Twelve.

3K 380 19
                                    

12


Hari yang ditunggu datang.

Mereka kini tengah bersiap siap untuk pergi ke tempat yang chaeyoung usulkan.

COEX Aquarium di distrik Gangnam, Seoul.

Tempat yang dari dulu ingin Chaeyoung kunjungi.

Mobil sudah berjalan cepat di antara mobil mobil yang melaju juga di sampingnya. Menyetir dengan perasaan senang, karna keinginannya sebentar lagi terwujud dan di temani oleh seseorang yang di anggapnya sahabat dalam beberapa hari ini.

Sedikit aneh Chaeyoung dengan mudahnya menganggap Lisa adalah sahabatnya, bahkan memperlakukannya sangat baik. Beda halnya dengan teman teman kampusnya yang dia anggap hanya teman saja.

Chaeyoung merasa lisa adalah chaeyoung ketika dulu. Persis. Ia merasakan sesuatu yang menusuk saat melihat bola mata penuh kehancuran saat di Sungai Han tempo hari.

Ada sesuatu yang yang menyerang ingatannya saat itu, dan itu langsung tertohok pada memorinya dulu.

Maka dari itu, Chaeyoung sangat memperlakukan Lisa dengan baik, menjaganya dan melindungi jika perlu, seperti Unnienya. Chaeyoung mau hati rapuh itu tidak kembali remuk.

Tiba di dalam mall. Akuarium ini bertempat di dalam COEX mall.

Interior bernuansa biru laut ini menyambut kehadiran Chaeyoung dan Lisa. Tak sadar Chaeyoung melompat lompat kecil exited. Lisa yang melihatnya di buat kaget. Ternyata ini sisi lain dari Park Chaeyoung yang baru Lisa lihat.

Sebelumnya Lisa melihat Chaeyoung adalah sosok yang baik, kalem, dewasa dan sangat suka makan. Namun ternyata sifat kekanakannya masih ada. Ini baru masuk, belum ke dalam. Bagaimana nanti ekspresinya.

Genggaman tangan Chaeyoung semakin erat pada Lisa saat matanya dengan takjubnya melihat ke kiri dan kanan yang terdapat banyak akuarium dan ikannya yang tak kalah banyak di dalam sana.

Orang orang bilang : cara terbaik untuk menikmati lautan di kota ini adalah dengan mengunjungi salah satu dari empat akuarium yang ada di area metropolitan. Salah satunya COEX Aquarium di distrik Gangnam, Seoul. Ini adalah salah satu akuarium terbesar di Korea Selatan dengan lebih dari 40.000 makhluk dari lebih dari 650 spesies yang dipajang.

Ini benar benar membuat Chaeyoung merasa bahagia, bukan hanya Chaeyoung. Lisa yang tadinya hanya tersenyum dan tertawa melihat tingkah Chaeyoung kini tersenyum kagum bahagia karna melihat begitu banyaknya ikan dan hewan lainnya disini.

Setiap akuarium yang Chaeyoung dan Lisa kunjungi pujian pujian takjub selalu terlontar dari bibir mereka, mata mereka juga turut membulat melihat sesuatu yang belum pernah mereka temui sebelumnya.

Chaeyoung menarik tangan Lisa saat Lisa masih memandangin ikan ikan kecil berenang kesana kemari dengan lihainya.

Terowongan bawah laut, Chaeyoung mengajak Lisa kesini. Berjalan di terowongan akrilik melalui tangki berisi 2.000 ton air. Tangki ini mencakup hiu dan penyu yang berenang di sekitar pengunjung ke semua arah.

Lagi lagi mereka takjub dengan semua ini. Lisa seperti mengucap syukur karna masih di beri kesempatan hidup, jadi dia bisa menikmati ciptaan Tuhan yang sangat memukau ini.

Kini giliran, Lisa yang memegang tangan Chaeyoung saat tangan Chaeyoung terlepas dari tangannya. Di tempat yang sedikit banyak orang ini Lisa tidak mau Chaeyoung sampai hilang. Karna dari tadi Chaeyoung terus berlari kecil dari tempat sini ke tempat sana. Membuat Lisa ikut berlari karna terikat dengan Chaeyoung yang memegang tangannya.

'Ooh astaga, aku seperti sedang mengasuh bocah besar' Lisa berlari kecil karna Chaeyoung melepas tangannya. Chaeyoung berhenti di salah satu akuarium yang sangat besar.

"Waaaah daebak, ikan ini yang ingin ku lihat dari kecil" Chaeyoung terkesima saat melihat hewan besar penghuni akuarium ini berenang dengan lembutnya.

"Chaeng, jangan terus berlari" Lisa sudah ada disamping Chaeyoung dia sedikit menggerutu kesal karna Chaeyoung benar benar membuatnya lelah.

Tapi sedetik kemudian lisa terpesona dengan hewan yang sedang di tatap oleh Chaeyoung.

"Lucuu" Chaeyoung tersenyum senang melihat 2 Lumba lumba itu sedang menari di dalam air.

"Kau tau, aku ingin sekali menjadi lumba lumba" Lisa terkesiap mendengar perkataan Chaeyoung.

"Kenapa?"

"Mereka sangat lucu, dan lihatlah. Mereka berenang dan menari seperti tanpa beban hidup" Lisa mengangguk menyetujui apa yang di inginkan Chaeyoung.

Jika boleh juga Lisa ingin seperti itu.

"Aku juga sama, ingin sekali rasanya tidak mempunyai beban hidup dan hanya bersenang senang setiap harinya" nada suaranya terdengar serius. Matanya tidak lepas melihat lumba lumba itu berenang ke sana ke mari di dalam akuarium besar itu.

"Tapi tidak mungkin, karna setiap manusia pasti punya masalahnya masing masing, punya bebannya masing masing. Tuhan adil, tidak membeda bedakan si kaya dan si miskin. Besar kecilnya masalahnya Tuhan berikan tergantung kemampuan kita. Jika Tuhan telah memberi masalah untuk kita berarti Tuhan percaya bahwa kita mampu menyelesaikan masalah itu"

Lisa tertegun dengan kalimat dewasa yang baru saja Chaeyoung ucapkan. Benar benar bijak.

"Itu kata Unnie hehe" Chaeyoung sedikit tertawa, karna kecil kemungkinannya jika itu berasal dari ucapannya sendiri.

Lisa mendengus kesal, baru saja di puji. Tapi perkataan itu memang benar adanya. Tapi tunggu..

"Kau sering sekali mengatkan Unnie, siapa unn- Hyaaaa jangan lari lagi" ucapannya terpotong saat bocah besar itu kembali berlari kecil untuk melihat akuarium lainnya. Lisa mengikuti arah Chaeyoung pergi.

___

Di mall ini Lisa dan Chaeyoung sedang makan siang mendekati sore. Berjam jam berada di dalam sana membuat mereka lupa dengan perut mereka yang belum di isi. Dan dengan sangat tumbennya Chaeyoung tidak merasa lapar, padahal dia yang terlihat sangat menyukai makan.

"Apa kau sesenang itu Chaeng?" Lisa bertanya saat Chaeyoung sedang memakan makanannya. Ah lucu sekali.

"Tentu saja, aku sangat senang. Terimakasih Lisa" tatapan matanya penuh kesenangan. Raut wajahnya benar benar bahagia.

"Aku yang harus berterimakasih. Karna kau telah mengajakku" Lisa lah yang bahagia disini. Jadi Lisa jugalah yang harus berterimakasih atas semuanya, Chaeyoung benar benar telah mengubah hidupnya.

"Aah tidak tidak, aku yang harus berterimakasih"

"Aku Chaeng, aku yang berterimakasih"

Mereka terus melakukan hal seperti itu, sampai tawa dari mereka menghentikannya. Mengucapkan kata terimakasih memang tidak ada habisnya.

Mereka saling berterimakasih atas kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini.

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang