Raihan masih ingat senyum tawa, dan air mata yang Ciyla tunjukkan padanya. Tapi mungkin nanti, yang ia dapat hanyalah tatapan dingin dari Ciyla. Kata Ciyla ia lemah, ia lemah bahkan amat sangat rapuh tapi itu disembunyikan dengan baik oleh topeng andalannya.
"assalamualaikum" ucap Raihan sambil mengendap endap masuk ke dalam rumah yang gelap gulita."darimana kau sial!" seru seseorang dengan suara baritonnya, Adrian.
"a-aku d-dari-" belum selesai Raihan bicara Adrian memotongnya. "dasar sial!". Adrian langsung menarik kasar surai hitam Raihan. Adrian berjalan dengan cepat dengan tangannya yang setia berada di surai Raihan, saat sudah sampai di ruang kerjanya Adrian dengan kuat melempar Raihan di lantai dingin itu.
"sshh" desis Raihan pelan yang dapat didengar oleh Adrian. "sakit hmm?" ucap Adrian kembali menjambak surai Raihan. Raihan menggeleng pelan. "bodoh, dasar sial!" ucap Adrian melepaskan jambakannya lalu...
Plak
Plak
Plak
Entah sudah berapa kali Adrian menampar pipi tirus Raihan. Sedangkan Raihan hanya menatap Adrian berharap Adrian segera menghentikan aksinya. Tapi ekspetasi tak seindah realita Adrian terus menyiksanya.
Ctar
Ctar
Ctar
Bahkan selipik kulit milik Adrian sudah melayang di punggung Raihan. Sedangkan Raihan menggigit bibir bawahnya menahan sakit di sekujur tubuhnya.
Seakan tidak puas menampar dan menyabet tubuh Raihan, Adrian menonjok badan dan wajah Raihan tanpa ampun.
Buagh
Bugh
Bughh
Cukup puas melihat Raihan yang terlihat menahan sakitnya Adrian langsung menendang tubuh ringkih itu. "pergi!". "i-iya yah" Raihan langsung pergi dari ruang kerja sang ayah.
Raihan dengan perlahan baring di kasur tipisnya setelah bersih bersih. "ssshhh" Raihan mendesis kesakitan kala punggungnya bersentuhan dengan kasur.
'gue ngk suka cowok lemah'
'dasar sial'
'pembunuh'
Kata kata tersebut terus terulang ulang di pikirannya. Ia tidak mau dibilang lemah. Tapi, sayangnya ia memang lemah, ia tak mau dibilang sial. Tapi, ia memang selalu membawa sial kepada semua orang, ia tidak mau dibilang pembunuh. Tapi, kejadian itu dia dianggap pembunuh. Ckk menjijikkan.
Flashback on!! (baca oyy penting inii supaya klean tau Raihan dibenci ortunya kek gimana. Ok)
"abangg" teriak bocah satu tahun di tangga menegur kakaknya di lantai dasar. "adek tiala, cini dek abang punya ainan balu" sahut sang kakak. Raihan dan Tiara adiknya.
Tiara segera menyusul abangnya Raihan. Tapi, saat menuruni tangga kaki Tiara terpeleset karena ada genangan air di tangga tersebut tak tau air darimana.
Tiara terguling guling di anak tangga sampai di anak tangga terakhir tubuhnya mengeluarkan darah yang sangat banyak. Sedangkan, Raihan hanya bengong melihat kejadian tersebut ia bingung kenapa banyak cairan merah yang keluar dari tubuh adiknya.
"adek" ucap Raihan sambil mengguncang guncangkan tubuh lemas sang adik.
Mereka hanya berdua di dalam rumah mewah tersebut. Sedangkan bik Siti berada di luar menyiram tanaman di taman. Adrian, Putri, dan Bagas pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan hadiah Tiara yang sebentar lagi ulang tahun. Raihan sendiri bertugas untuk menyibukkan sang adik di rumah.
Ceklek
Adrian yang membuka pintu utama terkejut melihat kejadian tersebut dan langsung menghampiri anaknya, sementara Putri dan Bagas hanya syok di depan pintu utama.
Plakk
"dasar pembunuh" ucap Adrian tanpa bersalah langsung menampar pipi gembul anak sulungnya. Raihan yang mendapat tamparan tiba tiba dari ayahnya matanya langsung berkaca kaca.
Adrian langsung menggendong anak bungsunya yang lemas meninggalkan Raihan yang bersiap menangis.
"ya Allah den kenapa nangis?" tanya bik Siti tergopoh gopoh menuju Raihan yang menangis. "adek beldalah bik hiks" dengan suara cadelnya Raihan bersuara.
Flashback off!!!
TBC
Au ah gelap🙈
Kendari,18,januari,2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN STORY'S ✅
Teen FictionCover by : @safitrithia25 Kesempurnaan fisik melengkapi tubuh lelah nan rapuh itu.Tersenyum menutup kesedihannya. Ia tidak suka dikasihani. Ia ingin dirinya disayang kembali dengan tulus tanpa paksaan dan rasa kasihan. Dia, Raihan Devano Putra Penas...