(32) permainan takdir

7.2K 955 61
                                    

Brakk....

Suara pintu yang dibuka dengan kasar memenuhi ruangan bernuansa putih tersebut.

Tampak seorang pemuda dengan napas terengah mengedarkan pandangannya, menyapu seisi ruangan hingga kedua manik mata itu menangkap dua orang yang dikenalinya, sedang terbaring di atas ranjang kayu yang berada di sudut ruangan.

"Josh" Gumamnya ketika mendapati saudaranya itu hanya diam dan menatap kosong kearah langit-langit yang juga berwarna putih.

Pemuda dengan lesung pipi itu menatap nanar kedua tubuh yang tengah berbaring tidak berdaya tersebut.

"Apa yang terjadi kepada mereka?" Tanya Namjoon ketika seorang tabib telah berdiri di sebelahnya.

Terdengar helaan napas panjang dari sang tabib, seakan tidak siap untuk menyampaikan sebuah berita buruk kepada pemuda di sebelahnya.

"Sesuatu telah terjadi kepada mereka berdua" Ucap sang tabib setelah cukup lama diam, berusaha merangkai kata agar tidak memancing amarah putra dewa Ares tersebut.

"Apa maksud dari perkataanmu itu?!" Ucap pemuda itu dengan penuh penekanan.

"Namjoon hyung" Panggil Taehyung kepada Namjoon yang tampak menahan amarahnya.

Namjoon memejamkan matanya seraya berusaha meredam amarah yang dapat meledak kapan saja.

Ia menoleh dan mendapati Taehyung yang tengah ditangani oleh beberapa asisten tabib di sudut lain ruangan kesehatan tersebut. Di sebelah Taehyung berdiri lima orang pemuda lainnya yang juga menatap Namjoon dengan berbagai macam ekspresi.

"Tenangkan dirimu, mereka pasti baik-baik saja" Taehyung mengulas senyum tipis dan kemudian meringis ketika luka pada kakinya dibalur oleh ramuan obat.

"Dasar anak itu" Namjoon tersenyum tipis ketika melihat Taehyung yang masih sempat untuk menenangkannya padahal dia sendiri tampak menahan sakit.

"Gomawo" Gumam Namjoon yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.

Ia kembali menatap kedua saudaranya dan kembali menatap enam pemuda yang diam-diam telah menempati salah satu sudut hatinya yang selama ini terasa kosong dan dingin.

"Bahkan seekor burung kecil akan menemukan jalan  menuju takdirnya"

*****
Satu minggu adalah waktu yang diberikan oleh panitia kepada peserta Supinezh yang tersisa untuk memulihkan diri sebelum pertandingan final dilaksanakan.

Taehyung duduk dengan gelisah di dalam ruangan khusus milik mereka, sedangkan enam pemuda lainnya mendengarkan dengan seksama pengarahan dari Karrie.

"Arena pertandingan final kali ini adalah hutan kegelapan dan akan berlangsung selama tiga hari lamanya" Ucap Karrie yang mulai menjelaskan mengenai babak final dari pertandingan Supinezh ini.

"Yang benar saja!!" Seruan tidak terima segera dilayangkan oleh Hoseok begitu mendengar perkataan Karrie mengenai babak final tersebut.

Putra Aprodhite tersebut telah berdiri seraya berkacak pinggang serta melemparkan tatapan tajamnya kearah wanita kerdil tersebut.

"Kalian mau membunuh kami?" Ucapnya dengan nada yang menuduh.

Sementara Karrie hanya berdiri dengan tenang mengabaikan Hoseok yang telah mengeluarkan kata-kata mutiaranya, tampaknya perlombaan ini mampu merubah Hoseok yang lembut dan penyayang menjadi malaikat bermulut kotor, bahkan dia sendiri sudah tidak dapat menghitung seberapa banyak umpatan yang keluar dari mulutnya.

King of Demigod [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang