One.

12.7K 692 90
                                    

01

Pulang malam lagi

Terlalu lelah untuk hari ini, pulang kampus langsung lanjut lagi memeriksan butik milik Eonnieku, yang sekarang dipegang olehku. Pembeli semakin banyak, orang orang berebut menginginkan barang barang yang mencuri perhatiannya.

Melihat banyaknya orang, membuat kepala semakin sakit, berdenyut nyeri. Tidak biasa dengan kerumunan orang. Efek lelah juga. Tapi senang.

Lelah tapi bersyukur. Itu berarti butik ini sudah semakin berkembang. Tak sia sia. Segala sesuatu memang harus ada pengorbanan.

Lelah akan terbayar dengan yang lebih indah.

Pulang larut malam, tapi tidak apa. Bisa merasakan suasana kota di malam hari. Untuk di pusat kota ini memang masih sangat ramai. Seperti tidak ada liburnya untuk sepi, kota ini. Selalu ramai.

Aku berhenti di Sungai Han. Turun dari mobil dan mulai berjalan menuju pembatas jembatan itu untuk melihat lebih dekat lagi view indah Sungai Han ini.

Benar saja, aku dapat melihat pemandangan Sungai Han yang besar, airnya bersih berada di tengah tengah hiruk pikuk kota besar beserta bangunan yang menjulang tinggi dengan lampu kerlap kerlip.

Ini sungguh memanjakan mata, setelah lelahnya bertemu dengan banyak orang hari ini.

Tapi, tak lama aku menikmati pemandangan yang mempesona ini, aku mendengar suara riuh dari sebelah kiri posisiku berdiri.

Mata tertuju pada segerombolan orang yang sedang meneriaki sesuatu

'jangan lakukan itu nona'

'turun nona'

Suara itu yang sedari tadi terdengar oleh pendengaranku.

Tunggu, aku melihat sosok gadis yang sedang berdiri di tiang pembatas sungai ini.

Aah ternyata itu yang mereka teriaki sedari tadi.

Sebentar. Apa yang dia lakukan? Berdiri menghadap sungai?

Apa dia berniat bunuh diri?

Orang orang semakin banyak mendekat pada gadis itu untuk menghentikan sesuatu buruk yang akan terjadi jika benar dia akan melakukan itu.

Tanpa sadar, aku pun ikut berlari mendekat ke arah mereka. Menerobos masuk untuk bisa lebih jelas melihat gadis itu. Gadis berambut sebahu lebih yang sedang membelakangi kami semua.

Ada apa dengan mereka? Kenapa tidak ada satu pun yang menarik dia? Hanya melihat dan meneriaki saja?

Aish itu tidak akan berpengaruh, dalam kondisi seseorang yang akan melakukan bunuh diri, mereka akan menulikan pendengarannya. Dan fokus pada tujuannya.

Aku langsung saja mendekati dirinya, tapi selangkah lagi aku akan berada tepat di belakangnya.

Dia sudah melangkahkan kakinya pada sesuatu yang sudah tidak ada pijakan lagi.

Hap..

Beruntung, aku masih bisa meraih tangannya. Kini aku sudah menggenggam erat tangan yang terasa dingin.

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang