Keringat mulai membanjiri pelipis Seokjin ketika menatap kartu-kartu yang berada digenggamannya.
"Ini tidak bagus" Untuk yang kesekian kalinya dia bergumam putus asa ketika memikirkan jika poin yang dimilikinya saat ini mungkin saja berada di posisi terbawah.
Sementara itu lawan-lawannya terus melakukan berbagai siasat curang untuk terus menambah perolehan poin mereka.
"Sial!" Seokjin kembali mengumpat ketika dirinya tidak sengaja mencabut sebuah kartu yang memiliki skor yang sangat kecil.
Ia menarik napas panjang seraya memicingkan matanya, dia butuh konsentrasi karena saat ini dia akan mencoba sebuah trik yang telah di pelajarainya selama tiga bulan ini. Masih belum sempurna memang tetapi semoga dapat membantunya kali ini.
"Hanya perlu merubah satu kartu dan hasil pertandingan kali ini akan berubah juga"
Batin Seokjin berusaha meyakinkan dirinya. Kembali dia menarik napas panjang dan mengeluarkannya lewat mulut.
Dia menatap kartu yang baru saja dicabutnya dengan serius dan perlahan kartu itu mulai berubah wujud.
Sebuah senyum kemenangan terpatri pada wajah manisnya.
Well, kemenangan sudah berada di tangannya.*****
"Akhirnya aku akan mengikuti permainan bodoh ini" Keluh Seokjin seraya menelungkupkan wajahnya keatas meja kantin.
Dia menghentakkan kakinya dengan kesal ketika teringat akan kejadian satu minggu yang lalu, dimana dia dengan amat sangat terpaksa mengikuti ajang tahunan yang paling dihindarinya tersebut.
Bahkan dia berhasil memenangkan babak pertama dari perlombaan itu dengan skor yang sempurna.
Flashback on
Perlahan kartu yang berada di genggamannya mulai berubah menjadi kartu dengan skor yang sempurna.
Seokjin menatap sekitar dengan waspada, memastikan tidak ada yang menangkap kecurangan yang tengah dilakukannya.
"Waktu telah habis, silahkan turunkan kartu kalian ke atas meja" Titah Sang wanita yang memandu jalannya pertandingan itu.
Satu persatu para pemain menjejerkan kartu yang mereka genggam tadinya, kini giliran Seokjin untuk meletakkan kartunya di atas meja.
Dengan senyum percaya diri dia menjejerkan satu persatu kartu miliknya, seketika semua lawannya membelalakan mata mereka, terutama Denis si putra Dionysus yang terkenal akan kemahirannya dalam bermain kartu.
"Pemenangnya adalah kim Seokjin dari team Bangtan!"
Seru Sang wanita pemandu lomba seraya tersenyum sumringah.Seringaian puas juga tercetak jelas pada wajah Seokjin, dia berhasil menang dengan skor yang sangat sempurna.
"Ini adalah petunjuk untuk pertandingan yang sesungguhnya" Tiba-tiba seorang pria tua sudah berdiri di sebelah Seokjin dan menyerahkan sebuah gulungan kain.
"Haah... kau mengejutkanku" Ia mengelus dadanya seraya menatap kesal pria tua itu.
"Berhati-hatilah anak muda,akan ada banyak orang yang terluka, lindungi dia yang menjadi kunci dari takdir ini"
Flashback off
What the-
apa maksud dari pria tua itu?
Terluka katanya?
Seokjin adalah seorang yang realistis, dia benci terluka, dia benci rasa sakit yang muncul ketika ada luka yang terpatri di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Demigod [SUDAH TERBIT]
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT] Versi cetak sudah tersedia di Shopee dan Tokopedia. Atau bisa order via WA dengan menghubungi no : 0812-3553-0805 ***** hanya tentang tujuh orang pemuda yang harus merelakan kehidupan damai mereka demi kelangsungan hidup mereka. teta...