Eungghh
Raihan terbangun dari tidurnya dalam keadaan yang jauh dari kata baik. Bibirnya pucat bahkan hampir membiru, badannya menggigil kedinginan, dan suhu badannya naik drastis. Tapi, itu semua tidak menyurutkan niatnya untuk berangkat sekolah.
Raihan berusaha berdiri kepalanya terasa berat dan berputar dengan cepat. Ia membuka baju yang ia pakai semalam terlihat lebam kebiruan dan luka luka dengan darah yang mulai mengering. Raihan hanya memperhatikan luka luka tersebut dengan tatapan sendu.
Setelah shalat, mandi, dan membereskan semua tugasnya di rumah mewah itu Raihan segera berangkat ke sekolah karna sebentar lagi ia akan terlambat.
Pintu gerbang sekolahnya sudah ditutup, ia terlambat tapi tidak sendirian.
"aduhh maaf ya Rel gara gara aku kita telat" ucap seseorang yang terdengar familiar di telinga Raihan segera saja ia menoleh dan mendapati Ciyla dan Farel menatap gerbang sekolah. "its okay" balas Farel sambil mengacak pelan rambut Ciyla.
"hey!! udah telat malah pacaran, kalian bertiga masuk terus berdiri di lapangan sambil hormat bendera, GECE!!" ucal seorang guru bp yang suaranya sangat keras seperti memakai toa padahal dia tidak memakainya.
Mendengar suara tersebut mereka bertiga segera masuk menuju ke lapangan. Raihan merasa dejavu hatinya terasa sakit melihat kemesraan pasangan yang berada di sampingnya seakan akan lupa kalau ada orang lain.
Ciyla seakan akan lupa akan sosok Raihan. Akhirnya hukuman mereka selesai Raihan sudah sangat lemas dan kepalanya terasa sangat sakit hampir saja ia tumbang kalau seseorang tidak menahannya.
"Rai!" Ciyla memegang bahu Raihan erat agar tidak langsung jatuh. Raihan yang merasa seseorang memegang pundaknya langsung menarik kesadarannya secara penuh dan menatap Ciyla kemudian ia berusaha berdiri dan menyanderkan tubuhnya di pohon yang ada di pinggir lapangan.
"gue nggak papa" ucap Raihan sambil tersenyum ke Ciyla. "hm" balas Ciyla lalu berlalu ke kelas diikuti Farel. Sebenarnya saat melihat Raihan pada saat di gerbang tadi, Ciyla yakin kalau anak itu sedang sakit melihat wajahnya yang sudah sangat pucat. Ia khawatir, sangat. Tapi, ego mementingkan segalanya. Kalau ia masih peduli pasti ia akan menyeret anak itu ke uks untuk istirahat.
"ck... Emang lemah" ucap Farel di depan Raihan sebelum mengikuti Ciyla yang sudah duluan. Raihan hanya menanggapi perkataan Farel dengan senyuman khasnya sebelum memasuki kelasnya juga.
🍁🍁🍁
"RAIHAN!" ucap seseorang dengan suara melengking yang memnbuat Raihan terpaksa bangun dari tidurnya. "kamu udah telat malah enak enakan tidur. Sebagai hukuman kamu kerja soal di papan. SEKARANG!" ucap salah satu guru killer yang mengajar matematika.
Murid murid yang disana pun bernafas lega setidaknya bukan mereka yang ditunjuk ke depan mengerjakan soal yang materinya baru dipelajari hari ini.
Raihan berdiri dan berjalan ke papan tulis sesekali mengerjab perlahan agar pandangannya sedikit lebih jelas karena setelah bangun kepalanya terasa semakin sakit dan pandangannya kabur. Syukurlah pandangannya membaik dan dia mengerjakan soal itu dengan mudah.
"benar, lain kali kamu jangan tidur lagi dikelas yah kalo sakit ke uks saja" ucap guru itu khawatir melihat wajah anak itu sangat pucat. "baik bu".
🍁🍁🍁
Krinngg
Kriingg
Bel istirahat pun berbunyi siswa dan siswi di sekolah tersebut berbondong bondong keluar kelas menuju kantin untuk memberi makan cacing cacing di perut mereka. Berbeda dengan Raihan ia lebih memilih tinggal di kelas melanjutkan tidurnya. Belum sempat ia terpejam terdengar suara Aldi yang berteriak keras.
"wooyy" teriak Aldi sedangkan Wawan yang disebelahnya menutup telinganya. Memang Wawan sudah pindah ke sebelah Aldi yang memang duduk sendiri mungkin ia membenci Raihan.
Raihan melihat Wawan dan Aldi keluar kelas dan bergabung bersama Ciyla, Farel, Melani, dan Oshi. Wawan merangkul mesra Oshi sedangkan Melani menjewer telinga Aldi karna suara Aldi sangat mengganggu. Sepertinya Wawan dan Oshi sudah berpacaran ketara sekali rona merah muda di pipi Oshi saat dirangkul oleh Wawan. Dan mungkin juga Aldi sudah berpacaran dengan Melani.
Raihan yang melihat itu semua tersenyum miris. Seakan sosok Farel menggantikan posisinya.
🍁🍁🍁
Akhirnya waktu yang ditunggu murid murid pun tiba. Yups, pulang sekolah. Raihan berjalan sambil menatap ke depan dengan mata sayunya. Matanya yang sebelumnya sayu langsung terbuka lebar melihat anak dengan seragam yang dikeluarkan dengan celana biru tua khas anak smp menyebrang dengan menunduk sehingga tidak memperhatikan sekitarnya.
Tintinn
Greepp
Duuaakkhh
TBC
Hayo loh:v
Kendari,12,februari,2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN STORY'S ✅
Teen FictionCover by : @safitrithia25 Kesempurnaan fisik melengkapi tubuh lelah nan rapuh itu.Tersenyum menutup kesedihannya. Ia tidak suka dikasihani. Ia ingin dirinya disayang kembali dengan tulus tanpa paksaan dan rasa kasihan. Dia, Raihan Devano Putra Penas...