Eight.

3.1K 414 33
                                    

08

Ruang bernuansa monokrom ini kembali terasa sunyi. Gadis yang baru saja bercerita kembali menitihkan bulir bulir air dengan deras dari kedua matanya.

Menjelaskan mengapa ia ingin mengakhiri hidup begitu menyesakkan.

Chaeyoung kembali memeluk Lisa penuh dengan rasa nyaman, membuat Lisa tidak berontak dalam dekapannya.

"Jangan menyerah, kita lewati ini bersama"

"Pertemuan kita di bilang cukup buruk tapi bisa menjadi akhir yang baik"

"Dan kau bisa tinggal disini bersamaku, temani aku"

'Aku tau sekarang tentangmu Lisa. Jangan sedih lagi'

____

Seminggu sudah Lisa tinggal bersama Chaeyoung.

Chaeyoung benar benar menjaga Lisa dengan baik. Chaeyoung bahkan belum pergi lagi ke butik miliknya sekarang. Tapi masih memantau dengan menelpon seseorang yang juga akrab dengannya, hingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Kuliah juga Chaeyoung langsung pulang. Tidak berdiam diri di dalam kelas seperti biasanya.

Dan beruntungnya jadwal kuliahnya tidak sepadat kampus lain. Terkadang dalam 1 hari Chaeyoung hanya belajar 4 jam atau 2 jam sesuai dengan mata kuliahnya.

Jadi Chaeyoung bisa menemani Lisa yang kondisinya masih belum stabil. Mengurus layaknya saudara. Menjaga layaknya seorang kaka.

Chaeyoung kini sedang memasak makan malam untuk dirinya dan Lisa. Menu kali ini yang chaeyoung masak adalah Jjampong.

Jjampong adalah olahan mie kuah pedas yang disajikan bersama sayur dan makanan laut seperti udang dan keras. Menambahkan daging ayam dan jamur. Dan rasa pedas yang dihasilkan di dapat dari gochugaru atau  bubuk cabe korea.

Gochugaru yang digunakan tidak terlalu banyak, karna takut lisa kepedasan.

Dulu Chaeyoung pernah di ajarkan oleh Unnienya, makanya dia bisa dan ini menjadi makanan favorit baginya dan orang tersebut.

Tangan Chaeyoung memotong daun bawang untuk kuahnya. Namun entah pikirannya yang lari kemana dan matanya yang tidak terfokuskan pada potongannya, membuat tangannya sendiri salah target.

Tanpa sadar Chaeyoung terus mengiris tipis jarinya dengan pisau di tangan lainnya.

Lisa yang memang niatnya menghampiri Chaeyoung langsung berlari ke arahnya saat darah segar sudah keluar dari jemari tangannya.

"Chaeng apa yang kau lakukan?" daun bawang itu sudah terkena darah dari chaeyoung.

"Apa kau berniat bunuh diri?" tangan Lisa memegang tangan Chaeyoung yang memegang pisau, menghentikan gerakan tak tearah dari Chaeyoung.

Tersentak kaget saat Chaeyoung baru menyadari apa yang terjadi. Lalu meringis perih saat jarisnya terasa sakit. Chaeyoung memegang jari tulunjuknya yang terus mengeluarkan darah dengan erat.

Lisa langsung membawa Chaeyoung ke wastafel setelah mematikan kompor yang sedang merebus mienya.

"Apa yang kau lakukan hah?" bertanya sekali lagi, sedikit panik saat melihat lebih dekat lagi jemari gadis di depannya ini. Sedangkan Chaeyoung hanya diam tidak tau juga apa yang terjadi padanya.

Lisa membantu Chaeyoung untuk mencuci jemarinya dengan air yang mengalir. Setelah darah tidak keluar lagi dari jemarinya, lisa membawa chaeyoung duduk di sofa ruang keluarga.

"Di mana kotak p3knya?" suaranya ia keraskan karna kepanikannya.

"Di sana" Chaeyoung menunjuk lemari besar yang ada di hadapannya. Lisa buru buru mengambilnya.

Mengambil salep antibiotik untuk mengurangi resiko infeks pada jemarinya karna lukanya cukup parah. Bukan hanya satu irisan saja. Tapi ada 4 irisan tipis di satu telunjuknya.

Membuat Lisa mengerang jengah pada gadis berpipi chipmunk ini. Apa yang di pikirkannya.

Lisa menaruh salep di ujung jarinya dan mulai mengoleskan perlahan pada luka Chaeyoung. Menggigit bibir bawahnya untuk mengurasi rasa perihnya.

Lalu Lisa membungkus jari telunjuk itu dengan perban bersih.

Selesai.

"Apa yang membuatmu melakukan itu?" lisa sudah duduk disamping Chaeyoung, membalikkan posisi Chaeyoung untuk bisa saling behadapan.

"Aku tidak tau" menunduk, menghindari kontak mata dengan lisa yang menatapnya tajam.

"Apa maksudmu?! Jika aku tidak datang, mungkin bukan hanya jarimu saja, tapi tanganmu juga akan kau gores"" nadanya semakin tinggi.

"Aku rasa aku melamun, jadi aku tidak sadar jika aku menggores jariku sendiri"

Menghela nafas panjang, menetralkan emosi dan kepanikannya tadi.

"Ada apa? Kulihat seminggu ini kau sering melamun?" suaranya melembut, sorot matanya menjadi sendu,pertanyaan tepat yang Lisa lontarkan untuk gadis dihadapannya ini.

"Hah? Tidak, tidak ada apa apa" menggeleng cepat untuk membuat lawan bicaranya percaya padanya.

"Tidak usaah berbohong, aku bisa melihat dirimu yang gusar seperti ini" benar. Saat ini Chaeyoung sedang terlihat gugup. Saat tangannya teriris dan sekarang Lisa menanyakan hal yang tepat membuat chaeyoung merasa telah tertangkap basah.

"Ceritalah" Lisa sudah memegang kedua tangan Chaeyoung dengan lembut.

"Kau tidak perlu khawatir" senyum manis coba chaeyoung berikan pada lisa yang menatapnya cemas.

"Aku akan kembali memasak, pasti kau lapar" Chaeyoung berdiri untuk melanjutkan aktivitasnya yang sedikit tertunda.

Lisa memegang tangan Chaeyoung untuk memberhentikannya. Namun lagi lagi senyum itu membuat Lisa melepas tangan Chaeyoung agar dia bisa melakukan apa yang mau dia lakukan.

___

Keadaan dalam meja makan ini selalu sunyi, lisa masih sedikit canggung, rasa takut untuk berteman selalu menjadi penghalang bagi lisa untuk memulai suatu obrolan.

Tapi Lisa sudah berani menceritakan maasalahnya, mungkin perlahan sikap lisa akan berubah menjadi menghangat pada chaeyoung.

Lisa memandangi Chaeyoung yang ada di hadapannya sedang makan dengan damai, pipi mengembung, mengunyah makanan dengan lincah. Terlihat begitu menikmati makanannya.

Selama Lisa berada disini, Chaeyoung selalu memberikan makanan yang sehat juga lezat untuk Lisa. Agar Lisa tidak terlalu kurus, karnaa saat pertama kali mereka bertemu, tubuh Lisa sangatlah kurus, seperti kekurangan makan.

Tapi lihatlah sekarang, berat badannya sudah mulai meningkat. Chaeyoung berperan dalam hal ini.

Makan sudah selesai, chaeyoung membereskan meja makannya dan berniat untuk mencuci piring.

Namun, baru saja Chaeyoung menyalakan keran air, Lisa langsung mematikannya lagi.

"Biar aku, tanganmu masih sakit" Lisa mengambil alih posisi Chaeyoung, dan chaeyoung sedikit memundurkan diri kebelakang.

"Terimakasih Lisa" Chaeyoung hanya mendapat deheman pelan dari Lisa yang sudah fokus pada piring yang ada ditangannya.

"Aku akan mengerjakan tugas"

"Iya silahkan" Chaeyoung tersenyum pada punggung Lisa.




"Iya silahkan" Chaeyoung tersenyum pada punggung Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang