Kehidupan itu hanyalah sebuah lembaran kertas kosong, dan takdir merupakan sebuah pola yang membatasi setiap lembarannya.
Menarik garis lurus mengenai batasan luas halaman yang boleh ditulis maupun dilukis.
Tetapi terkadang kita tidak harus mengikuti pola tersebut bukan?
Pensil sekalipun bisa membuat kesalahan yang bahkan penghapus tidak dapat menghapusnya, karena beresiko menyebabkan kehidupan itu rusak.
*****
Lima bulan kemudian~
Seoul, south KoreaSekali lagi, entah untuk yang ke berapa kalinya Taehyung menyesali hidupnya.
Menyesali garis takdir yang begitu kejam mempermainkan kehidupannya, hanya itu yang dapat ia lakukan untuk saat ini.
Kedua manik matanya menatap kosong kearah luar yang menampilkan deretan pohon dengan dedaunan yang telah berubah menjadi kekuningan, pertanda musim gugur akan segera menyapa negeri gingseng tersebut.
Pikirannya jauh melayang pada kejadian dimana Sang ibu memilih mengakhiri hidupnya dengan sebuah belati.
Meski telah lima bulan berlalu tetapi rasanya ingatan itu masih segar di dalam pikirannya.
Bagaimana Sang ibu mengeluarkan belati dari balik bajunya dan kemudian menancapkan benda tajam itu pada dadanya.
Yang paling membuat Taehyung menyesal adalah dirinya yang tidak dapat menghentikan aksi sang ibu karena sebuah cahaya malah menghisap seluruh tubuhnya, dan disinilah dia.
Kembali ke tanah kelahiran Sang ibu, atau lebih tepatnya dia terdampar di depan rumah Sang paman.
Kakak dari ibunya itu telah mendapatkan pesan dari Sang adik sebelumnya, bahwa keponakan yang sudah tidak di temuinya selama sepuluh tahun itu akan kembali ke Korea.
Tetapi tidak menyangka bahwa Taehyung akan datang secepat itu dan dalam keadaan yang sangat kacau.
Tentu saja, dia tidak mengetahui siapa sebenarnya Taehyung dan siapa ayah kandung pemuda itu.
Bahkan pria tua itu berniat menjemput keponakannya ke bandara dan malah menemukan Taehyung yang terduduk di depan terasnya.
"Kau masih di sini nak?" Suara serak itu berhasil menarik Taehyung dari lamunannya.
Pemuda itu mengerjap dan kemudian menoleh, mendapati sesosok pria tambun berdiri di sebelahnya.
"Ah, iya paman" Jawabnya.
Pria itu menghela napas panjang. Kim Hansung, adalah nama pria itu. Dia merupakan saudara satu-satunya dari ibu Taehyung, dan masih berstatus lajang, dia memiliki kepribadian fleksibel yang mampu membuat siapa saja merasa nyaman ketika berada disekitarnya.
Termasuk dengan Taehyung, walaupun baru beberapa bulan bersama dengan sang paman, tetapi dia jadi dapat mengetahui Bagaimana rasanya kasih sayang seorang ayah.
'Hal yang tidak pernah kudapatkan dari orang itu'
Batin Taehyung dan seketika wajahnya kembali murung.
Sang paman yang menyadari suasana hati Taehyung yang kembali memburuk berinisiatif untuk mengajak pemuda itu keluar, sekedar melepas penat dan menjernihkan pikiran.
"Ayo kita duduk di sana" Taehyung mengikuti langkah kaki Hansung dan kemudian mendaratkan bokongnya di atas bangku taman berwarna putih tersebut.
Angin berhembus pelan menerbangkan surai kelabu milik Taehyung yang tengah memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Demigod [SUDAH TERBIT]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Versi cetak sudah tersedia di Shopee dan Tokopedia. Atau bisa order via WA dengan menghubungi no : 0812-3553-0805 ***** hanya tentang tujuh orang pemuda yang harus merelakan kehidupan damai mereka demi kelangsungan hidup mereka. teta...