Hari ini bisa dikatakan adalah hari paling bahagia Jihye sepanjang ia berdua dengan Jungkook.
Setelah kemarin malam tidur dalam hangatnya sebuah pelukan, lalu terbangun dengan melihat wajah tampan Jungkook—tidak hanya itu, pernyataan tentang Jungkook yang cemburu padanya berhasil membuat separuh jantung Jihye berdegup kencang sekali.
Hari ini Jungkook mengajaknya jalan-jalan ke wahana hiburan yang kemarin ia datangi bersama Taehyung.
“Katakan padaku. Di mana saja Taehyung mengajakmu menikmati wahana?”
Mengaduk milk tea yang baru saja ia beli lima menit silam, Jihye kemudian menunjuk bianglala besar yang tengah berputar.
“Lalu?”
Jihye menggeleng. “Hanya itu,” jawabnya sembari menyedot minumannya.
Bola mata Jungkook berputar malas. “Hanya menaiki itu ... tapi kau pulang malam?”
“Kita naik itu tujuh kali putaran,” jawabnya lagi kini disertai cengiran polosnya.
Pria Jeon itu membuang napas jengkel usai mendengar jawaban Jihye. Menggenggam pergelangan tangan wanitanya,Jungkook kemudian menggiring Jihye menuju roller coaster yang terletak tidak jauh dari bianglala berada.
“Kak ... mau membawaku ke mana?” Jihye sudah lebih dulu panik manakala langkah kaki membawanya ke wahana-wahana yang mengerjai jantung. Kemudian Jihye dibuat pucat ketika melihat teriakan-teriakan yang terasa memekakkan telinga.
Sungguh, Jihye ingin kabur saja kalau niat Jungkook hanya untuk membuat Jihye mengeluarkan isi perutnya hari ini.
“Koo, kau tidak sedang berniat membunuhku, bukan?” tanya Jihye takut.
Jungkook memgulum bibir—bermaksud menahan tawa manakala melihat wajah pucat Jihye serta jemarinya yang berubah dingin saat Jungkook memegangnya.
“Kau takut?” tanya Jungkook hati-hati.
Jihye mengangguk dengan bibir terlipat ke dalam. Malu sekali karena kini Jungkook sengaja menertawakan dirinya.
Memukul lengan kekar Jungkook, Jihye kemudian melepaskan pergelangan tangannya dari cekalan Jungkook.
“Aku mau pulang saja!” pekiknya seraya berjalan menjauh dari Jungkook.
Namun, Jungkook dengan sigap menggapai kembali pergelangan tangannya. “Oke, oke, baiklah. Kita tidak akan menaiki itu semua—tidak juga dengan bianglala,” ujar Jungkook. “Pertama. Bagaimana kalau kita makan siang di sini? Setelah itu, kita akan pergi ke mana pun kau mau.”
Manik Jihye berbinar senang. “Benarkah?” Jungkook mengangguk. “Aku mau ke wisata kuliner. Ingin beli banyak makanan di sana.”
“Apa pun yang kau mau.”
....
Setelah makan siang usai, Jungkook mengajak Jihye untuk pergi menonton film bioskop sebelum benar-benar menghabiskan waktu di wisata kuliner di tempar yang Jihye mau.
Film horor menjadi pilihan Jungkook dan Jihye usai menciptakan kesepakatan bahwa tidak ada yang boleh ketakutan di dalam bioskop.
Pun Jihye membuktikannya bahwa dia berhasil. Sedikit menyesal bagi Jungkook karena membuat kesepakatan tersebut. Kalau saja tidak, ia bisa asyik menggenggam tangan Jihye sepanjang film dimulai.
Keluar dari mal pukul tujuh malam, Jungkook lekas menyetir mobilnya ke wisata kuliner yang Jihye inginkan dengan mengandalkan pengarahan Jihye.
“Kau mau makan apa, sih?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiance ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Aku menyerah. Selamat tinggal." Adalah kalimat terakhir yang keluar dari bibir tipis Park Jihye sebelum melangkah meninggalkan Jeon Jungkook yang mematung di ruang kerjanya.