#8: Pindahan

50 2 0
                                    

Tempat: Komplek Wakandah
Waktu: Sore hari
Suasana: Cukup ramai

***

Sore harinya.

Surya akhirnya jadi juga pindah ke komplek Wakandah! Dengan dibantu Omesh, dia menurunkan kardus dan koper berisi barang-barangnya dari angkot. Udah kayak orang mudik aja, ya. Tak lama kemudian, mereka dihampiri oleh Bu RT yang baru aja pulang dari kelas yoga.

"Eh permisi. Kalian siapa ya?" tanya Bu RT.

"Oh. Saya Surya, Bu. Ini temen saya, Omesh" jawab Surya.

"Ooh. Saya Bu Hesti, Bu RT di sini"

"Ah! Ketebalan, eh, kebetulan. Saya mau nanya, Bu. Di sini ada kontrakan kosong, gak ya?"

Tiba-tiba Bu RT terdiam sambil memikirkan sesuatu.

"Hm... Ada sih, satu. Di kontrakan punya Cing Abdel. Kenapa emangnya?" tanyanya sambil berkacak pinggang.

"Nah, kebetulan temen saya ini mau tinggal di sini, jadi dia nyari-nyari kontrakan di sini sekalian pindahan, gitu loh, Bu" papar Omesh.

"Oh? Warga pindahan?" tanya lagi Bu RT.

Surya pun mengangguk.

"Pindah dari mana?" tanya Bu RT lagi dan lagi.

"Dari komplek Hulek, Bu" jawab Surya.

"Ooh. Kayaknya banyak banget ya, warga dari komplek Hulek pada pindah ke sini. Itu komplek lagi kenapa, sih?"

Omesh menyahut, "Tetangganya tukang marah-marah semua, Bu. Kayak nama kompleknya"

Bu RT tertawa syantik.

"Ya udah. Kalo gitu, kalian tinggal ke rumahnya Cing Abdel, yang warnanya pink, nanti kalian bisa tanya-tanya ke beliau sekalian ditunjukkin ke kontrakannya. Oh ya, jangan lupa, abis ini kalian ngurus izin tinggalnya, ya, ke rumah saya yang warna ijo lumut. Oke?" ujarnya.

"Oke, Bu!" kata Surya dan Omesh serentak.

Kemudian, merekapun langsung pergi meninggalkan Bu RT.

***

Tempat: Depan rumah Cing Abdel
Waktu: Masih sore
Suasana: Ya gitu lah...

Akhirnya, Surya dan Omesh sampai di depan rumahnya Cing Abdel, sang juragan kontrakan. Terlihat di rumah itu, Cing Abdel sedang menyiram tanaman.

Tanaman kaktus.

Ya Allah, itu taneman kaktus ngapain disiram, sih? Kayak gak ada kerjaan aja, batin Surya.

"Eh? Ade tamu?" ujarnya terkejut.

Kemudian, Cing Abdel menaruh selangnya di tanah lalu berjabatan tangan dengan Surya dan Omesh.

"Dengan mas siape ini?" tanyanya.

"Saya Surya" jawab Surya.

"Saya Omesh" jawab Omesh.

"Dan kami berdua... Andre Taulany!" candanya serentak.

Cing Abdel malah ketawa.

"Hahaha, ade-ade aje lu pade. Kek orang kampanye" katanya.

"Oh ya, Cing. Bener Encing ini yang punya kontrakan di komplek ini?" tanya Surya serius.

"Iye. Saye nyang punye. Kenape?"

"Nah, kebetulan nih, Cing. Saya mau tinggal di sini"

"Nah! Kebetulan juga, ntu! Di kontrakan aye, ade satu nyang kosong"

Surya pun girang.

"Cakep dah kalo gitu! Em... Kira-kira, berapa per bulannya, Cing?" tanyanya lagi.

"Murah, mas. Dua ratus ribu aje" jawab Cing Abdel.

Surya hanya mengucap "oh" saja sambil mengangguk.

"Oh ya, Cing. Ngomong-ngomong, kontrakannya dimana?" tanya Omesh.

Cing Abdel lalu menunjuk ke sebuah kontrakan tiga pintu di seberang rumahnya.

"Tuh" jawabnya singkat.

Kemudian, Surya dan Omesh berterima kasih kepada Cing Abdel dan bergegas ke kontrakannya.

Sesampainya di kontrakan...

"Eh, Omesh, gue baru inget. Gue belum sholat Ashar. Di sini ada masjid juga gak, ya?" tanya Surya.

"Sekilas, sih, sebelum kita ke sini ada mesjid warna putih. Kalo gak salah, namanya masjid Al-Barokah" jawab Omesh.

"Oh, yang di sebelah kanan lapangan bulutangkis?"

"Iya"

"Oh, kalo gitu, gue ke sana dulu. Lu jangan kemana-mana. Di sini aja kayak acara Ini Talkshow"

"Siap, bosque"

Surya pun lalu meninggalkan kontrakan tersebut.

***

Tempat: Masjid Al-Barokah
Waktu: Masih sore juga
Suasana: Lumayan sepi

Setelah berwudhu, Surya langsung masuk ke dalam masjid dan melaksanakan sholat Ashar dengan khusyuk. Terlihat di masjid hanya dia seorang diri. Mungkin sholat Ashar berjamaah-nya udah kelar beberapa jam yang lalu.

Tak lama kemudian, datanglah Andre. Tiba-tiba, ia tertegun melihat Surya sholat sendirian. Lalu ia pun duduk di sampingnya.

Sape nih? Warga baru, ya?, batinnya.

Usai mengerjakan sholat, Surya lalu berdoa dengan khusyuk. Bahkan saking khusyuknya, matanya sampai berkaca-kaca, entah apa isi doanya. Andre pun juga begitu. Setelah berdoa, Surya pun menoleh ke arah Andre dan terkejut.

"Lho? Bang Andre?" ucapnya.

Gak pake lama Surya pun langsung mencium tangan Andre.

"Warga baru?" tanya Andre spontan gak pake uhuy.

"Iya. Baru aja pindah dari komplek Hulek, bang" jawab Surya.

"Oh. Tinggal dimana?"

"Di komplek Wakandah, lah, bang"

"Iya, tahu. Maksudnya tinggal di rumah atau kontrakan mana?"

"Oh, tinggal di kontrakannya Cing Abdel, bang"

"Wah, berarti kamu tetanggaan dong sama Vincent dan Desta"

"Hah? Serius, bang?"

"Iya"

"Wah... Alhamdulillah ya, bisa tetanggaan sama idola"

"Iya. Eh tunggu. Idola? Kamu ngefans sama Geledek Squad?"

"Iya, bang. Saya fans berat gengnya bang Andre"

"Oalaaah... Baru kali ini saya sekomplek sama fans, hehe"

"Iya, hehe"

"Oh ya, kamu ke sini sendirian?"

"Gak. Sama temen saya. Tapi dianya lagi di kontrakan situ"

"Oh, gitu"

Kemudian, merekapun terdiam sambil mesem-mesem sendiri.

"Ya udah, nanti kita ngobrol lagi, ya? Saya harus ngajar bocah-bocah ngaji" ujar Andre.

"Oh, baik, bang. Kalo gitu, saya pamit dulu" kata Surya.

Setelah obrolan tadi, mereka kemudian berpamitan. Hari ini menjadi hari yang tak terlupakan bagi Surya. Bisa satu masjid sama Andre sekaligus bakal tetanggaan sama Vincent dan Desta.

Ah, pokoknya si Surya itu fanboy goals banget, deh!

***

"Alhamdulillah ya Allah, berkah di hari Sabtu"
- Surya

















Enjoy, gaes!

Geledek Squad 3.0: Anggota Ketujuh ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang