(23) permainan takdir

7K 935 50
                                    

Namjoon kini terjebak di dalam sebuah dilema, dia berada di antara dua sisi yang sangat membingungkan.

Dia menyayangi kedua saudaranya tentu saja, tetapi tetap merasakan sesuatu di dalam dirinya yang terasa kosong, ada sesuatu yang hilang dan dia tidak tau apa itu.

Ia menoleh dan menatap lima orang yang berdiri berjejer di sisi kanannya. Lima orang yang akan menjadi partnernya selama pertandingan ini berlangsung.

Lima orang yang bahkan tidak pernah bertegur sapa dengannya kini harus saling bekerja sama guna menyelesaikan perlombaan konyol ini.

"Baiklah, aku akan menjelaskan peraturan mengenai babak yang selanjutnya-"

"Apakah aku terlambat?" Suara itu mengistrupsi Sang pembawa acara dan sukses menarik seluruh pasang mata yang ada di sana untuk menatap kepada satu objek yang tengah melenggang santai ke tengah lapangan.

"Siapa dia? Berani sekali mengistrupsi acara ini?"

"Kau tidak tau? Dia itu Min Yoongi si putra dewa Apollo"

"Benarkah?"

"Ya, aku pernah beberapa kali berada di kelas yang sama dengannya"

"Jadi seperti itu rupa putra dewa Apollo yang misterius itu?"

"Lebih tampan dari yang aku bayangkan, kupikir dia menyembunyikan jati dirinya karena memiliki rupa yang buruk"

Begitulah kurang lebih isi bisikan yang mengiringi setiap langkah putra sang dewa yang terkenal akan kemahirannya dalam bermain alat musik, dewa Apollo.

"Haah.. Mereka semua berisik sekali" Yoongi menggaruk belakang kepalanya dengan malas menghiraukan enam pasang mata yang menatap kearahnya.

"Jangan menatapku seperti itu jika masih ingin mata kalian tetap berada di tempatnya" Ucapnya tanpa menoleh sama sekali.

"Aku akan bergabung di tim ini, sepertinya mereka kekurangan anggota" Yoongi mendongakkan kepalanya dan menatap sang pembawa acara yang masih terdiam di tempatnya.

Beberapa saat kemudian seorang guru membisikkan sesuatu ke telinga sang pembawa acara yang kemudian hanya dapat menghela napas panjang.

Sedangkan Yoongi sudah tersenyum miring di tempatnya berpijak, tidak ada satupun yang dapat mengerti maksud dari senyuman yang terpajang pada wajah dingin itu.

"Baiklah, peserta terakhir kita adalah Min Yoongi yang akan bergabung ke dalam tim Kim Namjoon. Setelah ini, Masing-masing tim harap menentukan nama tim kalian dan kemudian melaporkannya kepada panitia"

*****

Flashback on

Namanya adalah min Yoongi, bocah dengan kulit putih nyaris pucat itu adalah seseorang dengan kepribadian yang tidak terduga.

Di usianya yang baru akan menginjak sepuluh tahun, ia telah memiliki pemikiran yang sangat luar biasa jauh melampaui pemikiran anak-anak seusianya.

Karena dia memiliki sesuatu yang tidak di miliki oleh anak-anak seusianya yang masih senang bermain tanpa memikirkan apapun yang akan terjadi kedepannya.

Dia dapat melihat masa depan, dan tidak ada yang dapat ia syukuri dengan kemampuannya itu.

Setiap detik di dalam hidupnya selalu dipenuhi oleh rasa takut, memikirkan masa depan yang bahkan belum terjadi.

Dia terus bersembunyi di balik selimutnya ketika mimpi-mimpi itu datang. Menangis meratapi nasibnya yang harus menjadi bagian dari mereka yang tidak akan pernah di terima oleh dunia.

Hingga suatu malam dia kembali bermimpi, tetapi bukan mimpi-mimpi yang mengerikan seperti malam-malam sebelumnya.

Bagaikan angin segar yang mampu menghapus ketakutannya ketika melihat tujuh orang pemuda yang tengah berdiri membelakanginya, salah satu dari pemuda itu menoleh memperlihatkan gummy smile yang manis seperti miliknya.

"Carilah mereka..." Ucap sosok itu seraya mengarahkan manik kucingnya kearah enam pemuda yang masih setia membelakangi Yoongi.

"Dan buatlah dunia yang baru..."

Flashback off

*****
Taehyung mengedarkan pandangannya menatap bangunan yang berada di hadapannya saat ini, hanya sebuah bangunan berbentuk persegi empat yang kecil bahkan tidak bisa di gunakan untuk menampung seluruh peserta perlombaan.

Dengan sebuah monitor raksasa yang menampakkan bagian dalam bangunan itu, ada sebuah meja berbentuk bundar dengan lima buat kursi kayu yang mengelilinginya.

"Untuk apa kita semua dikumpulkan di sini?" Tanya Jimin sedikit berbisik kepada Taehyung.

Taehyung mengedikkan bahunya sebagai tanda bahwa dia tidak tahu sama sekali jawaban atas pertanyaan Jimin barusan.

"Apakah mereka menyuruh kita untuk bermain judi saat ini?" Sahut salah seorang putra Dionysus yang terpilih untuk mewakili saudara-saudaranya.

"Mungkin permainan judi bukanlah kata yang tepat untuk digunakan saat ini, tetapi kalian bisa menyebut babak kali ini dengan demikian"

Sahut sebuah suara yang menggema dari pengeras suara yang terdapat di sebelah layar raksasa itu.

Dari sebuah monitor yang berukuran lebih kecil muncul wajah sang pembawa acara yang sudah memasang cengiran miliknya.

"Permainan kali ini sangatlah sederhana, jika kau menang maka tim-mu akan mendapatkan hadiah berupa clue untuk babak selanjutnya tetapi jika kalah-"

Sang pembawa acara berdecak seraya memasang wajah prihatin.

"Kita tidak pernah tau apa yang sedang menunggu kalian di bawah sana. Masing-masing tim harap mengirimkan perwakilannya untuk pertandingan kali ini"

Lalu monitor yang menampilkan wajah Sang pembawa acara berubah menjadi gelap.

"Siapa yang akan masuk ke dalam sana?" Tanya Jungkook seraya menatap ke enam pemuda yang lebih tua dari dirinya itu.

Seokjin melirik tim sebelah yang mengirim Aiden, putra dewa Apate,  yang merupakan dewa kelicikan dan tipu muslihat. Lalu tim yang berada di belakang mereka mengirim Denis yang terkenal seantero akademi akan kemampuannya dalam berjudi.

"Kita membutuhkan seseorang yang cukup cerdas untuk menangani mereka semua" Ucap Seokjin setelah mengamati orang-orang yang di kirim oleh tim lawan.

Seokjin mengerjapkan matanya ketika menyadari jika ke enam pasang mata itu sudah menatap kearahnya.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanya Seokjin yang merasakan firasat buruk ketika mendapat tatapan seperti itu.

"Tentu saja putra tunggal Athena lah yang cocok untuk babak ini"

*****
Don't copy my story okay!

19 Desember 2019

Revisi : 5 april 2020

~Weni

King of Demigod [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang