Seventeen.

2.7K 362 45
                                    

17


"Masakan ini bena benar lezat Eomma" pujinya. Tidak bohong. Makanan apapun yang ddibuatnya adalah makanan terlezat yang pernah singgah di indra pengecapnya.

"Jangan panggil dia Eomma Chaeyoung! Dia bukan Eommamu" suara berat dari seseorang yang di duga adalah Appanya, Tuan Park, membuat Chaeyoung berhenti menyuap makanannya pada mulutnya.

Appa. Seseorang yang telah memberikan nama Chaeyoung dan ada nama marga dari Tuan Park itu sendiri. Park chaeyoung.

Tuan Park masih memberikan nama itu pada Chaeyoung karna ia mengingat permintaan sang istri yang mengatakan bahwa dia ingin nama anaknya aada nama marga dari Appanya.

"Kau tidak berhak memanggil pengasuhmu dengan sebutan Eomma" Tuan Park memberikan penekanan terhadapa katanya. Matanya melihat Chaeyoung dan pengasuhnya secara bergantian.

Tatapan tajam dari majikannya membuat Yoona, pengasuhnya tertunduk takut. Tentu saja. Tatapan itu seolah berkata juga.

Tuan Park menarik tangan Chaeyoung dengan kasar. Gadis yang berusia 10 tahun ini kesakitan oleh genggaman yang membuatnya sakit.

Mendorong tubuh Chaeyoung sampai jatuh terduduk di soffa.

"Sudah ku katakan berapa kali. Dia bukan Eommamu!!" menunduk. Takut melihat mata yang terbakar api emosi dan takut mendengar suara bentakan dari sosok laki laki yang di sebutnya Appa.

Tuan Park Memegang dagu Chaeyoung dengan satu tangannya yang besar. Mengeras saat wajah Chaeyoung sudah mendongak menatap matanya.

Plaaaakkk...

Tamparan keras. Pipi mulus gadis ini memerah. Matanya juga memerah menahan tangis.

"Appa" lirihnya.

"Jangan panggil aku Appa. Kau bukan anakku"

Kalimat yang selalu terlontar dari ayah kandungnya menusuk hati paling dalam. Terluka. Tolong. Chaeyoung kecil tidak tau apa apa.

Kejadian ini tentu bukan satu dua kali terjadi. Sering. Sejak lahir Chaeyoung tidak pernah mendapat kasih sayang dari sang Appa. Mendapat bentakan dan pukulan adalah makanan sehari hari Chaeyoung yang tak pernah absen.

Rasa sakit dan menangis sudah menjadi kebiasaan bagi Chaeyoung kecil. Hal rutin yang selalu Chaeyoung rasakan dalam settiap harinya.

Yoona, pengasuh Chaeyoung. Asisten rumah tangga keluarga Park yang sudah mengenal Eomma dari Chaeyoung, juga terluka. Saat gadis kecil tidak tau apa apa selalu mendapat hal buruk dari Appa. Orang tuanya.

Yoona sudah menganggap Chaeyoung sebagai anaknya. Membesarkan dengan penuh cinta. Setidaknya jika Chaeyoung tidak mendapat kasih sayang dari Appanya. Chaeyoung masih bisa merasakan kasih sayang dari Yoona yang tulus.

Begitu juga dengan Chaeyoung. Sangat merasa bahwa Yoona adalah Eommanya. Selalu berada di saat hal buruk dan senang terjadi. Hal senang? Itu di dapatkan Chaeyoung saat ia berada dekat dengan shin hye.

"Seorang pembunuh tidak berhak memanggil seseorang dengan sebutan Eomma dan Appa"

Deepp.

Seseorang yang sangat tulus, baik dan lembut berubah menjadi sosok yang kasar. Tangannya yang dulu selalu di pakai untuk mengelus kini berganti peran menjadi memukul dan menampar. Menganggap bahwa itu adalah hal wajar.

Semenjak kepergian sang istri dari dunia, meninggalkan suami tercinta dan anak yang baru saja terlahir ke dunia. Membuat Tuan Park menggila. Sosok wanita yang yang di puja dan di cinta meninggal karna itu. Anak yang di bilang oleh Tuan Park sebagai anak pembunuh.

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang