Mata yang tertutup itu akhirnya terbuka dengan perlahan, awalnya kabur namun dengan perlahan lahan membaik. Memperlihatkan seseorang yang yang menatapnya dengan uraian air mata.
"ada yang sakit?, mau kakak panggilin dokter?" tanya Selli bertubi tubi ke Raihan yang menatapnya sayu, di hidung mancung Raihan terdapat selang oksigen yang menghiasinya, tangan kirinya terdapat infus dan di tangan kanannya terdapat kantung darah keadannya membuat Selli meringis apalagi setelah tau penyakit yang di derita anak itu membuatnya tidak berhenti menangis.
"minum" ucap Raihan singkat tenggorokannya terasa sangat kering. Selli dengan cepat mengambil botol air mineral lengkap dengan sedotan di nakas dan membantu Raihan minum.
Setelah minum Raihan kembali baring dan menatap langit langit kamar di rumah sakit yang ia tempati. "kamu dari kemarin belum sadar bikin panik aja tau ga" kata Selli. "kakak panggil dokter dulu ya" sambung Selli sambil mengusap sayang rambut hitam Raihan.
Apa katanya tadi? ia sudah tidak sadarkan diri dari kemarin dan baru sadar hari ini!. Oh tidak, ia sudah tidak pulang selama sehari ia takut.
Ceklek
Pintu kamar rawat tersebut terbuka menampakkan dokter perempuan paruh baya yang sangat ia kenal dan dibelakangnya ada Selli.
"hoo ini dia pasien nakal udah nggk pernah chek up, eh datang datang keadannya udah gini ck..Ck..Ck" ucap dokter Merry sambil geleng geleng. "hehe" sedangkan Raihan hanya cengengesan tidak jelas.
"gimana kamu masih pusing?" tanya dokter Merry. "nggak" jawab Raihan singkat sebenarnya ia masih pusing tapi ia masih bisa menahannya.
"dok aku mau pulang" ucap Raihan tiba tiba yang membuat Selli dan dokter Merry terkejut. "kamu harus pengobatan dulu!" sergah Selli membuat Raihan terkejut. Apakah Selli sudah tau?.
"kakak udah tau?" cicit Raihan. "iya, kakak udah tau makanya kamu kemo ya?" mohon Selli sembari mengelus surai hitam Raihan. "nggak mau, sakit" balas Raihan ia sudah melihat seperti apa orang orang yang sesudah kemoterpi rambutnya akan rontok semua, dan badan yang kurus dan pucat membuatnya terlihat seperti vampire.
"maka dari itu kamu harus berjuang lawan sel ganas itu" ucap dokter Merry. "nanti deh. kak, Rai mau pulannggg" bukukan Raihan semakin menjadi bahkan sekarang ia terlihat sangat memggemaskan. "mamahh yang cantiikk Rai mau pulang, nanti Rai bakal pengobatan janji deh" sambung Raihan.
Dokter Merry yang melihat itupun gemas sendiri dan membolehkan Raihan pulng dengan syarat istitahat dan meminum obatnya dengan teratur.
🍁🍁🍁
Raihan memasuki rumah mewahnya melalui pintu belakang. "ck.. Pulang juga anak sial saya kira kamu udah mati" ucap seseorang dengan suara baritonnya yang khas.
Plak
Suara tamparan menggema di ruang keluarga mewah itu karna saking kerasnya. Yaps, Adrian menampar Raihan. "kemana aja kamu seenaknya pulang dan pergi dari rumah ini melupakan semua tugasmu. Orang pemalas seperti kamu harus di beri hukuman" ucap Adrian dengan tangannya berada di kepala Raihan menarik surainya dengan kasar. 'wkwkw orang gak salah aja kamu hukum'.
Adrian membawa Raihan menuju kamar mandi.Plak
Adrian sekali lagi menampar Raihan. "pembunuh emang gini ya, seenaknya pulang dan pergi kenapa sekalian kamu nggak pulang hah!?" bentak Adrian sembari tangannya mengisi gayung dengan air yang dingin.
Byurr
Seketika seluruh tubuh Raihan basah dan membuatnya menggigil karena sangat dingin.
Plak
Plak
Plak
Adrian berkali kali menampar pipi Raihan. Seakan tidak puas menampar Raihan sampai sudut bibirnya robek Adrian membogem Raihan seakan lupa kalau yang ia siksa selama ini adalah darah dagingnya.
Buagh
Bugh
Bagh
Raihan pasrah, salahnya yang tertidur sangat lama di gedung putih itu. Adrian masih belum puas menghukum anak itu padahal Raihan sudah sangat lemas dan kepalanya berdenyut dari tadi ia tahan.
Adrian menjambak surai Raihan yang basah membuat anak itu mendongak dan menatap Adrian sayu, sempat Adrian menatap netra yang terlihat redup itu tapi kembali melanjutkan kegiatannya.
Adrian membenturkan kepala Raihan dengan keras di dinding kamar mandi tidak memperdulikan Raihan yang sedari tadi menggigit bibirnya. Setelah puas menyiksa Raihan Adrian langsung pergi begitu saja.
"sshh" desis Raihan pelan sambil memegang kepalanya yang tambah berdenyut sakit, perutnya terasa berputar putar membuatnya ingin muntah, perlahan lahan darah pun mengalir di hidungnya tapi ia tak peduli dan langsung bangkit menuju ke westafel yang ada di kamar mandi itu.
Hoek
Hoek
Raihan memuntahkan bubur yang ia makan di rumah sakit. Huufft, sangat dingin, badannya sangat lemas, dan jangan lupakan kepalanya yang dari tadi berdisko. Raihan memaksakan tubuh lemahnya menuju ke kamarnya.
Bruk
Raiahn langsung terbariing di kasur tipisnya dan langsung menutup matanya tidak peduli baju yang ia kenakan basah akan menambahh suhu dingin di tubuhnya. Bibir pucat Raihan menggumamkan sesuatu sebelum kegelapan menjemputnya kembali.
'kuatkan hamba ya Allah'
TBC
😭😭😭😭
Kendari,5,februari,2020
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIHAN STORY'S ✅
Teen FictionCover by : @safitrithia25 Kesempurnaan fisik melengkapi tubuh lelah nan rapuh itu.Tersenyum menutup kesedihannya. Ia tidak suka dikasihani. Ia ingin dirinya disayang kembali dengan tulus tanpa paksaan dan rasa kasihan. Dia, Raihan Devano Putra Penas...