Twenty Nine.

2.8K 297 60
                                    

#29

Hola..








Punggung itu sudah di obati, Lisa berhasil mengobati luka itu dengan baik. Walau ia meringis sendiri pada saat mengobati Chaeyoung tadi.

"Bagaimana?" Chaeyoung tersenyum.

"Yaa, lebih baik. Terimakasih Lisa" Lisa merapihkan kembali kotak P3K itu. Menyimpannya di tempat semula.

"Bagaimana keadaanmu Lisa?" sedikit menunduk, Lisa masih belum merasa dirinya aman ketika Chaeyoung bertanya demikian.

"Aku akan melindungimu, jangan pergi sendiri lagi Lisa, ajak aku. Ajak aku kemana pun kau pergi" menggenggam tangan Lisa, Chaeyoung berikan tatapan teduhnya untuk hati yang resah.

"Seharusnya kau jangan melibatkan dirimu sendiri pada hal yang berbahaya seperti itu Chaeng, cukup aku saja" Tidak, Lisa bukan bermaksud mengabaikan kebaikan Chaeyoung, tapi ia hanya tidak ingin Chaeyoung terluka karna dirinya.

Itu membuat Lisa merasa bersalah melihat luka yang didapat Chaeyoung saat melindunginya.

"Tidak. Aku akan melibatkan terus diriku untukmu. Kau.. Sahabatku Lisa" matanya sedikit berkaca-kaca saat mengingat kejadian semalam.

"Yaa aku tau, kau juga sahabatku Chaeng, tapi.."

"Aku tidak ingin kehilanganmu Lisa" Chaeyoung menyela kalimat yang akan Lisa utarakan itu. Dan mengutarakan sesuatu yang membuat Lisa menghangat.

"Cukup aku kehilangan Eomma, Yoona Eomma dan Unnie terbaikku. Jangan lagi sahabatku" Chaeyoung menunduk, ada rasa sesak dihatinya. Mengguncang ketegarannya saat ini.

Lisa melihat itu, tatapan sendu merindukan seseorang.

Padahal, apa yang  hal terbaik dalam dirinya? Pikir Lisa. Karna hadirnya selama ini hanya pengingat luka Chaeyoung secara tidak langsung.

Dan selama keberadaannya pula, Lisa belum memberikan kebaikan yang menyentuh hati Chaeyoung. Dan justru Chaeyoung lah yang selalu meberi kebaikan tak terduga pada Lisa.

"Jangan mengatakan kata mati Lisa, itu terasa menyakitkan bagi hatiku" Lisa merasakan kesedihan yang juga dirasa Chaeyoung.

Yaa kalimat itu seperti granat yang menghantam hati kala terucap.

"Maaf Chaeng"

"Apa? Maaf untuk apa?" Chaeyoung mendongak, melihat Lisa yang juga sedang menunduk.

"Maaf karna aku selalu menyusahkanmu" tangan Lisa membalas genggaman Chaeyoung erat.

Salurkan kehangatan hati yang dimilikinya.

Chaeyoung kembali memeluk erat Lisa. Hatinya kini jauh lebih menghangat melihat Lisa yang seperti ini.

"Jangan menyentuh punggungku" Chaeyoung memperingati. Ada luka disana.

Lisa terkekeh, ia membalas pelukannya pada kepala atas. Tidak menyentuh lukanya. Dan pelukan itu terasa nyaman dirasakan oleh keduanya.

<><><>

Mereka tengah makan siang di ruang makan. Masakan yang dibuat oleh berdua.

Chaeyoung tidak kuliah, sebab lukanya masih sakit dan ia akan menemani Lisa yang tidak mau kuliah.

Yaa tidak mau lagi. Ada seseorang di luar sana yang masih menghantui aktivitasnya. Menunggunya disuatu tempat.

Dan jika Lisa keluar mungkin saja orang itu akan langsung menghabisinya. Lisa sudah bertekad untuk tidak akan mati. Ia akan menemani Chaeyoung yang membutuhkannya.

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang