Chapter 23

7.5K 413 82
                                    

Raihan berlari ke arah Bagas yang menyebrang sambil menunduk sedangkan dari arah berlawanan ada mobil sedan yang terus membunyikan klaksonnya memperingati Bagas agar menghindar.

Tintinn

Greepp

Bagas merasa ada yang memeluknya begitu erat.

Duuaakkh

Kali ini Bagas merasa tubuhnya seakan melayang sebelum jatuh terguling guling bersama sosok yang tengah memeluknya sangat erat seakan enggan melepas biarpun mereka sudah terguling guling.

Bau anyir darah tercium dimana mana. Kaki Bagas terasa sakit seperti tergores. Sebelum ia merasa tubuhnya melayang ia sudah mengetahui siapa sosok yang memeluknya. Bagas pun mulai memejamkan matanya.

'abang'

Sosok itu. Raihan, yang sedari tadi memeluk tubuh Bagas yang lebih kecil darinya. Tangannya yang sedari tadi di kepala sang adik kini  terkulai lemas, sekujur tubuhnya ngilu dan sangat sakit, kepala dan mulutnya sedari tadi mengeluarkan darah yang sangat banyak bahkan sampai mengenai sang adik. Raihan mencoba tersenyum di saat orang orang mulai mengerumuninya dan mata itupun tertutup.

🍁🍁🍁

Terdengar suara brankar yang ikut meramaikan bisingnya rumah sakit siang ini. Brankar pertama diisi oleh Bagas dan brankar kedua diisi oleh Raihan, brankarnya sudah dipenuhi oleh darah.

Mereka berdua langsung digiring oleh suster suster masuk ke dalam IGD.


Adrian dan Putri lari tergopoh gopoh menuju ruang IGD dengan muka yang sembab. "mas.." ucap Putri kepada suaminya dan kembali meneteskan bulir air matanya. Heyy, orang tua mana yang tidak menangis ketika mendapat telpon dari orang asing mengabarkan kalau anaknya sedang tidak baik baik saja.

"Bagas mas..Hikss". Putri sangat khawatir pada Bagas dan melupakan keadaan putranya yang lain yang sekarang tengah berjuang antara hidup dan mati. "cup..Cup Bagas pasti ngk papa dia kan anak yang strong" ucap Adrian menenangkan Putri.

Ceklek

Pintu IGD terbuka menampilkan dokter wanita yang nampak kacau dengan lelehan air mata yang membekas di matanya, dan jas putih kebanggannya seperti terkena cipratan darah. Dalam pikiran Adrian dan Putri bertanya tanya apakah itu darah Bagas?, apakah keadaan putra kesayangannya separah itu?.

"dok gimana keadaan Bagas hikss?". Tanya Putri sambil sesegukan. "keadaan adik Bagas baik baik saja hanya ada luka goresan di kakinya. Selebihnya baik baik saja" jelas dokter wanita itu yang tak lain dokter Merilyana.

"alhamdulillah" ucap Adrian dan Putri lalu berpelukan menyalurkan rasa kelegaan. Dokter Meri hanya tersenyum sendu melihat betapa khawatirnya pasangan itu terhadap Bagas sedangkan putranya yang saat ini tengah skarat tidak. "adik Bagas akan dipindahkan di ruang rawat. Dan-". "dok keadaan pasien yang tadi menurun!" ucap seorang suster yang tiba tiba memotong pembicaraan dokter Meri. Yang baru saja akan ia beritahukan keadaan Raihan kepada keluarganya

"saya permisi" pamit dokter Mery dan kembali masuk ke ruang IGD. Entah kenapa perasaan Putri tiba tiba tidak enak dan pikirannya menuju satu nama.

Raihan







TBC

Haii

Kendari,16,februari,2020

RAIHAN STORY'S ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang