Chapter 20- END

885 32 0
                                    

Sejak kepulangannya dari Bandung, Rinda dan Daffa semakin dekat entah itu makan bareng atau sekedar hangout. Daffa sudah berpenampilan rapi kemeja yang digunakannya digulung sampai siku yang menambah kadar ketampanannya.

Rencananya Daffa akan berkunjung ke rumah Rinda meskipun Rinda berada di luar kota.



Tok, tok, tok.


"Assalamualaikum." Salam Daffa sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, eh ada Nak Daffa, Silahkan masuk." Sapa Mamah Rinda dengan ramah. Sesampainya di ruang tamu Daffa menyalami tangan kedua orang tua Rinda.

"Ada maksud apa kamu datang malam-malam begini? Cari Rinda?dia lagi keluar kota" Tanya Papah to the point.

"Bukan Om. Maksud kedatangan saya kesini adalah ingin menyampaikan niat baik saya yaitu ingin melamar Rinda, Om." Papar Daffa.

"Di minum dulu Nak." Tawar Mamah dari arah dapur membawa nampan yang berisi minuman dan kue.

"Kalau Om sendiri menerima niat baikmu, tapi itu tergantung dari Rinda mau tidaknya." Ucap Papah.

"Ayo diminum dulu." Sambung Papah dan Daffa menikmati hidangan yang disajikan oleh tuan rumah.

"Kalau begitu saya permisi dulu om." Pamit Daffa.

"Iya nak, kalau kami sudah mendapat jawaban dari Rinda, pasti kamu segera dihubungi." Ujar Papah yang dibalas anggukan oleh Daffa.

***

Suasana bandara sore itu cukup ramai, karena jadwal penerbangan lagi banyak. Rinda mendorong kopernya untuk dinas di luar kota lagi, di tengah perjalanan menuju gate seorang anak kecil menabraknya.

" uh sayang, kamu sama siapa disini ? Papa dan Mama kamu dimana?" Rinda dengan sigap menggendong anak kecil tersebut.

"ppa,pa-pah." Celoteh anak kecil tersebut.

"Azlan jangan jauh-jauh jalannya nak." Suara laki-laki yang pasti adalah orang tua anak tersebut.

"Tuh, ayah kamu datang." Ujar Rinda mengajak bicara anak kecil tersebut.

"Maaf telah merepotkan, saya lalai waktu momong dia." Ujar ayahnya.

"Tidak apa-apa lain kali..."Rinda berbalik ke arah sumber suara dan seketika itu dia kaget. "Kak Alid?"

"Rinda? Long time no see, Azlan sini ke gendongan Papa." Ucap Alid. "Ini anak saya namanya Azlan."

"Oh iya, lain kali di jaga baik-baik kalau lagi momong dia." Ucap Rinda setengah sadar setelah kejadian kebetulan yang dia alami di bandara.

"Kamu ngapain ke bandara?" Tanya Alid.

"Mau berangkat keluar kota untuk perjalanan dinas. Mamanya Azlan dimana kak?" basa-basi Rinda.

"Baru aja dia masuk, dia juga ada jadwal di luar kota." Jawab Alid.

"Kamu ngak mau ngomong sesuatu? Mumpung kita ketemu loh." Pancing Alid.

"Hah?ngomong apa ya?kayaknya ngak ada deh." jawab Rinda sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Keliatannya kamu bahagia dengan kehidupanmu yang sekarang." Ujar Alid.

"Kakak jauh lebih bahagia. Sekarang kakak udah di anugerahi anak ganteng dan keluarga yang insyaa allah sakinah." Balas Rinda.

'bismillah, mungkin ini adalah waktu yang tepat.' Batin Rinda yang sudah gugup.

"Kak aku pengin ngomong, tau ngak sih dulu story chat kita adalah bacaan favoritku. Snapgrammu adalah tontonan favoritku. Namamu adalah ejaan yang sempurna bagiku. Bahan ghibah yang asik ke teman-teman adalah tingkah laku mu."

"Tapi itu dulu Kak, sesaat sebelum kau memilih yang lain."

"Satu hal yang harus Kak Alid tau, bahwa aku pernah menyukaimu, oh ralat Aku mencintaimu."

"Cuman saat itu aku tidak memiliki keberanian untuk berkata jujur. Aku hanya takut suasana diantara kita menjadi canggung." Jujur Rinda.

Sesaat terjadi jeda di antara mereka tak satu pun yang membuka suara.

Hingga pada akhirnya panggilan penerbangan untuk Rinda terdengar di bandara dan itu artinya Rinda harus bergegas agar tidak ketinggalan pesawat.

"Aku permisi kak." Pamit Rinda sambil melangkah pergi.

"Rinda." Teriak Alid yang seketika langkah Rinda terhenti. "seharusnya kamu tau pilihanku saat itu disaat aku memutuskan untuk menikah." Jelasnya.

Dari kejauhan Rinda hanya memberikan isyarat 'ok' melalui jarinya dan berjalan menuju pesawat sambil menyeka air matanya.

Permainannya sudah selesai, kisah ini sudah berakhir. Beberapa tahun terakhir adalah fase disaat kau menarik perhatianku.dan saat itu Aku mencintaimu dalam diam. Tahun ini waktunya menarik ulur semua itu. Dan menguraikan kembali bersama yang lain. Jaga dirimu baik-baik disaat aku tak menunggu lagi.

Suasana Setelah Kita Pisah (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang