Fourteen.

2.7K 364 24
                                    

Vote.
14


Chaeyoung dan Lisa ikut duduk di depan pintu persalinan. Sang suami sedang menemani istrinya melahirkan. Entahlah Lisa dan Chaeyoung saja tidak tau mereka ini siapa. Tapi rasa empati yang tinggi membuat Lisa dan Chaeyoung tetap berada disini.

Raut wajah cemas, panik dan takut menyatu. Bibir dari kedua gadis yang tengah duduk beerbarengan ini bergetar.

Kaki dan tangannya juga tidak bisa diam dari tadi. Lafalan doa terus mereka ucapkan untuk sang eomma bisa melahirkan dengan lancar, dan sang anak selamat.

Tolong, berada di sini beberapa menit membuat Chaeyoung dan Lisa sangat khawatir, karna dari tadi belum ada seorang pun yang keluar dari ruangan itu.

-

Suara teriakan bayi sudah terdengar. Kecemasan mereka sedikit berkurang. Tapi suara teriakan dari tuan itu juga ikut terdengar jelas dari sana.

Chaeyoung dan Lisa saling berpandangan, meminta lawan tatapnya untuk mengatakan sesuatu. Tapi sepertinya dari mereka menyiratkan sesuatu yang 'tolong jangan sampai ini terjadi'.

Lebih dulu Lisa memutuskan kontak mata mereka, berdiri dan mendekati ke pintu putih yang masih tertutup.

Tak lama seorang suster keluar dari balik pintu itu, Lisa langsung menyerang suster itu dengan berbagai pertanyaan. Sang suster tidak menjawab karna mungkin dirinya juga sedang panik. Dapat dilihat dari caranya dia berdiri di depan Lisa dengan gusar.

Sampai tak ada jawaban yang membuat Lisa puas, Lisa memutuskan untuk masuk kedalam. Memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Disusul dengan Chaeyoung yang juga sama paniknya dengan Lisa.

"Kenapa? Ada apa?" pertanyaan Lisa saat sudah berada di dalam ruangan.

Terlihat jelas di sana tuan itu sedang memeluk tubuh sang istri dengan tangis dan teriak yang menyertainya. Itu semua membuat Chaeyoung dan lisa menjadi sangat panik karna tidak ada yang menjawab pertanyaan Lisa tadi.

Sampai seorang dokter mendekati Lisa dan Chaeyoung yang berada di depan ranjang istri dari suami tuan tersebut.

"Apa yang terjadi?" lisa meninggikan nada suaranya dan membuat Chaeyoung di sampingnya menjadi takut.

"Maaf. Anaknya selamat, tapi kami tidak bisa menyelamatkan nyawa sang ibu. Tubuhnya sangat lemah tadi saat proses lahiran, dan dia mengalami pendarahan"


Lisa dan Chaeyoung tidak percaya dengan perkataan itu, Chaeyoung menatap tubuh yang sudah tidak bernyawa dengan tatapan sulit di artikan.

Sedetik kemudian Chaeyoung berteriak histeris.

"AAARGHHHH AANNI, AANNDWEE"

Chaeyoung memegangi kepalanya yang rasanya seperti ingin meledak. Lisa yang ada disampingnya terkejut dan panik mendengar chaeyoung.

"Chaeng kenapa?" Lisa memegangi kedua pundak Chaeyoung agar dia berhenti memukul mukul kepalanya.

"Hey tenang lah. Ada apa?" wajah panik lisa semakin bertambah 50% saat Chaeyoung kini sudah duduk di ubin lantai, sekarang dia tengah memukul mukul dadanya, merasakan sesak sekaligus sakit pada dadanya.

Lisa memegangi kedua tangan Chaeyoung agar berhenti melukai dirinya sendiri, mentap tajam padanya yang sedang menunduk mengeluarkan tangis perihnya.

Kajadian itu membuat dokter dan suster itu menatap iba pada Chaeyoung. Pasalnya tangisnya lebih dahsyat dari sang suami yang ditinggalkan.

Lisa berfikir bahwa Chaeyoung memiliki hubungan keluarga dengan wanita yang sudah tidak bernyawa itu. Karna tidak mungkin jika tidak ada hubungannya, Chaeyoung menangis seperti kesetanan.

Lisa langsung memeluk Chaeyoung, tidak peduli dengan berontaknya yang melukai tubuhnya dengan pukulan keras yang Chaeyoung lakukan.

Lama memeluk tubuh Chaeyoung yang tak mereda tangisnya, tiba tiba saja tubuh bersandar lemah dalam dekapan Lisa. Kepanikan terjadi lagi ketika Lisa sadar bahwa Chaeyoung tak sadarkan diri.

"Dokter tolong!!!"

____

"Ada apa denganmu Chaeng?" duduk disamping ranjang chaeyoung, Lisa tidak tau apa yang terjadi pastinya pada Chaeyoung.

Gadis berpipi chipmunk ini sudah hampir 45 menit tidak sadarkan diri. Dokter bilang Chaeyoung kelelahan, terlalu banyak pikiran.

Wajahnya pucat pasi. Lisa belum pernah melihat wajah yang seperti ini pada Chaeyoung. Tubuhnya terbujur lemah dengan selimut yang menyelimuti hingga dadanya.

Yaa memang, sudah beberapa kali Lisa memergoki Chaeyoung terus melamun, menatap kosong pada arah di depannya. Tapi setiap kali Lisa bertanya Chaeyoung selalu terlihat baik baik saja. Dan Lisa pikir juga Chaeyoung memang baik baik saja.

"Aiissh ternyata sudah jam 10 malam"

Baru sadar, Lisa mendesah pelan ketika waktu sudah semakin malam. Masih memakai baju yang sama dengan yang tadi siang.

"Chaeng, bangunlah. Kau membuat ku khawatir"

Tok tok tok...

Suara pintu di ketuk membuat Lisa mengalihkan perhatiannya pada pintu yang masih tertutup.

Dengan langkah lelah, Lisa coba meraih gagang pintu itu untuk melihat siapa seseorang yang mengunjunginya malam malam seperti ini.

Dan perasaan juga Lisa tidak mengenal siapa siapa keluarga lisa.

'Aish bodoh, kenapa tidak bertanya pada chaeng tentang keluarganya sih. Dasar aku tidak peka' kesal sendiri saat merasa diri benar benar bodoh.

Pintu terbuka. Menampilkan seseorang yang kacau keadaannya. Seseorang yang tidak asing bagi Lisa. Karna baru saja mereka bertemu.

"Iya Tuan ada apa?" seorang Tuan yang baru saja kehilangan istrinya.

"Boleh aku masuk?"

"Aah tentu, silahkan" membuka pintu sedikit lebar, Lisa memberi jarak agar tuan ini bisa masuk kedalam.

Tuan ini sedang melihat keadaan Chaeyoung yang masih terpejam matanya.

"Apa dia kenal dengan istriku?" Tuan ini memulai pertanyaannya dengan sorot mata yang belum teralihkan.

"Aku tidak tau, ku kira iya. Dan Tuan juga tau"

"Tidak. Kami juga baru bertemu dengan kalian" matanya kini melihat ke arah ku dengan tatapan bingung.

Lisa tak kalah bingung. Lalu apa arti dari kejadian tadi?

Painful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang