.

#Azana Calista : Yakin bakal datang?

#Rinda Amalthea : Demi saya

#Khayla Sifabella : Ok gue pergi, tapi janji disana lo ngak boleh sedih apalagi nangis.
#Azana Calista : Kalau gitu gue ikut.

Kemudian Rinda bersiap-siap dan berhias diri guna tampil cantik. Lista dan Khayla menjemput Rinda dan segera menuju tempat resepsi pernikahan Alid.

“Seandainya ngak ada kata ‘demi saya’, gue ogah mau datang.” Ujar Lista.

“Gue juga, ngak tega ngeliatnya.” Tambah Khayla.

“Ini juga pembuktian gue kalau gue ikhlas ngelepas dia.” Ujar Rinda.

Di tempat resepsi pernikahan tersebut, Rinda berjalan masuk dan menyaksikan Alid beserta istrinya berdiri di pelaminan sambil menyalami tamu.

“Kita makan dulu deh, lagian masih banyak tamu tuh.” Ujar Lista ketika melihat antrian panjang menuju pelaminan.

“Makan bakso yuk.” Ujar Rinda melihat stand menu tersebut dan diikuti oleh kedua temannya.

Rinda POV

Tidak ada yang dapat menjelaskan apa yang sedang kurasakan saat ini, hampa hati ini melihatmu bahagia bersama dengan yang lain, senyum itu selalu aku ingat bahwa itu adalah senyum bahagiamu meskipun bukan bersamaku.

Tanganku terus menyuap bakso dan mataku terus menatapmu dari kejauhan, Aku serasa menjadi penonton sebuah film yang tayang di bioskop.

Aku mengantri untuk dapat giliran menyalami dan memberikan ucapan turut berbahagia, dari kejauhan kau nampak tersenyum padaku.

“Selamat Kak atas pernikahannya, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, dan warrahmah.” Ucapku sambil menyalami tangannya, tetapi disaat Aku ingin melepaskan jabatan tanganku dia menahannya dan memberikan sepersekian detik senyuman untukku.

“Terima kasih udah datang.” Ucap Alid sambil mengusap pundakku.” Kita foto bareng dulu.” Lanjutnya.

“Iya boleh.” Ucapku.

Kini mentariku sudah menemui pintu kebahagiaannya, cinta dalam diamku akan tetap diam dalam sunyi, cukup ilalang yang menjadi saksi bisu pertemuan yang telah kita lalui, terima kasih telah memberiku ruang untuk mencintaimu. Aku berharap, cintaku masih bisa bertahan meskipun dalam bentuk yang lain. Aku pamit, kita berbahagia bersama dengan jalan yang berbeda.

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang