Six.

3.3K 401 28
                                    

06

Salah seorang itu mengeluarkan selembaran kertas yang ada di balik amplop coklat. Membukanya dan menunjukkan pada Eomma dan Appa.

"Tuan Mark dan Nyonya Mark, kalian di tangkap, atas tuduhan penggelapan uang perusahaan"

"Apa?!" ini di luar dugaan. Apa maksudnya. Appa meremas kertas yang ada di tangannya.

Tersirat ketakutan dan kepanikan dari wajah Eomma dan Appa.

"Ini pasti salah, saya tidak melakukan itu, dan mungkin itu bukan saya" membela diri adalah yang dilakukan oleh Appa untuk menghindari tuduhan itu.

"Kami tidak salah. Itu sudah tepat dan sudah ada suratnya. Kalian bisa menjelaskannya nanti di kantor polisi"

2 orang langsung memegangi tangan Appa, dan satu orang mulai memborgol tangan Appa. Begitu juga dengan Eomma.

Eomma teriak histeris mengatakan bahwa ini adalah kesalahan, tidak mau di bawa oleh pihak polisi yang kini sedang membawanya ke mobil tahanan.

Seorang gadis yang sedari tadi menonton hal tersebut dari balik dinding yang menghalanginya keluar, begitu eomma dan appa sudah berada di mobil tahanan.

Mendekati seorang pihak dari kepolisian yang masih ada di depan rumahnya, sedari tadi juga polisi ini melihat gadis yang ketakutan di balik dinding di depannya.

"A-ada apa? K-kenapa?" memberanikan diri untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

"Eomma dan Appamu ditangkap karna telah melakukan korupsi besar-besaran"

Tidak percaya. Lisa mencoba tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh seseorang bertubuh tegap di hadapannya. Mana mungkin, selama ini Eomma dan Appa selalu bekerja dan terus bekerja bukan menggelapkan dana perusahaan.

"Siapkan dirimu" polisi itu menepuk bahu Lisa lalu pergi meninggalkan Lisa yang masih mematung memikirkan hal yang baru saja ia dengar.

___

*Lisa pov

Tidak, semua ini tidak benar. Mereka salah. Tolong katakan padaku bahwa mereka benar benar salah.

Tangisku sudah tidak bisa ku kontrol sejak perdebatanku dengan Appa.

Jika benar Eomma dan Appa melakukan hal itu, berarti selama ini aku teelah memakan barang haram. Segala sesuatu yang aku dapatkan dari Eomma dan Appa adalah haram.

AAAARRGGHH!!!!

Ini sulit di percaya, aku tidak bisa percaya bahwa Eomma dan Appa melakukannya.

*Lisa pov end

// 3 hari kemudian.

Eomma dan Appa tidak pulang. Meninggalkan Lisa yang berada di rumah sendirian. Tapi ditinggal seperti itu sudah biasa baginya. Bahkan di tinggal seminggu lamanya pernah Lisa rasakan.

Beberapa pihak polisi datang kembali ke kediaman Tuan Mark. Mengetuk pintu sedikit lama untuk menunggu penghuninya keluar.

Lisa keluar dengan mata sembab, wajah pucat dan lesu. Membuat kesan kasihan dan mengenaskan langsung tertuju pada lisa saat pertama melihatnya.

"Ada apa?" suara parau mengawali Lisa untuk menyambut 3 orang dari pihak kepolisian.

"Tuan Mark dan Nyonya Mark resmi di tangkap atas kasusnya. Dan rumah beserta isinya kami sita karna dari pengakuan tersangka bahwa uangnya yang mereka gelapkan telah mereka belikan rumah dan barang barang mewah di rumah ini"

Lisa membulatkan matanya kala mendengar kalimat yang semakin menusuk dalam hati yang terluka.

Sesuatu yang ia takutkan selama 3 hari ini akhirnya terjadi. Dia bahkan pergi ke kampus tanpa gairah untuk belajar. Melamun sepanjang hari saat dosen sedang menjelaskan materi.

Di tegur beberapa kali oleh dosen karna kedapatan melihat lisa melamun.

Satu orang telah menempelkan sebuah kertas pada pintu rumah yang menyatakan bahwa rumah ini disita.

"Silahkan, anda bisa pergi" perkataan polisi ini memang tidak ada belas kasihannya. Menyuruh gadis yang sudah menginjak umur 20 tahun ini pergi.

Lisa tidak tau harus berbuat apa. Ia pergi tanpa tas di tangannya, hanya ada ponsel yang ada di saku celananya sekarang.

Berjalan keluar minggalkan rumah mewah yang selama ini ia tempati dengan kedua orang tuanya.

Sahabat.

Lisa berfikir untuk mengunjungi mereka. Seseorang yang mungkin dapat membantunya dan mendengar semua kesakitan yang lisa rasakan.

Lisa menghubungi Wendy, Joy dan Yeri sahabatnya, untuk mereka bisa berkumpul bersama di salah satu rumah.

Rumah Yeri menjadi tujuan mereka. Wendy dan Joy akan segera kesana. Dan Lisa memakai taxi, mobilnya juga sudah di sita karna itu pakai uang kedua orang tuanya yang haram.

Beruntung Lisa membawa sedikit uang yang ada di saku jaketnya.

------

Lisa masuk ke dalam rumah Yeri yang terlihat sangat mewah, luas dan juga besar. Dituntun oleh salah satu maid menuju ruangan yang biasa dipakai oleh keempat sahabat itu tempati sebagai tempat tongkrongan mereka.

"Hai"

"Lisa sini, ada apa? Kenapa dengan wajahmu?" Yeri menepuk nepuk sisi sebelahnya.

Wendy dan Joy sudah ada disana mereka sedang duduk bersantai di sofa panjang. Begitu juga dengan pemilik rumah ini yang duduk di sofa depan wendy dan Joy.

"Ada apa?" Joy meminum minuman yang sudah di bawakan oleh salah satu maid Yeri.

"Aku, tidak tau harus apa"

"Apa maksudmu?"

"Bagaimana aku memulainya, ini terasa sakit saat aku menyebutkannya"

"Tidak apa, katakan saja. Apa kau tidak di ijinkan untuk berlibur bersama kami ke Amerika?" Wendy menebak. Karna bennar mereka akan berlibur ke negara tersebut. Menghabiskan uang yang di berikan oleh orang tua mereka nanti.

"Tidak, ini lebih buruk dari itu" semua menatap Lisa dengan tatapan ingin tau. Tentu saja, karna Lisa kini sudah menundukkan wajahnya.

"Orang tuaku, dipenjara" suaranya lirih, ketiga sahabatnya ini tidak percaya dengan apa yang dikatakan lisa.

"Aku tau kalian pasti tidak percaya, karna aku juga sama. Tapi inilah yang sebenarnya. Eomma dan Appa telah menggelapkan uang perusahaan dan Aset kekayaan Eomma dan Appa di sita"

Semua langsung diam, tidak ada yang menanggapi kesedihan Lisa.

"Aku tidak tau harus berbuat apa sekarang"

"Maaf sepertinya aku harus pulang" Wendy berdiri menenteng tasnya di tangan. Bersiap untuk keluar dari ruangan yang mereka tempati sekarang.

"Aku juga, aku lupa aku harus mengantar eomma" tambah Joy yang turut mengikuti langkah Wendy.

Perasaan sedih tentu Lisa rasa saat kedua sahabat itu tiba tiba pergi tanpa berkata sesuatu yang akan menenangkan hati Lisa.

Tersisa Lisa dan pemilik rumah. Membiarkan suasana hening menghinggapi mereka untuk beberapa menit.

Tak lama...

"Lisa seperrtinya aku juga harus pergi, ada urusan dengan Appa di kantor"




"Lisa seperrtinya aku juga harus pergi, ada urusan dengan Appa di kantor"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang