PROLOG

138K 8.2K 510
                                    

Ketukan sepatu hak tinggi menggema di penjuru lorong perusahaan JJ Corp. Wanita manis berusia 23 itu melangkah dengan pandangan lurus ke depan, dan punggungnya yang tegap.

Di balik itu, ia menyimpan sejuta rasa lelah dan sakit yang akan ia hilangkan hari ini.

Tungkai jenjangnya telah sampai pada pintu kayu yang berdiri kokoh. Bibirnya terangkat saat mengetahui bahwa ruangan di hadapannya saat ini adalah tempat yang nyaris setiap hari ia kunjungi.

Usai menghela napas dalam, dengan jemari mengepal kuat, tangannya lekas mendorong pintu hingga menunjukkan presensi sang pria yang tengah duduk di meja kerjanya.

Sayangnya, yang fokus tertangkap oleh maniknya kini ialah seorang wanita berpakaian seksi yang tengah duduk di pangkuan prianya dengan bibir saling bertautan.

“Jeon Jungkook,” panggilnya. Berusaha bersikap biasa saja, wanita itu tersenyum pahit manakala pria bernama Jungkook terkesiap dan mendorong wanita sekretaris di pangkuannya.

“Park Jihye ... sudah kukatakan berapa kali padamu untuk mengetuk pintu lebih dulu!” katanya dengan nada dingin.

Ya, Park Jihye. Wanita itu melipat kedua lengan di depan dada, enggan berjalan mendekat ke arah dua orang yang ketahuan bercumbu di dalam kantor.

“Aku sudah mengetuknya, tapi tidak ada respons,” jawabnya santai. Berbohong, tentu saja.

Jihye terlalu banyak berbohong pada perasaannya. Maka dari itu, berbohong pada Jungkook pun baginya tidak begitu masalah.

Tatapannya berjalan menuju sekretaris Jungkook yang menunduk sambil mengulum bibir.

Beedeham singkat, Jihye kemudian tersenyum tipis. “Yu Minjae ... bisa keluar sebentar?”

Wanita setahun lebih muda dari Jihye itu mengangguk, lantas melirik Jungkook yang juga menatapnya sebelum melangkah keluar ruangan.

Satu menit Jihye biarkan ruangan dalam keadaan hening. Kemudian ia melangkah mendekati Jungkook dan melepas sesuatu di jarinya.

“Sesuai kemauanmu sejak dulu,” Jihye meletakkan cincin cantik yang sudah enam bulan melingkar di jari lentiknya, “kita sudahi semua ini.”

“Maksudmu?”

Tangannya menyugar surai sesaat, kemudian menjilat sudut bibir tipisnya. “Kau tidak mengharapkan tunangan ini, ‘kan? Ayo, sudahi semuanya. Bilang pada mama dan papa kita bahwa tidak ada cinta di hubungan ini.”

Pria itu menyeringai tipis, lalu berdecih. “Kau menyerah juga sekarang?” tanyanya memberi tatapan remeh.

Jihye menatap dalam. Kepalanya mengangguk meskipun skeptis. “Aku menyerah. Selamat tinggal,” katanya lantas berbalik dan keluar dari ruangan Jungkook untuk terakhir kalinya.

Langkahnya melemah saat Jihye berhasil menutup pintu. Wanita itu mendongak sejenak, menghentikan cairan asin yang hendak membasahi pipinya.

Dan ketika ia ingin kembali melangkah, bersamaan dengan itu ia bertemu tatap dengan Yu Minjae.

Mematri senyum hangat, Jihye berjalan mendekati wanita cantik di seberangnya. “Minjae, wanita cantik dan baik sepertimu ... pantas mendapatkan pria mapan seperti Jungkook.”

Jihye menyelipkan surai Minjae ke belakang telinga, lalu mengusap pipi wanita sekretaris itu dengan lembut. “Tidak ada yang menghalangi hubungan kalian lagi sekarang. Selamat, ya!” ujarnya meninggalkan senyum manis yang membuat Minjae merutuki kebodohannya.

———

Yo Mamen, aku kembali dengan cerita baru yang selalu disisipi oleh wanita lain di antara hubungan kapal kalian ini.

-10 Oktober 2019
ymowrite

Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang