#1: Di Suatu Pagi Yang Cerah

236 9 2
                                    

Tempat: Komplek Wakandah
Waktu: Pagi hari
Suasana: Sunyi

***

Di suatu pagi yang amat cerah ini, seperti judulnya, komplek terlihat sunyi dan sepi. Ya, karena hari ini adalah hari Senin, bukan Harry Potter apalagi Harry Styles, para warga sibuk bekerja di tempatnya masing-masing. Tak terkecuali Andre, yang baru saja diterima di perusahaannya Cak Lontong yang tak lain dan tak bukan adalah mantan bosnya Darto. Dia diterima di kantor itu juga karena dorongan temannya sendiri. Iya. Didorong-dorong di depan pintu ruang kerja pas mau menghadapi Ibu HRD-nya karena takut gak diterima. Tapi untungnya, dia bisa diterima di sana. Bukan karena keterampilannya, tapi karena dia ganteng. Begitulah kata sang Ibu.

Bisa ae, tinta printer.

Sembari menyeruput kopi di teras rumah, pandangannya teralihkan ke seorang manusia yang tengah menangis sesenggukan di pinggir jalan. Ya, orang itu adalah Vincent. Penasaran, Andre pun langsung menghampirinya.

"Haduh, Vinceeent... Vincent... Gue bilang juga apa. Jangan kebanyakan dengerin lagu Didi Kempot, jadi sadboy kan, lu?" ujar Andre sambil menepuk-nepuk pundaknya sendiri.

Eh, pundaknya Vincent.

"Heh! Gue nangis bukan karena dengerin lagu! Hu hu hu" bantahnya.

"Terus?"

"Gue abis ditolak sama cewek gue  semalem"

"Lah? Kok bisa? Jelek aja kagak"

"Jadi, semalem itu, gue mau nembak cewek gue di taman. Eh, gue nembaknya nggak pake bunga atau boneka, tapi pake pistol air. Akhirnya dia jadi bete karena bajunya basah terus nolak gueee... Huweeee"

"Ya lagian elunya juga, sih. Nembak cewek pake pistol air. Untung gak pake pistol beneran. Bisa modar dia"

Andre mendekati Vincent dan kembali menepuk-nepuk pundaknya.

"Udahlah. Lupain aja. Cewek jomblo di komplek ini kan banyak. Tinggal cari yang cocok aja buat lu. Udahan ah, nangisnya! Pagi-pagi udah nangis aja kayak bocah gak dikasih uang jajan sama emaknya" ujar Andre.

Kemudian, Darto yang sedang lari pagi menghampiri mereka berdua.

"Eh, rame amat. Gak ada yang mau mutualan, apa?" sahutnya.

Andre cekikikan.

"Ah, udah kayak anak Twitter aja lu, minta mutualan" katanya.

"Hehehe, biar lucu. Eh, Pak Haji, bukannya hari ini lu masuk kerja?" tanya Darto.

"Eh?! Udah jam berapa sekarang?!"

"Jam 08:55"

"Astaghfirullah, gue udah telaat!! Ya udah, kalo gitu gue siap-siap dulu, ya!"

"Ya udah, cepetan sana!"

Andre pun langsung berlari sekencang larinya Naruto menuju rumahnya.

"Oh iya, Pak. Gimana akun IG kita? Udah balik, belum?" tanya Vincent kepada Darto.

Jadi, beberapa hari yang lalu, para member Geledek Squad sempet bikin akun Instagram biar bisa berkomunikasi dengan penggemarnya, sekaligus untuk menerima endorse dari pedagang online. Biasa, udah jadi YouTuber tenar, setenar Atta Halilintar. Tapi, semenit kemudian, tiba-tiba akunnya dibajak sama orang tak dikenal, menyebabkan akunnya menghilang entah dibawa kemana sama orang itu.

"Alhamdulillah, barusan balik tadi pagi" ujar Darto.

"Oh. Alhamdulillah ya kalo begitu. Kalo hilang selamanya, bisa-bisa kita gak dapet endorse-an lagi, dong"

"Ya iyalah"

Dengan tergesa-gesa, Andre berlari keluar dati rumah sambil berseru, "Guys! Gue pamit kerja dulu, ya! Jangan ada yang kangen sama gue!"

"Selow, Pak Haji! Gak bakal ada yang kangen sama lu!" seru Vincent.

***

"Eh, Pak Darto. Bener ya The Comment pamit?"
- Vincent

"Masa sih? Ah, paling pamit ke warung doang, bentar"
- Darto

"Yah, mulai gak nyambung, lu"
- Vincent















Hai guys! I'm back!

Tak terasa ya, Geledek Squad udah setahun aja pas bulan puasa kemaren. Gimana guys, udh pada kangen, gak, sama Darto dkk? Hehe. Oh iya, nanti siang episode berikutnya bakal di-up lagi, lho.

Enjoy, gaes!

Geledek Squad 3.0: Anggota Ketujuh ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang