Chapter 3

9.2K 524 11
                                    

Krriingg

Krriingg

Krriingg

05.00

Jam lima subuh tepat. Raihan segera bangun dari kasur tipisnya dan mematikan alarm di hp androidnya.

Setelah menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.Dia pun segera melaksanakan ritual mandinya.

Sesampainya di bawah. Dia melihat keluarganya  yang sedang sarapan bersama di selingi canda dari adiknya. Tentunya tanpa dirinya. Hei, mungkin jika ia ikut bergabung keluarganya akan segera pergi tanpa makanan di perut mereka. Huh itu sangat tidak baik,lebih baik dia yang tidak sarapan.

Raihan melewati keluarganya dan langsung menuju pintu utama rumah ini. "bun,yah,Raihan pergi dulu ya.. Assalamualaikum.." dia pun berpamit dengan cara berteriak dari puntu utama. Dan sampai kapanpun akan dianggap angin lalu oleh mereka.

🍁🍁🍁

"dek,kok makin hari makin ganteng"

"dek,kakak udah siap nih dihalalin"

"ambyar aku mas"

"kak,ke pelaminan yuk!"

Teriakan para junior dan senior terus menggema di sepanjang koridor saat Raihan berjalan. Raihan hanya memberi tanggapan sebuah eye smile nya pada para senior dan junior tadi.

puk

Raihan menahan ringisannya saat ada seseorang yang dengan tidak selownya menepuk bahunya. Bukan karena ia lebay tapi 'hadiah' dari ayahnya semalam belumlah kering.

"weesshh, pagi -pagi udah laku aja lo guenya kapan" ucap Aldi dengan muka memelas.

"Di, nggak usah pasang wajah kek gitu boleh nggak?, jijik gue" ucap Wawan dengan muka jijiquenya.

"bisa diem nggak!" ucap Raihan sambil berusaha memasang muka seram. "wiiihhh gue takut banget"ucap Aldi sambil memasang wajahnya yang ketakutan. "weeeehhh gue juga"
Ucap Wawan.

"hahahahahahaha" tawa keduanya menggelegar di koridor itu."muka lo nggak cocok kalo marah mending kita ke kelas yok". Ucap Aldi dan langsung merangkul Raihan dan Wawan.

Ya, Aldi dan Wawan sudah Raihan anggap seperti saudaranya sendiri. Mereka sudah bersahabat sejak smp kelas tujuh sampai kelas sebelas. 'awet bener'. Mereka bertiga selalu menempel bagaikan bantal dan guling. Si Aldi yang cerewet dan tidak selow, Wawan yang sedikit pendiam tapi perhatian, dan yang terakhir Raihan yang ramah lembut dan 'sok kuat dengan segalanya'.


TBC





Don't forget to vote and comment









Makasih buat kalian yang udah baca cerita yang absurdnya pake banget ini.Pokoknya makasih sebesar besarnya kepada kalian yang udah menginjak bintang dan comment cerita ini.

Maaf juga kalo ceritanya nggak ngefeel.


love you readers😍😍😍💕💕

Kendari,5,oktober,2019

RAIHAN STORY'S ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang