Karena double update, jangan lupa 1K komen ya biar rame ^^
Mulutnya mengatup rapat usai ia melakukan kesalahan. Bibirnya ia kulum dengan perasaan tak menentu, pun Jihye tidak berhenti merutuki dirinya sendiri.
"Kau bilang apa? Anak sendiri? Kau ... kau hamil?"
Jihye menelan ludah, kemudian buru-buru menggeleng. "T-tidak. Maksudku ... Kak Jung 'kan seperti om-om mesum," jawabnya skeptis. Wanita itu lekas berdiri dari kursi ruang makan, menggaruk pelipis yang tak gatal, lalu berdeham kecil manakala Jungkook memijat pangkal hidung. "Aku pulang saja, deh. Ini sudah nyaris pukul lima pagi. Aku takut mama dan papa mencemaskanku."
Tungkainya melangkah lambat saat ia hendak melewati Jungkook yang masih menunduk sebab menahan pening. Lalu Jihye terpaksa menghentikan langkahnya ketika Jungkook memegang lengannya. "Kau hamil?" tanyanya lagi—kini lebih lembut.
Kepalanya menggeleng cepat. Jihye melepas tangan Jungkook yang mencengkeram lengannya, lantas menatap Jungkook gusar. "S-siapa yang hamil? Aku? Tidaklah! Memangnya aku hamil dengan siapa? Jimin BTS?"
Jungkook berdiri dalam jarak dekat. Tangannya bergerak menyentil kening Jihye. "Mana mau Jimin BTS menghamilimu," katanya serak. Suasana berubah dingin bagi Jihye manakala Jungkook kian menghapus jarak. Satu tangan pria itu mengusap pipi kiri Jihye sebelum menarik dagunya untuk mendongak menatap Jungkook. "Apa kau pernah melakukannya dengan Taehyung?"
"APA?!" Jihye memekik terkejut usai mendengar pertanyaan sinting Jungkook.
Wanita itu hampir menepis tangan Jungkook karena jengkel dengan tuduhan Jungkook, namun wanita itu kalah cepat dengan pergerakan Jungkook yang mengapit pinggangnya. "Kalau begitu ... kusimpulkan kau hamil anakku," lanjut pria Jeon itu.
Kedua mata Jihye terbelalak tak menyangka. Ditatapnya Jungkook yang tengah berusaha memeluknya, tapi Jihye berulangkali memberontak dan berujung wanita itu terhuyung ke belakang—sontak membuat Jungkook spontan menarik kuat lengan sang wanita hingga keduanya saling memeluk satu sama lain.
Jihye memejamkan matanya dengan degup jantung yang terbilang cepat. Ia nyaris terjatuh kalau saja Jungkook tidak menolongnya, pun itu sangat berbahaya untuk dirinya jika Jungkook tidak bergerak cepat.
"Kau bertambah gemuk ... apakah karena kau hamil?"
Jihye tersadar dalam pejaman matanya. Wanita itu buru-buru mendorong bahu Jungkook sampai pelukan itu terlepas. "Aku tidak hamil!" jawabnya sedikit berteriak. "Aku lelah, mau pulang." Usai mengatakan kalimat itu, dan melihat Jungkook dan dirinya yang jaraknya sangat jauh, Jihye mengambil kesempatan untuk keluar dari ruang makan dan melangkah lebar menuju pintu utama.
"Jangan lupa makan apa pun yang dapat meredakan pengar!" seru Jihye sebelum benar-benar kabur dari jangkauan Jungkook.
Wanita Park itu memegangi dadanya yang naik turun akibat berlari dari Jungkook. Napasnya kian berubah normal ketika ia telah keluar dari apartemen Jungkook. Akan tetapi, baru ia melangkah tenang menuju elevator, rungunya tak sengaja menangkap pembicaraan seorang wanita dengan ponsel yang menempel di telinga.
Jihye jelas tahu siapa pemilik suara tersebut. Maka dengan melangkah pelan, Jihye mendekati ujung elevator; di mana wanita itu tengah bersembunyi sambil menghubungi seseorang.
"Aku tidak mau tahu. Kau harus menyelesaikan semuanya dalam waktu dekat." Jihye menjilat sudut bibirnya. Keningnya mengerut bingung sebab ia tak tahu apa yang tengah wanita tersebut bahas. "Ya, ya ... aku akan membayarmu dua kali lipat lebih banyak. Tenang saja, kau tahu siapa kekasihku, 'kan?"
Tanpa sadar Jihye tersenyum remeh. "Sekarang kau bisa menyebut Jungkook dengan embel-embel kekasih, ya, Yu Minjae?" bisiknya pada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiance ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Aku menyerah. Selamat tinggal." Adalah kalimat terakhir yang keluar dari bibir tipis Park Jihye sebelum melangkah meninggalkan Jeon Jungkook yang mematung di ruang kerjanya.