Kring
Kring
Kring
15.00
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Siswa dan siswi segera berlarian keluar kelas termasuk Raihan,Aldi,dan Wawan.
"lo mau langsung pulang apa mau langsung ke cafe" tanya Wawan kepada Raihan."gue mau langsung kerja dulu lah" jawab Raihan."aduduh mas mas akutuh jangan dikacangin tanyain aku juga dong"ucap Aldi dengan wajah yang mengerikan. tak "najis bego!" dengan tidak berdosanya Wawan langsung menjitak kepala Aldi.
"emang kenapa kalo gue langsung ke cafe?"tanya Raihan yang tidak menghiraukan Aldi yang daritadi mengeluh karena karya Wawan sepertinya akan benjol.Hei,jitakannya yang tadi tidak main main."gue anter" jawab Wawan."gue angkot aja deh,by" Raihan menolak dia tidak mau merepotkan sahabatnya."yaudah kalo gitu ini juga nyokap gue pengen dianter kepasar,emak emak emang repot yak"kata Wawan emaknya memang repot tapi tetap sayang,eeeeaaakkk."DADAH RAIHAN!!SEE YOU SOON!!" teriak Aldi sambil melambaikan tangannya pada saat Raihan akan berjalan."lo malu maluin tau nggak!"ucap Wawan kepada Aldi."iya dah mangap eh,maaf tunguin gue elah,kan tadi pagi gue nebeng lo"."cepet".
🍁🍁🍁
tring
tring
tring
Lonceng di pintu cafe berbunyi pertanda orang masuk.
"assalamualaikun kak Selli"ucap seseorang yang tak lain adalah Raihan kepada seseorang yang tengah menghitung jumlah uang di kasir.
"waalaikum salam Rai,kamu mau langsung kerja?"tanya kak Selli."iya kak aku mau langsung kerja"jawab Raihan."yaudah kamu ke belakang gih"suruh Selli.
Selli,orang yang Raihan aggap sebagai kakak perempuannya sendiri orangnya lembut,baik hati,dan sangat pengertian.
Raihan memulai pekerjaannya dengan senang hati.Oh ya,dia bekerja di cafe ini sebagai pelayan dan Selli bertugas di mesin kasir.Mereka berdua terlihat seperti orang berpacaran ketika sedang bersama.Padahal Selli sudah punya pacar.
🍁🍁🍁
18.52Cafe hari ini cukup sepi.Karena hujan mengguyur kota Jakarta.Jadi,cafe tutup lebih awal. Entah kenapa Raihan merasa tubuhnya sangat lelah dan pening terus mendera sejak tadi tapi dia terus menahannya.Ia tidak membawa payung.Yah,pada akhirnya setelah ia membayar angkot yang ditumpanginya ia harus berjalan lagi untuk masuk ke komplek perumahan elit itu.
Raihan sudah sampai di depan rumahnya.Tampak dari luar rumah terlihat sepi mungkin mereka tengah menikmati coklat panas dan berkumpul di ruang keluarga dan yah pastinya tanpa dirinya ,pikirnya.
Bibirnya pucat,badannya basah kuyup,dan jangan lupakan pening yang sejak tadi belum berkurang malah bertambah.Ia memutuskan untuk masuk lewat pintu belakang saja.
Saat masuk ke dalam sayup sayup ia mendengar suara bunda dan ayahnya dari kamar adiknya.Saat hendak ke kamar adiknya memastikan apa yang telah terjadi tiba tiba bi Siti keluar dari kamar adiknya.Sontak Raihan bertanya kepada bi Siti."bi, ada apa di dalam?kok ribut ribut?"tanya Raihan."ya ampun den,kok bisa basah basah gini?"bukannya menjawab pertanyaan Raihan bi Siti malah dibuat terkejut melihat anak majikannya yang basah kuyup dan lantai yang penuh air.
"iihhh bibi mah gitu,Raihan mau tanya itu ada apa di dalam kamar Bagas,kok ribut gitu" Raihan mengulang pertanyaannya."ooohh itu den,den Bagas demam mungkin kecapekan karena lomba basketnya"jawab bi Siti kemudian melihat lantai yang basah."astagfirullah,trus Bagas mau dibawa ke rumah sakit kan bi?"tanya Raihan."iya kayaknya tuan sama nyonya bakal bawa den Bagas ke rumah sakit karna demamnya nggak turun turun"jawab bi Siti."owh yaudah deh bik jangan khawatir nanti lantainya Raihan yang bersihin bibik istirahat"ucap Raihan yang sudah tidak tahan dengan rasa sakit di kepalanya.
'cepet sembuh dek,kakak sayang kamu'
TBC
7,oktober,2019
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN STORY'S ✅
Teen FictionCover by : @safitrithia25 Kesempurnaan fisik melengkapi tubuh lelah nan rapuh itu.Tersenyum menutup kesedihannya. Ia tidak suka dikasihani. Ia ingin dirinya disayang kembali dengan tulus tanpa paksaan dan rasa kasihan. Dia, Raihan Devano Putra Penas...