11

47.4K 6.2K 1.4K
                                    

Buset punya pembaca gercep banget deh.

"Tetap tidak mau." Jihye mendorong dada Jungkook, lantas menjauh dari pria itu; buru-buru menuruni anak tangga.

Bergidik sendiri akan sikap sok manis Jungkook, serta mengantisipasi jika pria itu macam-macam padanya.

"Aku pulang saja, deh," katanya saat Jungkook menyusul turun. "Kerja sana! Kasihan Minjae di kantor sendirian. Dia 'kan tidak bisa apa-apa."

Sedikit membubuhi nada meremehkan, namun disertai dengan senyum manis miliknya agar Jungkook tak terlalu tersinggung.

Pada saat wanita itu menghadapkan kepala pada ruang santai apartemen Jungkook, maniknya lekas membelalak.

"Astaga ... bagaimana bisa kau membiarkan ruanganmu seberantakan itu?!" Jihye menunjuk ruang santai yang hampir mirip seperti kapal pecah.

Dengan kekesalan yang kian membuncah, Jihye berjalan ke arah sana. Wanita itu terus mendumal dengan sumpah serapah yang ia sematkan tatkala kedua tangannya bergerak lihai mengambil bantal-bantal sofa yang berserakan di atas lantai.

"Kalau seks dengan Minjae itu di kamar, bukan di sini!" tegurnya tanpa menatap Jungkook.

Kemudian mata Jihye menemukan satu seloki dan dua botol soju di atas meja. Netranya menyipit, lantas berbalik menatap Jungkook dengan dua tangan mengangkat dua botol soju yang telah kosong.

"Kau mabuk?!" tanyanya penuh selidik. Jungkook mengedikkan bahu. Kedua tangannya berkacak pinggang sembari mengamati Jihye yang bergerak mendekati dapur dan membuang botol itu ke plastik sampah. "Kemarin malam saat aku ke sini, tidak ada botol soju dan gelas di atas meja," lanjut wanita itu keluar dapur.

"Sedikit."

Jihye merosotkan rahang—memandang Jungkook tak percaya. "Dua botol kau bilang sedikit?!"

"Buktinya aku tidak mabuk," ujar Jungkook merasa benar.

Jihye berdecak, berjongkok untuk mengumpulkan kacang-kacang yang berjatuhan di atas karpet.

"Tidak mabuk tapi menghancurkan ruang santai," cibir wanita itu. "Apa yang Minjae-mu lakukan? Sebagai seorang wanita yang tinggal satu atap denganmu, dia seharusnya dapat menangani ini."

Jihye memutar kepala untuk menoleh ke arah Jungkook yang senantiasa menikmati aktivitasnya.

"Apa kau menyuruhku berdiam di sini hanya untuk ini? Membersihkan kekacauan apartemenmu atas kelakuanmu sendiri, begitu?"

Jungkook pada akhirnya berdecak kasar. "Minjae sudah datang ke kantorku pagi sekali. Mungkin dia tidak sempat membersihkannya," kata Jungkook membela sang kekasih. "Tapi kau benar. Aku menyuruhmu ke sini untuk membersihkan apartemenku."

Menggeleng tak menyangka, Jihye kemudian memberi tatapan sengit sebelum kembali meneruskan kegiatannya.

Manik tajam Jungkook terus mengawasi pergerakan Jihye yang berjongkok, membungkuk, dan berjalan ke sudut ruang santai.

Senyum tipis diam-diam ia sematkan manakala melihat wanita tunangannya itu mengerucutkan bibir dengan keringat membasahi ujung keningnya.

Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang