44

34K 4.1K 813
                                    

Haiii ... kalian voter ke berapa nih???


Burung-burung berkicau di atas cerahnya langit pagi ini, mengiringi alunan musik beserta tawa seluruh orang yang mengisi altar dengan Jihye dan Jungkook yang berdiri di tengah kerumunan.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya terjadi juga. Rasanya benar-benar seperti mimpi bagi Jihye saat Jungkook memasangkan cincin berlian di jari manis kanannya, disusul ciuman lembut yang ditonton oleh banyak teman-teman mereka.

Satu buket bunga di genggaman Jihye menjadi bukti nyata selain cincin yang melingkar. Senyum itu tak kunjung memudar, apalagi tangan Jungkook yang terus memeluk pinggulnya dengan posesif.

"Sejak dulu aku memimpikan pernikahan seperti ini," kata Jihye setengah berteriak sebab nyanyian orang-orang membuat suaranya mengecil. "Terima kasih karena sudah mewujudkannya. Aku mencintaimu."

Jungkook menggigit bibir bawahnya malu. Tidak hanya satu atau dua kali telinganya berubah merah saat mendengar Jihye menyatakan perasaannya—meskipun Jungkook sudah betul-betul tahu akan perasaan Jihye padanya.

"Kau senang?"

Jihye memukul lengan Jungkook. "Tentu saja!" wanita Park itu berjinjit untuk mengecup pipi Jungkook, kemudian terkekeh senang untuk mengutarakan isi hatinya saat ini. "Aku pikir pernikahan kita hanya ada dalam mimpiku dan tidak akan pernah terjadi. Tapi kau mewujudkannya untukku. Terima kasih, Daddy Jeon."

Jungkook menjilat bibir bawahnya, lalu mengerjap sejenak. "Kau memanggilku apa?" tanyanya mencoba memastikan.

"Daddy Jeon."

Jungkook mengangguk. "Bagus. Aku menunggumu memanggilku seperti itu saat aku berada di atasmu," katanya. Jihye mengernyit tidak paham, ditambah suara bising teman-temannya membuat kepalanya sulit untuk mencerna kalimat yang Jungkook ucapkan. "Nanti malam. Biasanya orang-orang setelah menikah akan melakukan seks. Aku di atasmu, kau di bawahku. Kau hanya boleh mendesah dan memanggil namaku dengan seksi."

Jihye refleks memukul dada Jungkook karena otak cabul pria itu. "Mesum!" ujarnya. Jungkook hanya bisa terkekeh setelah melihat wanita yang baru saja menjadi istrinya itu kini memanyunkan bibir lantaran kesal.

"Omong-omong, mama terlihat senang sekali." Jungkook mencari bahan obrolan lain. Matanya menatap ke arah sang mama yang tengah berbincang dengan salah satu rekan bisnis lamanya sambil terus mengulas senyum. Jihye pun sontak mengikuti arah pandang Jungkook dan tersenyum hangat. "Aku tidak pernah melihat mama sesenang itu sebelumnya," lanjut pria itu tepat di telinga Jihye.

"Mama menunggu momen ini, benar?" tanya Jihye. Pun Jungkook mengangguk untuk membenarkan.

"Sejak dulu rupanya aku cuma bisa membuat mama marah dan menangis. Bisa-bisanya aku menyakiti dua wanita yang paling aku cintai selama ini." Jihye mencelus mendengarnya. Namun, saat ia hendak menghibur Jungkook dengan lawakan, MC mendadak bersuara dan memberi tahu bahwa sebentar lagi Jihye dan Jungkook ditugaskan untuk melempar bunga yang ada di genggaman wanita Park tersebut.

Jihye dan Jungkook terpaksa memutar badan untuk membelakangi tamu-tamu undangan. Sebelum melempar bunga, Jungkook menyempatkan diri untuk berbicara sedikit keras. "Siapa pun yang menerima bunga ini, aku harap kisah cintanya jauh lebih baik daripada kita."

Bunga itu kemudian dilempar dan jatuh ke tangan Kim Taehyung. Tepat sekali—atau mungkin kebetulan yang sebenarnya sudah direncanakan oleh Taehyung sebab pria itu telah berdiri tak jauh di belakang Jungkook dan Jihye.

Pasangan pengantin baru itu buru-buru berbalik dan melihat siapa gerangan yang mendapat buket bunga tersebut. Jungkook membelalakkan mata, lalu mengacungkan ibu jarinya ke arah Taehyung sembari terkekeh. "Kau akan mendapatkan wanita terbaik, Kim!"

Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang