18.32
Ceklek
Assalamualikum
Raihan membuka pintu belakang.Ia biasa lewat pintu belakang dan jarang melewati pintubutama rumah ini.Alasannya ia tidak mau mengganggu keluarganya yang sedang berkumpul bersama seperti malam ini.
"yah,ada permainan baru lo di mall kita kesana yuk!".Terdengar suara adiknya yang sedang mengajak bunda dan ayah untuk ke mall malam ini.
"emmm... Tapi besok kamu sekolah sayang"ucapan merdu sang bunda ia dengar menambah luka di hatinya.Kapan bundanya akan bicara lembut kepadanya?.Ck, itu mustahil."iya Bagas kamu sekolah besok"suara ayahnya terdengar makin melebarkan luka di hatinya.Suara ayahnya sangat lembut kepada Bagas beda jika ayahnya berbicara dengan dia sungguh sakit bahkan tidak ragu untuk mengangkat tangan kepadanya.
"ayolah bun...Sekali saja...Please"mohon Bagas ke ayah bunda."yaudah tapi kali ini aja ya..Sekalian kita makan di luar"ucap ayah yang membuat Bagas senang bukan main.
Cukup sudah.Mendengar adiknya bisa bermanja dengan ayah dan bunda.Lebih baik ia mengistirahatkan tubuhnya yang lelah ini.
Raihan sudah sampai di kamarnya dan langsung membuka seragam yang masih membalut tubuh kurusnya.Terlihat 'hadiah' dari ayahnya yang ia dapatkan di chapter 1 sudah kering.
Hmmm..Sehabis dari rumah sakit tadi langsung kerja cukup melelahkan juga yah.Raihan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan keluar kamar memakai baju santai.
Aroma masakan tercium di indra penciuman Raihan.Karena perutnya sudah memberontak ia segera berhalan ke dapur.Ia melihat bik Sitti sedang nenyiapkan makanan di meja makan.
"lah,bik, ini semua buat siapa?aku kira Bagas,ayah,dan bunda pergi?"tanya Raihan karena bi Siti menyiapkan banyak makanan kesukaannya.
"nah,karna tuan dan nyonya lagi nggak ada di rumah.Bibik buatin semua ini spesial buat aden"ucap bik Sitti semangat."waaahhh,makasih bik.Tapi,kan bisa dibelakang aja nggak usah di meja makan".Sahut Raihan."nggak papa den sekali kali aja"ucap bik Sitti.
Raihan segera menarik kursi dan mendudukinya sambil membayangkan kalau ia sedang makan malam bersama ayah,bunda,dan Bagas.Raihan segera mengambil nasi,tumis kangkung,dan ayam goreng kesukaannya.
Raihan makan dengan sangat lahap.Bik Sitti yang sedari tadi melihatnya ingin menangis anak semuda Raihan harus mengalami masalah besar yaitu dibenci,tidak diurus,dan yang terburuk ia tidak pernah diberikan kasih sayang oleh orang tua kandungnya sendiri.
"alhamdulillah...Makasih ya Allah"ucap syukur Raihan karena malam ini perutnya kenyang.Raihan membereskan piring bekas ia makan dan mencucinya.
"eeeehhh...Aden nggak usah nyuci nanti bibik aja"cegah bik Sitti melihat Raihan mengambil ancang ancang akan mencuci piring."nggak usah bik biar aku aja pasti bibik capek udah masakin aku tadi".Raihan tidak mau merepotkan bik Sitti lagi sudah cukup tadi ia dimasakkan makanan enak."yaudah den bibik masuk kamar dulu ya...Aden kalo habis nyuci nya langsung istirahat ya den"beritahu bik Sitti karena wajah anak itu terlihat pucat."siip bik"ucap Raihan sambil menunjukkan jempolnya.
Raihan,anak itu dengan riang menyelesaikan piring kotornya dan melihat lantai dapur yang terlihat sedikit berdebu.Krena Raihan orangnya sangat pembersih ia langsung mengambil sapu dan menyapu lantai.
Tes
Tes
Tes
TBC
11,oktober,2019
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN STORY'S ✅
Teen FictionCover by : @safitrithia25 Kesempurnaan fisik melengkapi tubuh lelah nan rapuh itu.Tersenyum menutup kesedihannya. Ia tidak suka dikasihani. Ia ingin dirinya disayang kembali dengan tulus tanpa paksaan dan rasa kasihan. Dia, Raihan Devano Putra Penas...