Eleven.

2.9K 388 35
                                    

11

Pulang kampus Chaeyoung langsung menuju rumahnya, menjemput Lisa yang mungkin sudah menunggunya.

Benar saja, saat sampai baru memasukkan pin dan pintu terbuka, lisa sudah berada tepat dihadapannya dengan rapih. Memakai celana panjang hitam dan hoodie hijau army milik Chaeyoung. Selama ini Lisa memang memakai baju Chaeyoung karna ketidakpunyannya.

"Sudah siap? Ayo" Chaeyoung memegang tangan Lisa untuk keluar dari apartemennya. Tidak ada rasa keberatan bagi Lisa saat tangannya di pegang erat oleh Chaeyoung.

Lisa masuk kedalam mobil begitu juga dengan Chaeyoung yang sudah siap melajukan mobilnya ke tempat butiknya.

Baru keluar lagi, Lisa merasa asing pada dirinya sendiri. Dunia yang dulu ingin dia tinggalkan kini berbalik menyediakan tempat untuk dirinya tinggal dengan seseorang yang baru.

Melihat ke arah Lisa membuat Chaeyoung tau bahwa Lisa sedang merasakan sesuatu aneh yang hanya bisa Lisa rasakan sendiri.

Sudah sampai. Mereka turun dan menuju pada sebuah gedung yang di apit oleh gedung lain disisinya. Tidak begitu besar, hanya sedang, tapi desain interior yang terlihat monokrom membuat gedung ini terasa memiliki magnet tersendiri untuk menarik orang di luar sana memasuki gedungnya.

Saat masuk yang pertama dilihat adalah banyaknya orang. Pelanggan yang rata ratanya kaum hawa sedang berpindah dari baju lain ke baju lainnya lagi. Mencari sesuatu yang bagus untuk dirinyaa pakai.

Tak salah, tempat ini penuh. Karna bajunya yang terpajang memang bagus dan cantik. Gaya modern dan masa kini banyak di incar oleh anak milenial. Gaya anggun dan klasik juga di incar oleh momy jaman now ini.

"Bagaimana? Apa ada masalah Oppa?" Chaeyoung dan Lisa sudah berada di ruang pribadi milik Chaeyoung. Di depannya sudah ada orang kepercayaan sang Unnie, yang kini dia juga sudah membantu Chaeyoung selama mengembangkan kembali usaha ini.

Chaeyoung lebih suka memanggil Chanyeol orang kepercayaannya dengan sebutan 'Oppa'. Karna itu sudah menjadi panggilannya sejak dulu.

"Tidak ada masalah, semua aman dan kau lihat sendiri, usaha ini sudah cukup berkembang" Chanyeol mengembangkan senyumnya, ada rasa bangga di balik senyumnya dan menular pada Chaeyoung.

"Oppa kenalknan, ini Lisa. Sahabatku" Chaeyoung memperkenalkan Lisa pada Oppanya dan mereka saling berjabat tangan.

____

*Lisa pov

Melihat lihat butik Chaeyoung sendiri karna pemiliknya masih mengobrolkan hal hal penting yang tidak ku mengerti. Hebat bukan Chaeyoung, mempunyai usaha sendiri, masih kuliah dan dia mandiri.

Berjalan kesana kemari memerhatikan baju yang tersusun rapih pada gantungan baju.

Kenapa aku baru tau bahwa ada butik yang sangat bagus seperti ini. Jika tau sejak awal, mungkin akan sering ke sini dengan teman teman.

"Aaah tidak tidak" menepis bayang bayang yang kembali teringat. Tidak. Jangan lagi. Jangan mengingat lagi yang dulu.

Fokus kembali melihat lihat. Tapi rasanya ada yang beda. Antara baju yang ada di butik ini dengan yang ada di lemari chaeyoung.

Aku tidak melihat baju baju yang seperti ini ada di lemari Chaeyoung. Justru lemari Chaeyoung lebih banyak terisi oleh kaos kaos, hoodie, jaket, mantel dengan warna warna gelap. Celana pendek dan panjang. Tidak ada rok. Baju gaun pun hanya sedikit, bisa di hitung dengan jari.

Ah tapi sudahlah, mungkin Chaeyoung merasa nyaman dengan setelan yang seperti itu. Selera orang beda beda bukan.

"Lisa" aku melihat ke arah sumber suara saat suara yang ku kenal memanggilku. Dan mulai mendekat.

"Kalau mau baju yang kau inginkan? Ambil saja" aku tersenyum

"Tidak Chaeng, kau sudah terlalu baik padaku" aku menggeleng sambil tersenyum.

"Tidak apa apa, kata Unnie ku jika aku sudah menemukan teman baik aku harus membahagiakannya, karna itu sebagai tanda syukur kita padanya" dia berbicara sambil tersenyum. Selalu memulai dengan 'kata Unnie' sepertinya dia sangat sayang pada unnienya.

"Tapi Chaeng, aku tinggal dirumahmu saja akku sudah bersyukur"

"Tidak apa Lisa, sekarang ku jadikan kau sebagai sahabatku jika kau tidak keberatan" ahaha aku sedikit tertawa saat dia mengatakan itu. Aku semakin merasa tidak enak karna dia selalu memberikan apa yang tidak kuminta. Aku terlalu merepotkannya.

Tapi jika aku tidak mengiyakan apa yang di tawarkannya dia akan sedih dan terus memaksa. Baiklah ku terima. Tapi...

"Aku mau, tapi tidak dengan semua ini. Ini terlalu mahal. Belikan saja hoodie sama seperti yang selalu kau pakai" tentu saja aku memilih itu. Lihatlah jika aku ambil satu baju yang ada disini, itu berarti sama dengan dua hoodie.

"Aahaha baiklah. Kita beli di luar saja ya"

*Lisa pov end

Berjalan jalan di mall, walau bukan hari libur tapi jika sudah sore seperti ini mall akan ramai. Anak sekolahan juga terlihat disini dengan masih menggunakan seragam lengkap.

Sengaja Chaeyoung mengajak Lisa ke mall, karna mall banyak pilihannya. Jika tidak suka di tempat ini bisa pergi ke tempat lain yang lebih banyak menyediakan stock bajunya.

Di tangan masing masing sudah ada barang belanjaan yang baru di beli. Lisa yang dulunya suka berbelanja kini menjadi tidak suka dan hanya membeli beberapa saja. Membuat Chaeyoung menyuruhnya untuk mengambil lagi apa yang dia suka.

Tidak usah khawatir mengenai uang, Chaeyoung punya.

Berhenti sejenak di tempat makan, lelah membuat Chaeyoung dan Lisa lapar. Mereka memesan makanan yang sesuai dengan selera masing masing.

Lisa sudah berubah, dia sudah hangat. Dari tadi lisa sudah melihatkan rasa bahagianya itu membuat Chaeyoung sangat tenang. Itu berarti lisa sudah bahagia kembali hidup di dunia. Walau Chaeyoung masih tau, ada masa lalu yang berusaha Lisa tutupi.

Makanan datang, keduanya saling menyantap dengan lahap, sesekali minum untuk melegakan tenggorokannya.

Chaeyoung selalu ingin membuat Lisa nyaman berada didekatnya, ia berusaha tidak menginggung perasaan Lisa yang mungkin masih sensitif.

Merasa tidak ada obrolan lagi saat makan sudah selesai, Chaeyoung akhirnya kembali memiliki ide.

"Lisa, minggu ini aku libur, gimana kalau kita jalan jalan" yaa, seperti jalan jalan hari ini belum puas untuk membuat Lisa tersenyum merekah, maka Chaeyoung kembali mengajak Lisa jalan jalan ke tempat yang akan disukainya. Sekalian, ia juga ingin sekali berkunjung ke tempat itu sejak dulu.

"Eumm boleh, ayo aku mau"

"Baiklah. Besok kita akan pergi"

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang